Skip to main content

Saat Kami Sekeluarga Belajar Family Branding di Acara Mini PERAK


Di bulan Mei lalu, Rumah Belajar Fun House Institut Ibu Profesional Bandung yang diinisiasi oleh keluarga Firdaus Ark melakukan launching perdana. Acara launching ini diisi dengan Mini PERAK yang dihadiri oleh belasan keluarga. Siapapun bisa menjadi peserta dengan satu syarat, hadir dengan formasi lengkap ayah, ibu dan anak-anak. Untuk itu acara sengaja diadakan di hari Minggu, supaya para bapak dan ibu yang bekerja di ranah publik bisa mengikuti tanpa harus mengambil cuti. Sebelum bertemu di hari H, panitia membuat sebuah grup WhatsApp sebagai media koordinasi peserta dan persiapan acara. Ya, acara Mini PERAK bukanlah sebuah seminar parenting satu arah dimana peserta cukup duduk manis mendengarkan. Kami para peserta, diberi kesempatan untuk mempersiapkan diri dan keluarga unjuk kebolehan di Pentas Ceria, menampilkan project keluarga dalam Family Expo, perkenalan kelurga dan sharing Ramadan Project. Untuk mengikuti acara inipun, kami tidak dikenakan biaya. Yup, 100% gratis! Untuk memfasilitasi makan siang dan sebagainya, kami membagi tugas dalam membawa perbekalan. Keluarga A membawa ini, keluarga B membawa itu dan seterusnya.  Secara singkat, semangat kekeluargaan pun terjalin akrab. Padahal banyak dintara kami yang belum pernah bertatap muka secara langsung.

Gimana persiapannya? Secara pribadi, persiapan untuk acara ini saya rasakan menjadi sebuah tantangan tersendiri. Ibaratnya, ini menjadi ajang evaluasi bagi kami, sejauh mana keluarga kecil kami mengayunkan langkah bersama hingga saat ini. Pun saat menyiapkan bahan-bahan family expo, mengumpulkan foto dan menatanya, sempat membuat saya takjub, ternyata meski sederhana, cukup banyak project yang sudah dilakukan dalam keseharian. Saat suami mempersiapkan diri untuk perkenalan keluarga pun, kami berdiskusi cukup serius mengulas kembali nama hometeam, visi misi keluarga, values, golden rules dan sebagainya. Pembagian tugas pun sudah dilakukan, MeGi akan membaca doa-doa harian di Pentas Ceria, saya menyiapkan materi untuk Family Expo, sedangkan suami yang akan mempresentasikannya sekaligus perkenalan keluarga. Karena saya dan suami sama-sama suka membuat perencanaan, maka bagi kami ini tantangan yang menyenangkan!

Aneka Pentas Ceria : menampilkan Suara Anak, Project Anak dan Pentas Seni Keluarga

Hari yang dinantikan pun tiba. Karena jarak tempuh ke lokasi jauh dan cukup riskan jika mengendarai motor, kami sekeluarga berangkat bersama keluarga Rumah 3 Bintang. Setelah memakan waktu kurang lebih 1 jam, sampailah kami di lokasi acara. Acara dimulai dengan perkenalan singkat masing-masing keluarga, dilanjutkan dengan Pentas Ceria. Masing-masing anak dan keluarga unjuk kebolehan, kemudian mendapatkan poster-poster edukatif sebagai bentuk apresiasi.  Anak-anak kelompok balita menampilkan hafalan doa-doa harian dan surat-surat pendek, bermain peran serta mendongeng. Para kakak yang sudah usia sekolah menampilkan kemampuannya dalam bidang desain, memainkan biola, membuat wayang-wayang dan menerangkan tokoh-tokohnya. Tak ketinggalan remaja yang mahir di bidang fotografi, menampilkan kebolehan dengan menjadi juru kamera di sepanjang acara. Keluarga Home Sweet Home pun berhasil membius perhatian dan mengundang gelak tawa seluruh peserta saat menampilkan drama keluarga. Keluarga yang terdiri dari Ayah Indra, Ibu Wiwik, bang Farid 4 tahun, Fathin 2 tahun dan Fatih 5 bulan ini berhasil memainkan peran masing-masing dengan sangat baik, berimprovisasi dengan manis dan menghadirkan realitas Home Sweet Home yang kocak.

Beberapa keluarga sharing mengenai Family Project dan Ramadan Project-nya

Usai Pentas Ceria, acara dilanjutkan dengan istirahat sholat Dhuhur dan makan siang bersama. Para bapak dan anak laki-laki bergegas menuju masjid terdekat, para Ibu dan anak-anak perempuan pun bergantian sholat di kamar-kamar sembari mempersiapkan makan siang. Usai sholat, sajian makan siang beralaskan daun pisang yang membentang panjang pun kami nikmati bersama. Tak berselang lama, acara siap dilanjutkan kembali. Sesi berikutnya adalah presentasi family project masing-masing keluarga. Dengan waktu yang tersedia, ada 4 keluarga yang memaparkan family project dan Ramadan project yang telah dilakukan dan dirumuskan. Para peserta pun bisa saling belanja ide di sesi ini, apalagi dilengkapi tanya jawab yang langsung dijelaskan secara rinci oleh penyaji. Catatan mengenai Family Expo ini dirangkum manis oleh mba Lendy disini.

Materi Family Branding oleh Firdaus Ark Hometeam,
dilengkapi dengan penerapan di Rumah 3Bintang Hometeam
Tanpa terasa, waktu terus bergulir. Setelah beberapa keluarga memaparkan project  dan saling belanja ide, acara dilanjutkan ke materi pokok. Ya, Family Branding. Inilah yang membuat para peserta penasaran dan tergerak untuk mengikuti rangkaian acara ini sekeluarga. Materi ini merupakan oleh-oleh dari acara PERAK di Salatiga yang diikuti oleh keluarga Firdaus Ark beberapa waktu sebelumnya. Supaya makin banyak keluarga yang mendapatkan kebermanfaatannya, maka materi ini diadaptasi dan disampaikan kembali di acara Mini PERAK kali ini.

Untuk melakukan Family Branding, terdapat empat tahapan yang harus dilalui, antara lain :

DISCOVER (Menggali)

Komunikasi produktif memegang peranan penting disini. Sebelum memulai rangkaian prosesnya, langkah paling awal yang harus kita lakukan adalah membenahi pola komunikasi menjadi sebuah komunikasi produktif, terutama pada diri sendiri, pasangan dan anak. Dimulai dengan membuka obrolan santai, bersikap terbuka pada keluarga, menjadwalkan family forum di waktu yang telah disepakati bersama. Tidak menjadikannya sebagai beban, tapi justru sebuah upaya membangun tim tangguh bernama keluarga.
“Who is your customer?”
Pada tahap ini, kita perlu menentukan siapakah pelanggan utama kita. Seperti halnya dalam perdagangan, suara pelangganlah yang masukannya kerap kali didengar dan membuat kita merasa perlu untuk meninjau ulang langkah kita. Lalu, siapakah pihak yang akan kita libatkan sebagai pelanggan utama? Tentukan pihak yang memegang peranan penting dalam keberlangsungan keluarga ya. Masing-masing keluarga dipersilahkan menentukan sesuai versi masing-masing. Bagi keluarga kami, yang menjadi pelanggan utama adalah Allah SWT.
“Apa yang menjadi kekuatan kita?”
Penting bagi kita untuk mengetahui kekuatan setiap anggota keluarga dan memetakannya hingga menjadi kekuatan keluarga. Kita juga bisa mencari kesamaan masing-masing anggota keluarga. Jika anak masih kecil dan belum bisa dilibatkan dalam diskusi, libatkan dia dalam hal teknis seperti mengambil kertas maupun menghapus papan, juga sebagai pendengar. Sehingga sejak dini, anak akan memahami kalau dia pun merupakan bagian dalam sebuah tim tersebut. Untuk memetakan kekuatan, kami menggunakan tools berupa Talents Mapping dari temubakatdotcom. Sayapun perlahan mempelajari cara menginterpretasikan hasil asesmen Talents Mapping sebagai bentuk investasi untuk semakin mengenali potensi diri, keluarga dan membantu orang lain menemukan potensinya. Barangkali ada yang mau dibacakan hasil asesmen Talents Mapping-nya

Setelah saya melakukan asesmen Talents Mapping dan suami mencoba tes ST30 di temubakatdotcom, kami pun mengetahui kekuatan kami berdua dan duduk bersama untuk mendiskusikannya. Ternyata bakat futuristic yang saya miliki senada dengan peran visioner yang dominan dalam diri suami, tak heran kalau kami senang sekali membahas sebuah perencanaan ke depan.  Sedangkan bakat maximizer dan relator yang saya miliki pun saling melengkapi dengan peran mediator dan analyst yang dimiliki suami. Dan masih banyak perpaduan lainnya. Dengan mengetahui potensi kekuatan masing-masing, membantu kami untuk saling memahami dan melengkapi serta membagi peran dengan lebih tepat.

DEFINE (Menentukan)

Setelah melakukan penggalian kekuatan keluarga, langkah berikutnya adalah menentukan. Dalam tahap ini, erat kaitannya dengan citra dan pesan.
“Kita ingin dikenal sebagai keluarga yang bagaimana, ya?”
Ini citra.
Sedangkan bentuk pesan adalah :
“Jadilah keluarga yang …”
Baik citra maupun pesan inilah yang nantinya akan menghasilkan indikator atau milestones. Dicontohkan sebagai berikut : 
Citra keluarga bu Septi adalah inovatif. Maka indikator yang dicanangkan dalam keluarga adalah setiap tahun memiliki satu karya inovasi.

Lalu, apa ya citra keluarga kita? Yuk, dirumuskan.

DESIGN (Merancang)

Setelah citra dan pesan keluarga ditentukan, indikator pencapaian juga sudah dicanangkan, selanjutnya adalah menuangkannya dalam bentuk rancangan yang rinci. Dengan melengkapi poin-poin sebagai berikut :
Nama
Tagline
Cerita Latar
Logo
Busana
Dan lain sebagainya. 
Yang kami rasakan,  tujuan membuat rancangan di atas tak lain dan tak bukan adalah untuk menambah semangat dalam membangun sebuah hometeam. Atribut-atribut diatas juga akan membuat kita gampang teringatkan dan bangga atas hometeam  yang sedang kita bangun bersama.

DEPLOY (Menyebarkan)

Rancangan sudah dibuat, maka sekarang saatnya beraksi! Aktivasi bisa dilakukan dengan berbagai aktivitas. Yaitu dengan menjalankannya bersama, dan membagikan perjalanannya dalam bentuk tulisan maupun berbagi pengalaman dalam sebuah forum maupun komunitas.

Mengenai BRAND PERCEPTION
Darimanakah munculnya?
Ada dua pihak yang bisa memunculkannya. Pertama dari customer (pelanggan utama) kita, kedua, dari orang lain di sekeliling.
Family branding memang masih terdengar asing di telinga. Namun, bukankah kita sudah akrab dengan Product Branding?
Misal, En*rgen Sereal, minum makanan bergizi.
Siapa yang tidak hafal rangkaian kata tersebut? Nama produk berikut dengan jargonnya sudah sangat akrab di telinga. Ya, produsen En*rgen berhasil membuat masyarakat mengingat produknya saat berpikir mengenai minuman sereal dengan mengiklankan jargon tersebut. Siapa yang membuat product branding? Biasanya tim marketing dari perusahaan. Dan branding tersebut dibuat sesuai dengan spesifikasi produk, yang keseluruhannya dirumuskan oleh tim dalam perusahaan. Proses ini dinamakan OUTSIDE IN.

Bagaimana dengan family branding? Karena keluarga terdiri dari manusia, yang mana masing-masing memiliki peran hidup yang spesifik, maka proses yang terjadi adalah INSIDE OUT. Dimana proses yang dilakukan adalah bukan menjejali dengan berbagai karakter yang kita anggap baik, namun mengkolaborasikan potensi masing-masing anggota untuk mewujudkan sebuah tim tangguh dengan brand yang memang  “kita banget!”

Jika kita sudah memiliki sebuah brand keluarga, nama hometeam, maka menggunakannya sebagai sebuah identitas keluarga akan menjadikannya sebagai sebuah proses transfer energi. Yang akan membuat anggota keluarga semakin bersemangat untuk mengaktifkannya, dan membuat orang lain belajar dan bahkan juga melakukan family branding untuk keluarganya.  Proses ini mungkin akan berjalan panjang dan memakan waktu yang lama. Bahkan mungkin bongkar pasang. Namun mari kita nikmati bersama prosesnya. Bertumbuh bersama keluarga. Jika tidak, hasil sukses sekalipun tidak akan bermakna.

Nah, jika dirumuskan berupa poin-poin, maka tujuan family branding antara lain : 
  1. Mampu menyampaikan citra/pesan dengan jelas 
  2. Memastikan kredibilitas keluarga Anda
  3. Mampu menghubungkan seluruh anggota secara emosional
  4. Mampu menggerakkan/memotivasi seluruh anggota keluarga
  5. Memastikan terciptanya kesetiaan dan kekompakan seluruh anggota keluarga

Alhamdulillah, demikian sharing pengalaman keluarga kami dalam mengikuti acara MINI PERAK yang diselenggarakan RB Fun House dan sedikit catatan mengenai materi Family Brading yang disampaikan oleh keluarga Firdaus Ark. Jika ada yang kurang lengkap silahkan tambahkan, jika ada yang kurang tepat silahkan koreksi, melalui kolom komentar di bawah. Terimakasih.

#familybranding
#griyariset
#ODOPfor99days
#day115

Comments

  1. Mesaaa..
    Mantap pisaaaan.

    Aku mau nulis ini ga jadi jadi wae..ilmunya keburu melayang entah kemana.

    Baca punya Mesa serasa kembali ke masa itu.
    Assikk..

    Haturnuhun, Mesa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Leeeend... versi mba pasti lebih lengkap. Ayo mba ditulis sebelum makin menguap^^

      Sekaliyan buat amunisi pas FSP nanti ini mba. Tahun Baru Muharram sebentar lagiiii :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di