Skip to main content

Iduladha 1446 H dan Perjalanan Home Education


Sebagai muslim perantau, hari raya adalah momen spesial dalam perjalanan home education.
Dengan kondisi anak pertama dan kedua sudah duduk di bangku sekolah, untuk mudik ke Indonesia tentu perlu menyesuaikan jadwal libur sekolah. Durasi libur hari raya yang relatif pendek kurang memungkinkan untuk menjadi momen mudik bagi kami sekeluarga. Sehingga hari raya kerap menjadi momen untuk belajar dengan cara merayakan hari besar bersama sesama umat muslim yang berasal dari berbagai belahan dunia.

Di Iduladha tahun ini, anak-anak libur sekolah sejak H-1 hingga akhir pekan, sehingga terhitung empat hari mereka libur. Karena kondisi tersebut, kami punya cukup waktu untuk mengobrol santai tentang persiapan Iduladha. Dimulai dengan rencana hadir buka puasa bersama di KBRI saat hari Arafah, mempersiapkan pakaian dan perlengkapan salat Id untuk keesokan harinya dan meminta anak-anak untuk segera tidur sepulang dari acara buka puasa.

Di Abu Dhabi, tempat kami bermukim saat ini, salat Iduladha dimulai sekitar pukul 05.45 GST. Untuk menuju masjid tempat salat Id, kami ikut shuttle bus yang disediakan oleh pihak kampus, yang berangkat pukul 05.15 GST. Kami menghitung dan membuat kesepakatan bersama anak-anak, dihitung mundur dari pukul 05.00 kami keluar rumah hingga pukul berapa anak-anak perlu bangun tidur dan kami bangunkan.



Saat keluar rumah, langit masih gelap dengan semburat kemerahan, udarapun masih sejuk, angin bertiup semilir menyegarkan, alhamdulillah. Adik bayi digendong dengan kondisi setengah mengantuk. Kami berjalan menuju bus yang sudah menanti di Welcome Center kampus. Tak berselang lama setelah kami duduk, bus melaju ke tengah kota, menuju masjid tempat salat Iduladha.

Mayoritas penumpang di dalam bus adalah mahasiswa/i yang berasal dari berbagai negara. Juga beberapa keluarga seperti kami. Selama perjalanan, anak-anak berinteraksi dan mengamati bagaimana kakak-kakak mahasiswa/i bercengkerama dan merayakan Iduladha bersama teman-teman sesama perantauan, jauh dari keluarga besar dan negara asal.

Perjalanan berdurasi tiga puluh menit itu sampai di tujuan. Jamaah ikhwan salat di dalam masjid, sedangkan jamaah akhwat di pelataran luar. Kami mencari tempat yang masih kosong, kemudian si sulung menggelar sajadah. Berada diantara saudara sesama muslim dari berbagai latar belakang budaya, tak saling mengenal namun saling berbagi kehangatan dan bersuka cita merayakan Iduladha, cukup mengobati kerinduan kami dengan keluarga besar di tanah air. Setelah rangkaian salat Iduladha selesai, anak-anak membagikan permen dan cokelat kepada jamaah anak-anak. Sebuah tradisi yang kami dapati sejak tinggal di negeri gurun ini.  

Menjalankan Home Education di rantau, membuat kami banyak bereksplorasi dan berproses bersama anak-anak serta mengolaborasikan rencana kami dengan kearifan lokal yang ada di lokasi domisili saat ini. Teringat nasihat Ustaz @fauziladhim_baru dalam buku Segenggam Iman Anak Kita, "Jika bergabung dalam diri mereka pengetahuan agama, pengalaman religius, serta perasaan religius yang kuat, insyaAllah mereka akan menjadi pribadi kaya inspirasi, penuh semangat, serta gigih berusaha karena dorongan iman." Sebuah nasihat yang menjadi doa untuk kami aamiinkan. Baik untuk diri, anak-anak maupun saudara muslim dimanapun berada. Aamiin.


Abu Dhabi, 13 Juni 2025

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-...

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m...

Peran Teknologi dalam Menjadi Sahabat Baik bagi Seorang Ibu

Menurut KBBI, teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan. Makna yang lain adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Artinya, t eknologi erat kaitannya dengan kehidupan manusia, bukan? Hampir  semua sektor kehidupan beririsan dengan teknologi. Mulai dari pendidikan, komunikasi, kesehatan, hingga transportasi. Begitupun dalam kehidupan seorang ibu seperti aku. Apa saja manfaat teknologi yang amat lekat dengan aktivitasku? K ita bahas satu persatu yuk! Teknologi memperlancar komunikasi A ku seorang ibu Indonesia yang sejak enam tahun lalu berdomisili di luar negeri. Sebagai ibu rantau, keberadaan teknologi sangat membantu kami untuk menjalin komunikasi rutin dengan keluarga besar di Indonesia. Video call  dengan orangtua adalah aktivitas yang rutin kami lakukan nyaris setiap hari, apalagi sejak kehadiran bayi mungil di tengah keluarga kami. Kakek dan nenek h...