Skip to main content

Komunikasi Produktif, Pijakan Penting dalam Pendidikan Keluarga


Alhamdulillah, malam tadi kembali belajar via webinar di Ibu Profesional. Materi Komunikasi Produktif yang tadi disampaikan bu Septi, mengawali mata kuliah Bunda Sayang di tahun ajaran baru ini :D

Normalnya (dan biasanya),usai kuliah saya akan menutup laptop dan beranjak mengerjakan aktivitas lainnya. Tapi kali ini, saya memulai abnormalitas versi saya dengan membuat resume begitu kuliah berakhir. Harapannya, dengan membuat resume, hati-pikiran-tindakan saya akan semakin melekat dengan materi ini. Yang kemudian ditindaklanjuti dengan praktikum dan pembuatan jurnal. Aamiin.

SUKSES = ABNORMALITY

Ibu sebagai pengemban amanah:
  • Ilmu pendidikan anak dan keluarga
  • Peningkatan kualitas diri sebagai individu, ibu dan istri
Apa yang biasa dilakukan ibu-ibu kebanyakan, kita berikan nilai tambah.
Jika normalnya ibu merupakan seorang yang multitasking, maka jadilah ibu yang memprioritaskan 1 tujuan utama. Semisal, pilih antara :
 ANAK YANG BENAR-BENAR TERDIDIK                          ( V )
SAJIAN MAKANAN YANG SELALU SEGAR SETIAP SAAT   (    )
RUMAH YANG SELALU RAPI                                        (    )
Investasikan waktu untuk belajar -->  BONUS WAKTU
Orang lain tidak belajar mendidik anak, kita BELAJAR --> BEDA

HUKUM PARETO 80:20
80 = yang dilakukan oleh kebanyakan orang.
20 = abnormal positif dan negatif. Jika kita lakukan abnormal positif (10), maka akan sukses melebihi yang lain.
Hasil adalah hak Allah. Tugas kita adalah MELAKUKAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH.

MENTAL WARRIOR
Mr. Ah Bad. Setiap kita beraktivitas, dicari2 sisi negatifnya.
Mr. Cold Water. Dingin dg aktivitas kita. Apatis. Responnya membuat kita tidak bersemangat.
Mr. Lose Lose. Menyerah dengan keadaan.
Ketiga orang ini ada di sekitar kita atau bahkan di DALAM DIRI KITA. SELESAIKAN
REMEMBER :
FOR THINGS TO CHANGE, I MUST CHANGE FIRST
Buat perbandingan diri kita sekarang dengan diri kita yang dulu, bukan membandingkan diri dengan orang lain. Pun juga dengan keluarga dan anak.
PROBLEM = CHALLENGE. Membiasakan diri untuk menguatkan diri
CHOOSE YOUR WORDS
  • Words represent the way you think. Kata-kata akan menunjukkan bagaimana jalan pikiran kita.
  • Words brings energy. Kata-kata akan membawa energi. Jika kita bicara masalah, maka aura kita akan mengisyaratkan jatuh. Jika mengatakan tantangan, mata akan berbinar dan semangat menyelesaikan.
  • Words = You. Kata-kata mencerminkan kepribadian kita.

PROTECT YOURSELF
SWITCH! Sesuatu yang ada di diri kita tidak akan dapat berjalan jika tidak dikatakan.
CANCEL CANCEL GO AWAY!
Mengingat suatu hal yang menyedihkan/membuat trauma, akan membuat semakin sedih. Harus dihentikan, diganti dengan hal-hal yang menyenangkan bagi diri kita.
THE MAGIC COMMUNICATION
  • Fokus pada solusi, bukan pada masalah. Misal, anak memecahkan gelas kesayangan kita. Jika anak tersebut membawa gelas lagi, katakan hati-hati, suruh fokus dan konsentrasi. Bukan dengan mengingatkannya kembali dengan kesalahannya yang dulu. Jangan-jangan nanti jatuh lagi, gagal lagi. Komunikasi produktif ibu akan menguatkan kepercayaan diri anak.
  • Ganti TIDAK BISA menjadi BISA. Tidak ada kegagalan, yang ada hanya hasil yang salah.
  • Katakan apa yang kita inginkan, bukan apa yang tidak kita inginkan. Nak, ibu ingin kamu paham dengan kondisi keuangan keluarga kita. Bukan dengan terus mengeyel.
  • Fokus ke masa depan, bukan masa lalu. Evaluasi dilakukan saat mau memulai projek baru. Untuk memperbaiki projek ke depan. Jika anak melakukan kebaikan, ingatlah. Jika anak melakukan kesalah, tegur dan jangan diingat-ingat.                              

THE MAGIC WORD
  • Anak tidak memahami kata JANGAN
  • Keep Information Short and Simple (KISS)
  • Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan. Nadanya harus benar. Jika mengkritik, sampaikan dengan tegas, tidak perlu sayang2an dulu. Misal,”Sayang, tidak boleh ya Nak..” Setelah mengkritik, baru sampaikan kalau kita melakukan hal tersebut karena sayang pada anak. Jangan mengelus sambil mengkritik. Nanti malah kritikan anda tidak digugu. Tidak ada perubahan mengindikasikan bahwa metode mengkritik anda kurang tepat. Pujian merupakan suatu hal yang membuat anak menjadi bangga.

Marah : disertai emosi. Tidak ada solusi dan kritikan yang membangun. Pitch tinggi, jantung berdebar.
Kritik : Ada logika yang jalan. Nak, ibu sudah bilang, bahwa ini harus diletakkan di tempatnya, Sekarang kamu lakukan perintah ibu.
Di akhir kritik, katakan kalo ibu sayang dan rangkul anak
  • Kendalikan suara dan gunakan suara ramah
  • Seringlah memberi kejutan  menarik ke anak. Anak pulang sekolah beri kejutan. Contoh : Selamat! Kakak layak mendapatkan hadiah. Tiga langkah ke depan, serong ke kiri blablabla, ternyata sampai kulkas. Di kulkas ada eskrim. Diberi tulisan ANDA LAYAK MENDAPATKAN HADIAH KARENA TELAH MEMBERESKAN TEMPAT TIDUR SENDIRI à dipuji karena prosesnya.

CHANGE YOUR WORDS
Masalah = TANTANGAN
Susah = MENARIK
Saya tidak tahu = SAYA CARI DULU
Yaaah… = YESS!. Berfungsi untuk mengubah suasana. Kondisi yang mengecewakan dihadapi tetap dengan positif dan melihat sisi hikmahnya
KAIDAH 2C
Clear
Gunakan bahasa yang dimengerti komunikan, KISS
Clarify
Bila ragu, tanyakan. Jangan berasumsi. Jika ortu tidak sepaham, selesaikan di kamar. Bikin daftar kata yang tidak seharusnya muncul ke anak/di hadapan anak.
Untuk menghindarkan anak dengan pengaruh komunikasi negatif dari luar, bentengi dengan penguatan. Sehingga anak dapat CLEAR n CLARIFY dan memfilter kata-kata tersebut. Jika sudah terlanjur, SWITCH dengan kalimat-kalimat pengganti.

KOMPONEN KOMUNIKASI
Verbal : 7%
Non Verbal : 93% terdiri dari intonasi 38% dan bahasa tubuh 55%

FORMULA KOMUNIKASI

  1.  High energy
  2. Intensity of Eye Contact
  3. Transfer of Feelings
  4.  Strategy

Catatan kuliah ini berasal dari webinar tadi dan rekaman webinar tahu ajaran sebelumnya. Jika belum dapat mengikuti webinarnya, ibu dapat juga membaca bukunya, materi lengkap beserta studi kasusnya.

Selanjutnya, bagaimana?

RENCANA PRAKTIKUM :
Setelah mendapatkan kuliah komunikasi produktif ini, ada 2 hal yang menjadi prioritas saya untuk dijadikan kebiasaan dalam rangka menciptakan komunikasi produktif. Yaitu :
  • Mengendalikan emosi
  • Berkomunikasi produktif terhadap diri sendiri

Di tengah membuat catatan,ada chat WhatsApp dari Ismi Istiqomah Ruhyati, rekan belajar di IIP Bandung. Beberapa waktu lalu saya memang meminta audio lagu yang biasa beliau berikan pada anak-anak didiknya di PAUD, untuk dapat saya adaptasikan dalam mendidik si putri kecil. Berikut liriknya :
Jika aku berdoa kuangkat tanganku
Dengan suara lembut tidak berteriak
Berdoa sungguh2 agar dikabulkan
Segala permohonan hamba yang beriman
Tanganku ada dua jarinya lima lima
Kuangkat keduanya mari kita berdoa



Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di