Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2020

Belajar Menakar Kemampuan dan Melatih Konsistensi Diri

Tahap Kepompong ini adalah tahap belajar mengendalikan diri. Terbebas dari hiruk piruk informasi lalu lalang.  Terlepas dari riuh ramai suara di sekitar. Menepi dan menyendiri. Menentukan satu keterampilan yang konsisten igin dilatih menjadi sebuah tantangan yang dijalankan selama tiga puluh hari berturut-turut bukanlah perkara mudah.  Goals  utama dari proses ini tentu melatih konsistensi diri untuk menjalankan suatu hal yang kita butuhkan untuk berproses menjadi cekatan di bidang tertentu. Oke, saya longok lagi peta belajar. Sengaja di peta belajar saya khusus menuliskan Mama lernt Deutsch sebagai proyek prioritas karena keterampilan ini merupakan suatu hal yang memang saya perlukan saat ini dan berpengaruh pada hal lainnya. Di tahap telur, ada rasa aneh dimana saya justru mengambil bidang bahasa, bukan termasuk bidang yang  famous  di kalangan peserta Bunda Cekatan kala itu. Namun karena ini merupakan kebutuhan belajar prioritas saat ini, maka saya maju terus. Terlebih kala pak

Strategi Lanjutan dalam Menggunakan Gawai untuk Menjaga Keseimbangan Peran

Setelah di pekan ketiga lalu saya menjalankan tantangan puasa belajar sadar dalam menggunakan gawai, saya jadi tahu dan bisa membuat kategori pemakaian gawai saya selama ini. Ini penting bagi saya yang peka perasaan. Biar ngga sering kejebak dengan persepsi, „Rasanya baru sebentar deh buka Facebook- nya“, “koq kayaknya dari tadi aku scrolling doang belum jadi-jadi posting  atau cari informasi“ Nah, di pekan keempat ini, saya merasakan beberapa tantangan setelah menerapkan strategi berkomunikasi yang efektif dan efisien. Dari sana saya merumuskan beberapa strategi lanjutan, antara lain : Memasukkan kegiatan online di target capaian harian.  Kegiatan online seringkali dirasa bisa dikerjakan sambil lalu. Terutama jika kegiatannya berupa koordinasi. Tanggungjawab atas peran terkadang memang menuntut untuk membersamai. Dan hal tersebut memang membutuhkan alokasi waktu tersendiri. Maka masukkan jadwal koordinasi dan fasilitasi ke gelondongan waktu harian. Menyisipkannya sebagai ke

Tantangan 30 Hari Day 30 : Membacakan Buku Anak berjudul "Der kleine Drache Kokosnuss kommt in die Schule"

MasyaAllah, Allah sampaikan di titik akhir tantangan tiga puluh hari ini. Ya, hari ini adalah hari terakhir menjalankan tantangan tersebut. Semoga Allah mampukan pula untuk menjaganya sebagai sebuah kebiasaan baru. Aamiin. Karena hari ini adalah hari terakhir, maka saya memilih buku spesial untuk dibacakan dan terpilihlah buku “Der kleine Drache Kokosnuss kommt in die Schule”. Apa sisi spesial buku ini dibanding buku-buku yang sebelumnya dibacakan? Yaitu karena buku ini lebih tebal dari biasanya. Terdiri dari 69 halaman yang didominasi oleh tulisan. Untuk membacakan buku ini, butuh effort lebih dari dalam diri saya, untuk melawan keengganan dan pikiran semacam, „koq tebal ya? Lama dong selesainya nanti...“. Nah, ini juga sekaligus mengecek sudah ada peningkatan apa saja dalam diri setelah penempaan tiga puluh hari ini. Kan seharusnya jika prosesnya berjalan benar, maka setelah berjibaku membangun kebiasaan di durasi waktu tersebut, ada kompetensi yang meningkat juga kebahagiaan yang m

Tantangan 30 Hari Day 29 : Membacakan Buku Anak berjudul “Papperlapapp zum Thema Farben”

Wah, kurang dua hari lagiiii! MasyaAllah... semoga semangat dan konsistensi untuk rutin membacakan buku anak-anak bisa terus teraplikasikan. Buku yang kami baca hari ini masih dari Papperlapapp dengan tema spesifik seputar warna. Ada dua cerita di dalamnya. Cerita pertama berjudul „Frau Grau und Herr Kunterbunt“ yang bercerita tentang kehidupan dua orang, yaitu Tuan Kunterbunt (warna-warni) dan Nyonya Abu-Abu. Herr Kunterbunt tinggal di sebuh rumah yang penuh warna. Isi rumahnya pun penuh warna dan pembawaannya ceria. Herr Kunterbunt memiliki tetangga yang bernama Frau Grau. Seperti namanya, Frau Grau memakai pakaian abu-abu. Rumahnya pun abu-abu. Tanpa pernah bertemu langsung, Herr Kunterbunt menganggap bahwa Frau Grau adalah seorang yang aneh, karena semua yang ia miliki berwarna abu-abu. Beragam asumsi berkelebat. Apakah ia tak mengenal warna lain? Bukanlah banyak warna cerah yang bisa dipilih? Apakah dia sedih atau kesepian? Hingga kemudian sebuah surat beramplop abu-abu datang k

Tantangan 30 Hari Day 28 : Membacakan Buku Anak berjudul “Papperlapapp zum Thema Musik”

Hari ini kami melanjutkan membaca buku Papperlapapp. Kali ini tentang tema Musik. Seperti buku sebelumnya, di buku ini ada dua berita yang disajikan. Cerita yang pertama berjudul„Das Mitternachtskonzert“. Membaca judul ini sebenarnya saya langsung membayangkan jalan cerita berupa bunyi hewan-hewan kecil yang bersahut-sahutan di malam hari. Itu mah kondisi di Indonesia banget ya, ada bunyi jangkrik, disusul bunyi tonggeret atau garengpung. Di sini tentu berbeda. Das Mitternachtskonzert yang diceritakan di sini bermula dari dua kakak beradik yang mencoba untuk tidur malam di pekarangan rumah menggunakan tenda. Saat hari sudah larut, mereka membuka perbekalan dan dari wadah makanan itu dihasilkan bunyi-bunyian. Nah, itulah konser tengah malam mereka. Mona dan Kira membunyikan apa yang ada di tangan mereka secara bergantian. Mereka lupa bahwa hari sudah malam, hingga kemudian ayah mereka keluar dari rumah dan mengingatkan mereka untuk melanjutkan permainan di esok hari. Ayah khawatir oran

Tantangan 30 Hari Day 27 : Membacakan Buku Anak berjudul “Papperlapapp zum Thema Familie”

Setelah buku-buku yang kami pinjam dari perpustakaan nyaris habis kami baca, kami beranjak ke buku Papperlapapp. Buku Papperlapapp ini ada merupakan sebuah buku seri yang mana memuat satu tema spesifik dalam setiap serinya. Setiap tahun terbit empat seri buku. Untuk mengetahui seri apa saja yang sudah ada, bisa dicek di websitenya. https://www.papperlapapp.co.at/hefte/ Buku berseri ini tersedia di perpustakaan. Saya pernah meminjam dua seri diantaranya dari perpustakaan anak di distrik lima belas. Buku ini juga dibagikan gratis di Kindergarten si sulung (entah di semua Kindergarten baik negeri maupun swasta atau tidak) untuk anak-anak yang sudah berada di tahun terakhir di Kindergarten. Selama tahun ajaran ini, sulung mendapatkan tiga buku dengan seri berbeda. Seri yang kami pilih untuk dibaca bersama hari ini adalah tentang keluarga. Ceritanya lucu euy, melibatkan aspek emosi, ada konfliknya juga. Hihihi. Jadi tokoh utamanya memang anak seusia pembaca, sekitar 5-6 tahun. Apa

Tantangan 30 Hari Day 26 : Membacakan Buku Anak berjudul “Was ist Fernkaelte?”

Buku ini yang sebenarnya ingin dibaca bersama kemarin, lalu terselip di suatu tempat, dan baru ditemukan kembali hari ini. Ya, masih buku dari Wien Energie. Kali ini membahas mengenai Fernkaelte, sebuah sistem pendingin untuk ruangan massal. Yang menarik, siklus pergerakan air di sini juga melibatkan tempat pengelolaan sampah Spittelau. Sepertinya saya perlu membacanya ulang dengan lebih mendetail untuk lebih memahami sistem ini. Hmm....bahasan baru ini belum saya pahami sepenuhnya, banyak kosa kata yang asing juga. Namun kami coba tuntaskan membacanya. Sebagai alat bantu kami untuk memahami prinsip Fernkaelte, saya mencari videonya di Youtube, dan menyimak bersama. Videonya bisa diakses di sini ya.  Karena buku ini cukup singkat, kami menyelesaikannya dengan cepat, beranjut dengan menyimak video penjelasan bersama-sama. Sesi membacakan buku ini sudah masuk hari ke-26 dan hari ini saya menceritakan suatu temuan menarik yang saya rasakan dari pembiasaan hal baru ini

Belajar Sadar dalam Menggunakan Gawai : Seberapa Banyak Gadget Hours Saya?

Setelah 17 hari menjalankan tantangan puasa berupa pengelolaan emosi, di pekan ketiga saya beranjak ke lain hal, yaitu gadget hours. Setiap orang memiliki waktu yang sama, 24 jam sehari. Namun ada orang yang bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan banyak hal produktif, namun ada juga yang tidak. Urusan manajemen waktu di era saat ini, erat kaitannya dengan manajemen gawai, spesifik pada penggunaan gadget hours. Dalam sebuah video mengenai manajemen waktu seorang muslimah, mba Dewi Nur Aisyah, mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan beliau dalam mengelola waktu dan seimbang dalam menjalankan beragam amanah adalah fokus, tidak terjebak dalam media sosial dan mengerjakan suatu hal lebih cepat dari rata-rata kebanyakan orang. Video lengkapnya bisa disimak di sini. Saya merasa perlu menggunakan jam online saya secara sadar. Kondisi dimana sekeluarga berada di rumah selama 24 jam bersama, tentu berbeda dengan kondisi biasanya. Dan salah satu adaptasi yang harus saya lakuka

Tantangan 30 Hari Day 25 : Membacakan Buku Anak berjudul “Stadt mit anderen Augen”

Sebenarnya bukan buku ini yang rencananya ingin kami baca bersama. Tapi justru saat akan dibaca, si buku yang sudah disiapkan entah kemana. Sepertinya saya lupa meletakkannya dimana. Dicari-cari belum ditemukan. Jadilah saya mencari buku lain saja. Buku berjudul „Stadt mit anderen Augen“ ini berisi sekitar 25 halaman. Menariknya, kota yang dibahas di buku ini adalah kota Wina, sehingga lekat dengan keseharian anak-anak. Setiap lembar menjelaskan satu situasi, sehingga ada dua belas situasi yang dipaparkan di buku tersebut, yaitu : die Stadt Dari atas menara gereja, pemandangan menyeluruh kota bisa terlihat.Terlihat seluruh bangunan yang mengisi kota. Mulai dari bangunan tua yang biasa terletak di dekat gereja. auf dem Markt Pasar selalu ramai pengunjung. Sekalipun saat ini sudah bisa berbelanja melalui telefon atau online melalui internet, namun keasyikan berbelanja di pasar tetap berbeda rasa. Ada kebutuhan berinteraksi langsung yang terpenuhi rasanya saat berbelanja

Tantangan 30 Hari Day 24 : Membacakan Buku Anak berjudul “Ida und das leise Auto“

Hari ini sebenarnya alokasi waktu untuk membacakan buku terambil oleh kesibukan pribadi saya. Hiks. Maaf ya anak-anak. Jadi tadi pagi dari jam 4 sampai dengan jam 7 pagi saya mengikuti pelatihan Digital Entrepreneurship yang diselenggarakan oleh Keminfo bekerjasama dengan Google. Kelasnya seru dan menyenangkan. Dan alhamdulillah bisa saya ikuti dengan seksama karena masih di awal hari dimana anak-anak masih terlelap tidur. Namun setelah mengikuti kelas, saya mengantuk, dan saya pun sempat tidur sejenak seusai kelas untuk menghimpun energi kembali. Dan alhamdulillah Allah kabulkan. Nah, saat mengerjakan tugas domestik, saya teringat tempe yang saya buat beberapa hari lalu. Setelah saya cek, sepertinya sudah ada yang bisa diolah. Karena jamur yang muncul sedikit, jadilah saya berkonsultasi pada dua teman yang sudah terbiasa membuat tempe. Yeay,dapat beberapa pencerahan untuk percobaan ke depan. Saat tengah hari, grup kursus bahasa kembali aktif. Guru kursus memberikan PR baru, pa

Tantangan 30 Hari Day 23 : Membacakan Buku Anak berjudul “Wasser marsch!”

Hari ini kami melanjutkan membaca buku serial Energi yang kami dapatkan dari Wien Energi. Kali ini seputar air. Bagaimana air bis amenjadi pembangkit energi? Di buku ini kami menemukan jawabannya. Dimulai dari air yang mengalir bertemu dengan turbin, yang kemudian menggerakkan generator. Air juga merupakan salah satu energi terbarukan seperti halnya angin dan matahari. Ketersediaan air juga merupakan suatu hal yang perlu kita jaga keberlangsungannya. Sehingga melakukan penghematan dalam penggunaan air juga merupakan hal yang harus kita jalankan. Hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan di rumah misalnya mandi dengan air mengalir, bukan dengan berendam, menyiram tanaman dengan air tampungan hujan, juga memakai penyaring kran air untuk meredam laju aliran air sehingga air yang mengalir dari kran lebih sedikit namun tetap mencukupi kebutuhan kita. Ada banyak kosakata baru yang masih asing di telinga, mungkin karena pembahasan buku ini spesifik bertema energi. Namun menjadi penyoko

Tantangan 30 Hari Day 22 : Membacakan Buku Anak berjudul “Valentina und die Regenwuermer”

Buku yang kami baca hari ini adalah sebuah buku kecil yang menceritakan tentang seorang anak dan cacing tanah. Tentang seorang anak perempuan bernama Valentina yang sedang mengerjakan sebuah proyek sekolah selama liburan musim panas berupa bertanam. Dia mengajak Moritz, sepupunya untuk membantunya. Mereka menggemburkan tanah untuk persiapan menanam aneka sayuran. Bibit sayuran yan mereka tanam, mereka rawat dan tumbuh suburkan tidak dengan bahan kimia namun dengan kompos dan pupuk kandang. Setelah beberapa waktu, saat mereka ingin mengambil tanah untuk diletakkan di beberapa pot, mereka sangat bahagia karena menemukan cacing tanah yang bermunculan dari tanah-tanah yang mereka ambil. Tanah yang subur! Di sesi kali ini, badge excellent kembali tersematkan karena memenuhi keempat persyaratan. Perlahan, saya mencoba untuk lebih teliti menelaah setiap kalimat yang dibaca. Dan kali ini saya menemukan beberapa kalimat yang berkaitan dengan pola kalimat yang saat ini sedang saya pelaj

Tantangan 30 Hari Day 21 : Membacakan Buku Anak berjudul “ Alles ueber Prinzessinnen” dan “Rosa die rasende Reporterin”

Sudah hari keberapa sekarang? Hari ke-21 ya? MasyaAllah, sudah dua puluh hari menjalankan tantangan ini. Bagaimana rasanya, Mesa? otot-otot tangan untuk mengetik laporan dan resume singkat buku sudah melemas? Sudah terbiasa untuk membacakan buku anak satu hari satu buku? Sudah siap menjadikan ini sebagai kebiasaan baik baru? Bismillah, semoga Allah mudahkan. Hari ini saya membacakan dua buku anak. Pertama, sebagai pengganti jam kebersamaan di pagi hari karena tadi pagi saya ada amanah berbagi untuk mengisi kuliah Telegram dan mereka kooperatif bermain mandiri berdua. Kedua, target akhir proyek tantangan ini adalah membacakan tiga puluh buku anak selama tiga puluh hari. Karena sempat ada buku cukup tebal yang dibaca dalam tempo dua hari, maka ada hutang satu buku, dan hari ini saya ingin membayarnya. Buku pertama yang saya bacakan berjudul “Alles ueber Prinzessinnen”. Tentu ini buku pilihan si sulung. Di buku ini kami berkenalan dengan kehidupan putri di zaman dahulu. Bagaiman

Tantangan 30 Hari Day 20 : Membacakan Buku Anak berjudul “Auf der Baustelle”

Buku yang kami baca bersama hari ini adalah buku yang menceritakan mengenai konstruksi atau proses pembuatan bangunan. Halaman pertama berisi gambaran besar proses pembuatan bangunan. Kendaraan, alat berat dan material apa saja yang dibutuhkan juga aktivitas apa saja yang dilakukan pekerja. Dilanjutkan dengan berapa lama sebuah bangunan itu didirikan, ternyata kurang lebih sekitar satu tahun! Artinya, pembangunan berjalan dengan melewati empat musim yang berbeda. Dijelaskan juga ada tipe bangunan yang bernama „Fertighaus“ dimana beberapa bagian sudah jadi sehingga tinggal memasang antar bagian saja. Pendirian bangunan ini tentu lebih cepat, bahkan bisa hanya dalam waktu satu pekan. Namun tentu berimbas pada kekokohannya. Dilanjutkan dengan cerita apa saja yang dikerjakan oleh pekerja beserta alat-alat yang digunakan. Juga ternyata selain membangun, kita bisa juga melakukan renovasi bangunan. Bangunan lama diperbaiki total sehingga semua yang ada di dalam bangunan dalam kondisi baru