Di Iduladha tahun ini, anak-anak libur sekolah sejak H-1 hingga akhir pekan, sehingga terhitung empat hari mereka libur. Karena kondisi tersebut, kami punya cukup waktu untuk mengobrol santai tentang persiapan Iduladha. Dimulai dengan rencana hadir buka puasa bersama di KBRI saat hari Arafah, mempersiapkan pakaian dan perlengkapan salat Id untuk keesokan harinya dan meminta anak-anak untuk segera tidur sepulang dari acara buka puasa.
Di Abu Dhabi, tempat kami bermukim saat ini, salat Iduladha dimulai sekitar pukul 05.45 GST. Untuk menuju masjid tempat salat Id, kami ikut shuttle bus yang disediakan oleh pihak kampus, yang berangkat pukul 05.15 GST. Kami menghitung dan membuat kesepakatan bersama anak-anak, dihitung mundur dari pukul 05.00 kami keluar rumah hingga pukul berapa anak-anak perlu bangun tidur dan kami bangunkan.
Saat keluar rumah, langit masih gelap dengan semburat kemerahan, udarapun masih sejuk, angin bertiup semilir menyegarkan, alhamdulillah. Adik bayi digendong dengan kondisi setengah mengantuk. Kami berjalan menuju bus yang sudah menanti di Welcome Center kampus. Tak berselang lama setelah kami duduk, bus melaju ke tengah kota, menuju masjid tempat salat Iduladha.
Mayoritas penumpang di dalam bus adalah mahasiswa/i yang berasal dari berbagai negara. Juga beberapa keluarga seperti kami. Selama perjalanan, anak-anak berinteraksi dan mengamati bagaimana kakak-kakak mahasiswa/i bercengkerama dan merayakan Iduladha bersama teman-teman sesama perantauan, jauh dari keluarga besar dan negara asal.
Perjalanan berdurasi tiga puluh menit itu sampai di tujuan. Jamaah ikhwan salat di dalam masjid, sedangkan jamaah akhwat di pelataran luar. Kami mencari tempat yang masih kosong, kemudian si sulung menggelar sajadah. Berada diantara saudara sesama muslim dari berbagai latar belakang budaya, tak saling mengenal namun saling berbagi kehangatan dan bersuka cita merayakan Iduladha, cukup mengobati kerinduan kami dengan keluarga besar di tanah air. Setelah rangkaian salat Iduladha selesai, anak-anak membagikan permen dan cokelat kepada jamaah anak-anak. Sebuah tradisi yang kami dapati sejak tinggal di negeri gurun ini.
Menjalankan Home Education di rantau, membuat kami banyak bereksplorasi dan berproses bersama anak-anak serta mengolaborasikan rencana kami dengan kearifan lokal yang ada di lokasi domisili saat ini. Teringat nasihat Ustaz @fauziladhim_baru dalam buku Segenggam Iman Anak Kita, "Jika bergabung dalam diri mereka pengetahuan agama, pengalaman religius, serta perasaan religius yang kuat, insyaAllah mereka akan menjadi pribadi kaya inspirasi, penuh semangat, serta gigih berusaha karena dorongan iman." Sebuah nasihat yang menjadi doa untuk kami aamiinkan. Baik untuk diri, anak-anak maupun saudara muslim dimanapun berada. Aamiin.
Abu Dhabi, 13 Juni 2025
Comments
Post a Comment