Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2017

Mengulik Makna Rezeki

Menyelami Kebesaran Allah dari Buku Bacaan Kami

Saat Kakak Belajar Membaca Kondisi

Hari Ahad lalu, ummi, kakak dan adik bersiap mengikuti dzikir ma'tsurat di majlis ta'lim depan rumah. Sebelum berangkat, ummi dan kakak membuat kesepakatan. Ummi mengingatkan kakak bahwa forum dzikir adalah forum orang dewasa, yang mana membutuhkan konsentrasi dan terhindar dari kegaduhan. Artinya, saat kami siap masuk dan mengikutinya, kami akan taat aturan untuk anteng, dan tidak bersuara keras hingga memecah konsentrasi orang lain yang sedang berdzikir. Sampai di tempat dzikir, kami duduk. Tak lama, adik sudah mulai bergerak merangkak. Kakak mulai menggaruk-garuk badan karena kegerahan. Tapi dia menyampaikan ke ummi dengan suara berbisik. Kakak masih ingat bahwasanya tidak boleh membuat kegaduhan di tempat tersebut. Usai dzikir ma'tsurat, acara berlanjut dengan pelatihan Master of Ceremony yang diadakan Yayasan Khoirun Nisa'. Kebetulan hari itu adalah sesi kedua, yang mana peserta diberi kesempatan untuk praktik. Materi sudah narasumber berikan di sesi pertama

Diskusi Keluarga tentang Proses Literasi

WhatsApp merupakan media andalan saat kami perlu berdiskusi keluarga mengenai suatu hal. Biasanya, bahasan-bahasan penting terkait keluarga, kami bahas di grup hometeam, termasuk materi #5 kelas Bunda Sayang, mengenai menumbuhkan kecintaan membaca. Kondisi Long Distance Marriage yang kami jalani sejak 9 bulan lalu, membuat kami berupaya mengoptimalkan penggunaan gadget untuk memenuhi kebutuhan komunikasi keluarga. Dan kemarin, tahapan literasi ini menjadi topik bahasan seru yang kami bahas via telfon, kemudian suami coba tuangkan ringkasannya pada gambar diatas.

Dia Melihat dan Meniru, Maka Sampaikan Teladan Terbaik Untuknya

Anak mungkin bisa salah mengerjakan instruksi. Namun dia tak pernah salah meng-copy. -Septi Peni Wulandani- Pesan ini terngiang kembali saat saya membersamai pembelajaran anak kemarin.  Kemarin, mica bersama anak-anak, juga adik dan ibu, memulai perjalanan mudik kami menggunakan alat transportasi kereta. Jadwal pemberangkatan kereta dari stasiun Jombang jam 12.04 WIB, waktu yang 'nanggung' untuk sholat Dhuhur di rumah. Maka, kami memutuskan untuk berangkat ke stasiun lebih awal supaya ada waktu untuk sholat Dhuhur di stasiun.  Karena perjalanan jauh, dari rumah kakak mica minta memakai sepatu. Dan kakak mencari kaos kaki. Katanya, kalau pakai sepatu, berarti pakai kaos kaki, kayak ummi. Okeee...dipahami. Memasuki pelataran masjid stasiun, mica mengajak kakak mengambil air wudhu. Karena tempat wudhu perempuan masih agak terbuka, kami wudhu di kamar mandi. Kaos kaki yang mica pakai, baru mica lepas saat kami sudah tak terlihat dari pandangan umum. Dan kakak me

Naluri Kakak Beradik

Betapa Allah sampaikan banyak pembelajaran dalam setiap ruas garisNya. Menjelang 38 bulan usia kakak dan 7 bulan usia adik, saya terkekeh melihat tingkah polah mereka berdua.   Saat kakak membangun menara dari sekumpulan balok susun, adik datang menghampiri. Bagi adik, dia sedang menunjukkan besarnya keinginannya untuk terlibat keseruan bermain sang kakak. Namun bagi sang kakak, tangan mungil adik membuyarkan imajinasi dan meruntuhkan menara impiannya yang sudah dibangun dengan susah payah. Lontaran kekesalan kakak disambut adik dengan wajah tak bersalahnya. Saat adik memulai berMPASI, saya dudukkan dia di sebuah kursi makan. Memakaikan celemek makan dan bersiap menyuapkan makanan. Namun tiba-tiba terdengar permintaan dari kakak, “Ummi…kakak aja yang nyuapi adik ya…” Anggukan kepala saya disambut wajah sumringah sang kakak. Suapan demi suapan dia berikan ke adik. Sesekali dia bertanya ke saya, “Segini mi? Gini ya mi?” Dan adik, dengan lapang dada menerima suapan cinta dari

Hati yang Tertaut dengan Masjid

Hati yang Tertaut dengan Masjid Hari ini, hati saya tergelitik untuk menuliskan tentang ini setelah beberapa pertanyaan yang serupa menghampiri. “Mba, Raysa koq bisa anteng ya di masjid? Mengikuti gerakan sholat. Ngga bikin gaduh. Gimana cara melatihnya?” Laa haula walaa quwwata illa billah… Sesungguhnya, untuk menjawab saja saya tak sanggup. Karena tidak ada lain ini adalah bentuk karuniaNya semata. Nikmat Allah begitu dekat dan nyata. “Sebelum mengajak anak ke masjid, pahamkan mereka dulu dengan adab berada di masjid.” Begitu pesan seorang ahli parenting saat saya mengikuti kelas beliau. Apa saja adab di dalam masjid? Dalam buku prophetic parenting, dijabarkan adab-adab di dalam masjid yang antara lain adalah masuk masjid dengan tenang, meletakkan alas kaki pada tempatnya, permisi pada orang yang dilewatinya, tidak berlari-larian di dalam masjid, tidak mengganggu orang-orang dewasa, mendengarkan dan menyimak khutbah, belajar, sholat, tidak main-main dan sebagainya. I

Belajar tentang MPASI

Siang tadi, usai menemani om ke calon sekolah lanjutannya, kakak meminta untuk dibelikan jus buah. Padahal kesepakatan kami selama ramadhan adalah, kakak tidak makan dan minum di tempat umum. Maka mica tidak bisa mengabulkannya. Kakak sempat protes dan tetap meminta jus buah. Mica mencoba negosiasi dengan menawarkan membeli pepaya untuk di rumah. Kakak masih menolak. Kami pun mendekati gerobak penjualnya dan melihat ternyata gerobaknya masih tutup. Kakak menerima tawaran mica, membeli pepaya saja. Perjalanan pulang berlanjut dengan lancar. Karena baru saja membeli pepaya, maka siang tadi menu makan adik adalah puree pepaya. Mica mengupas dan memotong bersama kakak, kakak membantu membuang bijinya. Saat menghaluskan pepaya  kami berdialog, Kakak : Mi, pepayanya mau diapain? Mica : Dihaluskan, mau buat makan adik Kakak : Lho, pepaya kan manis mi. Adik belum boleh makan manis kan? Mica : Ah iya…benar. Adik memang belum boleh makan manis. Tapi rasa manis yang berasal dar

Membaca dan Mencocokkan Gambar

Di usia 3 tahun, anak memang belum bisa membaca tulisan, tapi dia bisa belajar membaca gambar. Puzzle ini adalah salah satu amunisi yang bisa membuat kakak anteng selama ikut mica mengaji. Dia membaca gambar aneka profesi, membaca gambar aneka bahan dan peralatan yang digunakan masing-masing profesi, dan menghubungkan keduanya. Saya sengaja mengamati proses belajar kakak dengan media ini. Bagaimana dia merekam informasi yang saya jelaskan di awal penggunaan ini, bagaimana dia mencari hubungan antara gambar profesi dan gambar peralatan profesi. Saat puzzle ini saya berikan padanya, dia terdiam agak lama. Kemudia mulai menyusunnya satu persatu. Dimulai dari profesi-profesi yang favorit bagi dia. Kemudian dia mengambil gambar satu dengan yang lainnya, dilepas, ambil yang lain. Oh, ternyata dia sedang mencari hubungan dengan mencari kesamaan benda yang ada di gambar. Misal, profesi polisi, terlihat di gambar adalah seorang ibu dengan peluit terpasang di pakaian dinasnya. Maka kakak

Tokoh Buku Bacaan yang Serupa

Hari ini kakak memilih dibacakan buku “MasyaAllah, Ciptaan Allah yang Kecil tapi Ajaib” Buku ini berisi tentang makhluk hidup kecil ciptaan Allah yang membawa manfaat sangat besar. Buku ini dilengkapi dengan ilustrasi di setiap halaman, dengan tokohnya adalah seorang anak laki-laki berambut keriting. Buku ini baru kami beli menjelang ramadhan. Sengaja disiapkan sebagai amunisi belajar selama bulan ramadhan. Dan, baru hari ini dibuka segelnya dan kami baca. Setelah membaca beberapa halaman, kakak menyeletuk, “Ummi, masnya ini koq kayak yang di buku ya, buku apa ya?”. Ummi pun bingung, lupa buku mana dan tokoh siapa yang dimaksud. “Yang itu loh mi, yang pangeran. Pangeran Karim mi…” Owalah…ternyata kakak mengingat dan membandingkan, ada kemiripan tokoh di buku yang sedang dibaca, dengan buku yang sudah kakak miliki. Setelah mica pikir-pikir, iya ya, memang benar, serupa. Sama-sama anak kecil berambut keriting. Goresan karikaturnya pun ada kemiripan. Jadilah kami mencari buku

Mengisi Buku Aktivitas Ramadhan

Hari ini kakak dan adik ikut ummi mengaji. Artinya, ummi harus mempersiapkan diri, mengkondisikan agar kakak dan adik tetap merasa nyaman selama mengikuti aktivitas ummi dalam 2 jam ke depan. Perbekalan pun ummi siapkan. Beberapa buku cerita, buku aktivitas dan pulpen untuk kakak. Ummi tidak membawa makanan dan minuman, karena sedang bulan ramadhan. Apakah kak Raysa sudah berpuasa? Belum, tapi di usianya yang 3 tahun ini, dia belajar menghormati orang yang sedang berpuasa dengan cara tidak makan dan minum di luar rumah terlebih di hadapan orang lain. Saat akan berangkat mengaji, dia bertemu dengan teman sebaya, cucu dari guru kami mengaji. Mereka pun bermain bersama, berlarian di bagian belakang tempat mengaji. Tak berselang lama, teman kakak kedatangan tamu teman sekolahnya. Sesama laki-laki. Yang mana setelah itu, mereka berdua bermain mobil-mobilan bersama. Dan kakak, merasa tidak diajak. Kakak pun sedih, dia ingin bermain mobil-mobilan bersama duo lelaki itu. Tetapi sepe

Antara Kakak dan Teman Baca

Sore tadi, saat kakak baru saja bangun dari tidur siangnya dan mica sedang memandikan adik, kak Aileen datang dengan membawa tas berisi mukena. Saat mica tanya ada apa, kak Aileen bercerita kalau tadi saat sholat berjamah di masjid dan bertemu kakak, kak Aileen berjanji untuk menghampiri kakak dan bersama-sama mendengarkan pengajian jelang buka puasa di masjid perumahan. Kakak yang awalnya kurang bagus moodnya, berubah menjadi lebih ceria. Dengan semangat, ia bergegas mandi dan menyiapkan diri untuk pergi ke masjid. Sembari menunggu kakak, kak Aileen mica tawarkan untuk membaca buku. Kak Aileen usianya sekitar tujuh tahun, menuju ke kelas 2 SD. Dan dia suka sekali membaca. Dalam beberapa kesempatan, mica sering menawarkan buku padanya dan dalam tempo singkat dia sudah asyik mengeja dan membaca buku-buku yang ada. Bagaimana dengan kakak? Dia sangat suka menempel ke kak Aileen untuk membaca bersama. Kakak memang belum bisa membaca, tapi dia ingin merasakan keasyikan yang s

Sepucuk Kartu Ramadhan dari Padepokan Margosari

Siang kemarin suara pak pos mengagetkan kami. Ada sepucuk kertas yang mendarat. Sebuah kartu pos manis dari Salatiga, kiriman padepokan Margosari. Beberapa waktu lalu memang mba Ara meminta alamat-alamat keluarga perak, karena akan mengirimkan kartu pos – kartu pos kepada kami. Dan, kiriman itu kini sudah sampai di tempat tinggal kami. Kartu pos itu disambut kakak dengan mata berbinar. Maklum, ini pertama kalinya dia melihat dan memegang kartu pos. Maka, jadilah ini mini project dengan tema kartu pos. Dengan cepat dia bertanya, “Ini apa Mi?” “Dikirim sama pak pos? Kenapa?” “Ada gambarnya juga ya, kayak punya kakak yang gambar hello kitty…” Pernyataan terakhir ini membuat saya agak berpikir. Hooo….ternyata gambar yang kakak maksud adalah stempel berwarna merah yang dibubuhkan disamping tulisan. Kalau kata mba Ara di grup perak, cap merah itu sama fungsinya dengan tanda tangan. Bertulisankan Zheng Feng Ing, yang artinya Zheng adalah marganya, feng adalah lebah dan

Buku Apa Saja yang Akan Kami Baca?

Di hari kedua ini, kami melanjutkan tantangan dengan memilih buku-buku yang akan kami baca selama periode tantangan ini. Buku apa yang mica pilih? MPASI Perdana Cihuy! Mengingat adik yang sedag memulai MPASI ria. Sekaligus menyusun menu hariannya. Ihya’ ‘Ulumuddin. Kitab milik biya, yang mica baca sepotong-sepotong. Di ramadhan ini, harapannya bisa membaca kitab ini lebih banyak lagi Tarbiyatul Aulad. Ini kitab yang dipinjami guru mengaji. Sebenarnya buku ini sudah ada di rumah, sama-sama ditulis Abdullah Nashih Ulwan juga. Tapi beda penerbit dan sepertinya yang dipinjami ini jauh lebih dulu terbit. Beda generasi. Buku apa yang kakak pilih? Juz Amma Super Ayo Belajar Puasa Amazing seri cerita-cerita dalam Al Qur’an Diary Ramadhan Buku busa Haji. Kata kakak, ini buku untuk dibaca adik, hihi Lalu, bagaimana dengan biya? Saat family forum kemarin, biya punya target membaca jurnal-jurnal yang cukup banyak. Jurnal elektro, yang mica sama anak-a

Diskusi Keluarga tentang Rencana Pohon Literasi

Setelah beberapa minggu jeda liburan tantangan, kali ini kami kembali mengakrabkan diri dengan tantangan 10 hari game level 5 kelas bunda sayang. Karena materi kali ini adalah tentang menstimulasi anak suka membaca, maka tantangannya tak jauh dari buku. Kami sekeluarga ditantang untuk membuat pohn literasi dan merimbunkannya dengan daun-daun judul buku. Hari pertama tantangan, kami mulai dengan family forum. Forum ini dilakukan di WhatsApp Group keluarga karena kami sedang tinggal berjauhan. Biya yang sedang sibuk dengan targetnya, mempercayakan teknis pembuatan pohon pada kami. Oke, pimpinan project adalah mica, sekaligus sebagai perencana dan dokumentator. Biya berperan memonitor dan kakak adik sebagai tim hore.  Apa yang kami lakukan dalam family forum? Mengobrol dan diskusi. Peran apa yang bisa diambil oleh biya, peran apa yang bisa dijalankan oleh mica dan peran apa yang mulai bisa ditunaikan anak-anak. Tujuan kami dalam proses ini adalah bagaimana menjalankan sebua

Surat Sederhana untuk Putri Kecilku

Hai putri kecil, mengapa kau sudah begitu besar? Baru kemarin ummi beritahu engkau untuk tak membawa makanan ke kamar. Hari ini, dengan nyanyianmu, kau ingatkan ummi yang sedang memegang kerupuk sembari mengetik di dalam kamar. Adindaku, terimakasih telah mengingatkan ummi. Tentang banyak hal yang ummi sampaikan padamu, tapi raga ini kerap kali lalai dan justru melanggarnya. Darimu, ummi belajar menjaga komitmen dan konsistensi Hai putri kecil, mengapa kau tumbuh dengan cepat? Baru kemarin ummi memakaikan baju untukmu, menyisir rambutmu dan memilihkan jilbab untuk menutup auratmu. Hari ini, kau menolak bantuan ummi, memenuhi kebutuhanmu sendiri seraya berkata, kakak anak mandiri ya Mi? Ah nak, tak sanggup ummi menjawab dengan kata. Hanya anggukan dan dekapan bangga yang ummi persembahkan padamu. Hai putri kecil, kau baru saja menunjukkan keberanian dan adab yang baik Saat sepulang tarawih tadi, kau berlari menghampiri ummi sembari melapor, “Ummi, kakak pulang dar

Pondok Ramadhan Pertama Kakak

Mata berbinar dan senyum terkembang menghiasi wajahnya siang itu. Rona wajahnya menyiratkan keinginan untuk segera berangkat, berjumpa dengan peserta pondok ramadhan lainnya yang sudah berkumpul di aula majlis ta’lim yang terletak di depan rumah. Dengan memanggul tas ransel kecil di pundak, dia menunduk mengenakan sandalnya seraya memanggil, “Miiii…ayo berangkat Mi…” Ummi yang sedang memakai gendongan, bersiap membawa adik, tergopoh-gopoh menenteng tas dan mengunci pintu. Bersegera, tak ingin menghilangkan raut antusias di wajah kecil kakak. “Yuk kak, berangkat…” ajak mica sembari menggendong adik. Ya, hanya menyeberang jalan, lalu sampai ke tempat tujuan. Alhamdulillah, sebegitu nikmatnya, Allah dekatkan kami dengan majelis ilmu. Pondok ramadhan ini berlangsung selama 3 hari 2 malam. Pesertanya semua anak-anak, namun lintas usia. Peserta terkecil adalah Raysa, sedangkan peserta paling besar adalah omnya Raysa dan teman-temannya, yang baru saja usai mengikuti Ujian Na