Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2017

Don't Teach Me, I Love to Learn

Tiga hari ini kami tidak melakukan aktivitas bermain khusus untuk mini project harian. Kakak dan adik belajar bersamaan dengan ummi mengerjakan tugas domestik. Kakak sangat gembira jika dilibatkan dalam aktivitas memasak. Untuk tugas domestik satu ini, ummi sengaja baru melakukannya saat adik terlelap tidur. Karena memasak identik dengan kompor, cipratan air atau minyak panas, benda-benda tajam yang mana cukup riskan jika dilakukan bersama adik yang masih berusia delapan bulan. Barang apa saja yang ummi pegang saat memasak di dapur, kakak pun ingin memegangnya. Siang itu ummi memarut kelapa untuk mendapatkan santan kental sebagai campuran memasak bubur mutiara. Karena kelapa parut di tukang sayur habis, jadilah ummi membeli kelapa utuh dan memarutnya sendiri. Kebetulan nih, bisa jadi mini project keterampilan hidup kakak. Kakak mengamati apa yang ummi lakukan dengan seksama. Sengaja ummi menahan diri untuk tak lekas bicara. Menantikan suara kakak yang terlebih dulu terlont

Matematika di Taman Bermain

Siang tadi kakak ikut ummi menjemput om di sekolah. Kebetulan sekolahnya bersebelahan dengan Taman Kanak-Kanak. Sembari menunggu om, kami ingin mengunjungi TK dan bermain disana. Ummi pun menemui ustadzah dan meminta izin, alhamdulillah diperbolehkan.  Ummi memasang alarm lima menit di HPnya dan kami siap bermain. Mainan pertama yang kakak coba adalah perosotan. Dari permainan ini kami belajar garis. Tangga naiknya jika dihubungkan dari bawah ke atas membentuk garis miring, mengurangi kelelahan saat kita menaikinya. Garis lengkung kita temui di perosotannya, tempat kita berseluncur dari atas ke bawah. Bentuknya yang landai, mengurangi kecepatan luncur kita sehingga bisa sampai ke bawah dengan aman. Di bawah perosotan juga ada bak pasir berbentuk segi empat sebagai tempat mendarat kaki kita. Setelah itu kakak mencoba permainan tangga titian berbentuk setengah lingkaran. Permainan ini menguji keberanian dan keseimbangan anak. Kakak mencoba dengan hati-hati. Saat hampir di te

Belajar di Majlis Ilmu

Sudah sebulan ummi libur dari aktivitas mengikuti kajian tafsir. Diawali dengan libur menjelang Idul Fitri kemudian berlanjut nomaden sehingga baru bisa aktif di minggu ini. Nah dalam sebulan tersebut tumbuh kembang adik berkembang pesat, terutama segi motorik kasar nya. Sepertinya dia banyak mendapat inspirasi dari gerak aktif kakaknya. Ingin segera bisa berdiri dan berjalan untuk bisa bermain bersama kakak. Sore tadi ummi mengajak adik dan kakak untuk datang ke majlis ilmu. Sesampainya di forum, ummi mengambil duduk di bagian belakang. Selain karena memang datang terlambat, ummi sengaja duduk di belakang supaya kakak dan adik dapat bereksplorasi tanpa mengurangi konsentrasi peserta lain. Adik terkesima melihat putaran kipas angin di atas. Dia mengamati dengan seksama selama beberapa menit. Setelah itu adik merangkak menghampiri kakak yang sedang membuka perbekalan makannya. Adik ingin makan juga ternyata, :D Melihat meja, adik merangkak menuju meja. Perlahan tangannya bert

Mencicipi Permainan di Taman Kanak-Kanak

Hari ini mini project kami adalah outing sekaligus bonding time ummi dan kakak. Kakak mendapat kesempatan bermain di Taman Kanak-Kanak. Berawal dari om yang berangkat ke sekolah diantar, tidak mengendarai sepeda seperti biasanya karena barang bawaan yang banyak. Maka siang harinya kami menawarkan diri pada yangti untuk menjemput om. Adik di rumah sebentar bersama yangti.  Sesampainya di sekolah, om belum pulang. Ummi teringat percakapan dengan kakak, kurang lebih sebagai berikut : Kakak : Ummi, kakak mau sekolah ya… Ummi : Boleh, mau sekolah dimana kakak? Di sekolah yang banyak mainannya itu, yang waktu itu ummi ada acara disitu dan kakak main-main disitu bersama abi? (Ummi mengingat kakak punya kesan amat menyenangkan di sebuah TK yang pernah kami kunjungi) Kakak : Bukan mi, kakak mau sekolah di sekolahnya om. Pakai baju hijau-hijau itu mi. Ummi : Oh iya, boleh. (Dalam hati bingung, karena sekolah om adalah sekolah MI lalu sekarang lanjut ke SMPIT yang mana tidak ada

Mengantarkan Abi ke Bandara

Akhirnya hari ini  tiba. Hari dimana kami sekeluarga terpaut jarak yang tak sedikit dan waktu yang berbeda. Hari keberangkatan abi untuk melanjutkan studi , sedangkan ummi, kakak dan adik menetap di rumah yangti untuk sementara waktu. Sedari jauh-jauh hari, kami menyiapkan diri untuk menyambut hari ini dengan ceria, mengantarkan abi dengan sukacita dan doa penuh semangat. Berjauhan memang suatu hal yang tak mudah, bukan juga kondisi yang ideal. Namun jika itu takdir terbaik kami saat ini, adakah pilihan lain selain menjalani sekemampuan kami? Sejak jauh-jauh hari, kami sudah memberitahu kakak akan kondisi yang akan kami jalani ini. Kondisi berjauhan dengan abi selama 9 bulan belakangan, dengan pertemuan sekitar setiap 2 bulan sekali, dengan pautan jarak sekitar 300 km cukup menjadi pemanasan bagi kami. Dan sepanjang 9 bulan itu, ummi amati setiap abi kembali ke Bandung, kakak selalu bersedih dan enggan untuk berjauhan dengan abi. Maka, untuk perjalanan kali ini ummi dan abi membua

Membuat Jasuke dan Membagikannya

Mini project ini disponsori oleh tantangan 10 hari game level 6 kelas bunda sayang Institut Ibu Profesional. Pagi tadi ummi dan kakak membuat cemilan jasuke. Abi yang berbelanja bahan-bahannya di warung, kakak dan ummi yang memasaknya di dapur. Ada empat jagung yang abi beli, tiga akan disisir untuk jasuke, sisa satu yang disimpan di kulkas untuk stok bahan MPASI adik. Sependek ini, di usia 3 tahun 3 bulan, kakak paham satu ditambah satu menjadi dua. Selanjutnya kakak masih bingung, hihi Ummi yang mencuci jagung, menyisir dan mengukusnya. Kakak bertugas memarut keju dan meratakan mentega, keju dan susu kental manis di jasuke yang baru keluar dari panci pengukus. Setelah jasuke jadi, kakak membaginya ke beberapa mangkok. Rencananya kakak membaginya ke saudara yang tinggal di dekat rumah yangti. Sehingga jasuke dibagi ke tiga mangkok. Satu mangkok besar, 2 mangkok kecil. Kakak belajar konsep lebih besar dan lebih kecil saat memilih mangkok. Pembelajaran hari

Stimulasi Motorik Adik

Sejak usia empat bulan, motorik kasar adik mencuri perhatian kami. Dimulai dari tengkurap, kemudian merangkak mundur, merangkak, berdiri dan melangkah sembari berpegangan, kesemuanya berlangsung berurutan dan lebih cepat dari standar yang kami bayangkan. Maka keseharian belajar kami pun tak lepas dari memberikan ruang untuk stimulasi motorik kasarnya. Beberapa hari belakangan kami sekeluarga mempersiapkan keberangkatan abi yang akan melanjutkan studi. Koper dan barang-barang cukup memakan tempat di rumah yangti. Sudah sejak lama kakak diberi pengertian dan wacana terkait hal ini, sehingga kakak dengan cepat memahami kondisi. Dan kakak adik pun tak luput mengikuti proses packing barang bawaan. Kondisi barang dan koper yang tersebar, seperti wahana permainan baru untuk mereka terutama adik. Kakak ikut melipat baju, sedangkan adik banyak menemukan mainan baru. Apa saja yang adik temui? Roda koper yang ditidurkan, menjadi mainan yang menstimulasi #motorikhalus dan koordi

Saat Kakak Bereksplorasi di Dapur

Ummi : Kakak, mau sarapan dengan apa? Kakak : Telur mi… Ummi : Telurnya diapain? Ceplok atau dadar? Kakak : Ceplok itu yang gimana? Kalau dadar? Ummi : Ceplok itu yang ada bagian putih dan kuning. Kalau dadar, kuning semua. Kakak : Kakak mau yang dadar mi, yang kuning semua. Ummi : Okeee… (sembari bergegas mengambil telur di kulkas, memecahnya dan mengocoknya di dapur) Tiba-tiba, Kakak : Lho miiiiii…. kakak aja yang ngocok telurnya (ekspresi kecewa) Ummi : Ooo..ya udah, ini baru sekali kocok koq kak. Belum menyatu. Kakak lanjutin ya. Kakak : Ngga mau, kakak maunya dari awal (dengan nada keukeuh) Ummi : Hmm…terus ini buat siapa kak? Lanjutin yang ini aja ya kak? Kakak : Ngga mi, kakak maunya yang baru. Kakak bisa koq. Kakak ambil telur sendiri ya mi. (Bergegas menuju kulkas, mengambil telur dan memperlihatkan pada ummi di dapur) Ummi : Oke, kalau begitu ummi lanjutkan yang ummi kocok tadi ya. Biar buat abi aja telur yang ini. Kakak mengangguk. Ke

Bermain di Posyandu dan Rumah Teman

Hari ini hari yang menyenangkan untuk ummi, kakak dan adik, karena mini project hari ini adalah berjalan-jalan. Setelah Shubuh tadi, ummi mendengar pengumuman bahwa hari ini ada posyandu bayi dan balita di balai RW.  Kami memulai hari dengan pergi ke posyandu. Posyandu yang dijadwalkan dibukan sejak jam 09.00 baru bisa kami datangi pukul 10.15. Kondisi sudah sepi, hanya ada 2 ibu yang memeriksakan balitanya namun ibu-ibu kader posyandu menyambut dengan hangat dan riang. Dalam perjalanan berangkat tadi, kami membuat kesepakatan mengenai cara timbang kakak. Kakak meminta untuk ditimbang di timbangan injak saja, bukan timbangan gantung seperti balita lainnya. Kelemahan timbangan injak adalah angka berat badan yang ditunjukkan kurang presisi, tidak seperti timbangan gantung. Ummi mencoba menjelaskan pilihan dan konsekuensi pada kakak, dan kakak tetap teguh pada pendiriannya. Baiklah, ummi menyepakatinya. Sesi membuat kesepakatan ini penting untuk menyemai #fitrahbernalar anak, karena

Menuju Keluarga Literasi, Aliran Rasa Materi #5 Bunda Sayang

Tantangan 10 hari, game level #5 kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional berhasil kami lewati sebanyak 12 hari tantangan. Baru mencapai excellent, itu juga masih melompat-lompat. Belum bisa sampai ke outstanding performance, semoga tercapai di game level #6. Aamiin… Pengerjaan tantangan kali ini berhasil kami awali dengan berdiskusi sebelum beraksi. Mengapa saya katakan berhasil? Karena perencanaan merupakan sebuah hal penting yang sedang kami biasakan dalam keluarga kecil kami. Kondisi berjauhan yang sedang kami jalani sebagai sebuah project, membuat kami semakin memanfaatkan teknologi sebagai media komunikasi. Berdiskusi mengenai tantangan game level #5 di grup Griya Riset Hometeam. Sengaja membuat grup khusus meskipun sebenarnya diskusi bisa kami lakukan di chat personal, supaya terbahas dengan fokus dan memudahkan penelusuran masa depan. Diskusi dilanjutkan dengan membuat list dan mengumpulkan buku-buku bacaan pilihan kami masing-masing. Karena setiap anggota keluarga

Aktivitas Kakak dan Adik Menjelang Tidur

Bercengkerama bersama menjelang tidur adalah saat favorit bagi ummi. Sejak LDM dengan abiya, ummi meningkatkan keterampilan untuk dapat memfasilitasi dua kakak beradik yang mengantuk menjelang tidur. Adik yang masih berusia 7 bulan, selalu membutuhkan ASI untuk mengantarkannya terlelap. Sedangkan kakak saat mulai mengantuk tiba-tiba seluruh badannya gatal hingga minta digaruk dan yang boleh menggaruk hanya ummi, tidak orang lain. Awal kelahiran adik, proses ini cukup menantang bagi ummi. Namun Allah tidak mengirimkan tantangan tanpa solusinya bukan? Maka ummi yakinkan diri untuk bisa mengatasinya, meluaskan hati dan menenangkan pikiran. Jika hari ini belum bisa, mungkin esok hari berhasil. Terus mencoba dan berdoa. Kemarin malam setelah kakak jamaah Isya’ di masjid, kami berkumpul di kamar. Melihat adik yang belum mengantuk, kakak mengajak cilukba dari balik pintu kamar, masih dengan mengenakan mukena. Bagaimana ekspresi adik? Dia senang sekali digoda kakaknya. Adik merangkak de

Bermain di Taman Kebonrojo

Hari ini abiya akan melakukan perjalanan ke Jakarta mengendarai kereta api. Maka sore tadi, ummi dan kakak bersiap untuk mengantarkan abiya ke stasiun. Dalam perjalanan menuju ke stasiun, terbesit ide untuk mengajak kakak ke suatu tempat atau membeli sesuatu yang merupakan keinginan kakak sepulang dari stasiun nanti. Ummi ingin sejenak bonding time dengan kakak, mumpung adik di rumah bersama om dan yangti. Di stasiun, jadilah ummi mengutarakan rencana ummi pada kakak dan abi. Dan disambut antusias oleh kakak. Tapi rupanya, kakak bingung mau apa dan kemana.  Abi urun ide, mengusulkan untuk main ke taman kebonrojo, siapa tahu disana ada mainan mobil-mobilan seperti yang sempat kakak kendarai di taman Purwokerto saat mudik lebaran lalu. Kakak menyetujuinya dengan riang. Setelah mengantarkan abi, kami pun menuju Taman Kebonrojo. Meski sudah 8 bulan kami menetap di Jombang, ini kali pertama kali menginjakkan kaki di taman ini setelah renovasi. Daaaaaan…taman ini menjadi lebih inda

Memasak dan Menyajikan Kentang Goreng

Berawal dari ketidaksengajaan, mini project ini terlaksana. Pagi hari saat ummi melihat ketersediaan kentang dalam jumlah banyak di dapur, terbesit keinginan untuk membuat kentang goreng ala KFC. Jadilah ummi menyiapkan bahan dan mencari resep di aplikasi cookpad. Saat asyik memotong kentang dan bersiap membalurnya dengan tepung, terdengar suara setengah berteriak, “Ummi…kakak aja. Kakak bisa koq mi…” Tak lama kemudian, tampaklah seorang anak kecil yang sibuk membalur potongan dengan tepung dengan sesekali meratakannya dan membubuhkan garam dan merica. Resep yang ummi pakai kurang lebih demikian : Bahan : 4 buah kentang besar 4 sdm tepung terigu 4 sdm tepung beras Garam secukupnya Merica secukupnya Cara membuat : Kupas kentang hingga bersih, masukkan ke dalam air untuk mencegah pencoklatan Iris memanjang dan cuci hingga bersih Didihkan air, masukkan bawang putih geprek dan garam kemudian irisan kentang. Masak sekitar 7 menit Tiriskan dan ali

Kenyamanan di Kala Sakit

Lepas dari rangkaian perjalanan mudik, adik rupanya keletihan. Wajar saja, usai menempuh 8 jam perjalanan di kereta, keesokan harinya bayi berusia tujuh bulan ini mengikuti halal bihalal keluarga di luar kota dari pagi hingga petang. Dia tidak rewel, yang ia tunjukkan hanya wajah yang agak sayu tanpa senyum yang menghiasi. Perjalanan hari itu ditutup dengan adik muntah dalam volume yang cukup banyak. Saat anak-anak sakit, hal pertama yang saya pinta pada Allah adalah ketenangan. Sikap untuk senantiasa tidak panik dan tetap berpikir logis. Ah, perihal ini saja saya belum lulus. Saat beberapa kali dihadapkan dengan situasi mendesak, saya sulit mengontrol diri dan menjalankan tindakan dengan gegabah. Tentunya sikap tersebut bukanlah hal baik dan perlu saya ubah perlahan supaya tidak menjadi kebiasaan buruk. Kadang berhasil kadang tidak bukanlah alasan untuk tidak mencoba kembali.  Malam itu, panas tubuh adik beranjak naik. Adik tidak menangis, hanya saja dia tidak ingin turun

Sesi Penampilan Anak, Ruang untuk Mengasah Keberanian dan Kepercayaan Diri

Hari ini kami menghadiri pertemuan rutin keluarga besar. Acara berlangsung sebagaimana pada umumnya, ada halal bihalal dan saling sapa. Anak-anak terlihat ceria membersamai orangtua, bercanda dengan sanak kerabat maupun berkejaran dengan saudara sepantaran. Pembawa acara berbicara menggunakan mikrofon, supaya suara pembicara terdengar jelas oleh setiap peserta tanpa harus mengeluarkan suara yang memekik. Sampai pada giliran abiya bicara, abi teringat pada kakak yang menyukai sesi tampil. Maka abi tawarkan pada kakak, "Apa kakak mau tampil?" Kakak enggan menjawab, hanya melengos saja. Acara berlanjut dengan agenda berikutnya, dan kakak masih malu-malu. Belajar dari pengalaman sebelumnya yang ummi alami, meski kakak menolak untuk tampil, ummi masih menanyakan kesediaannya, sekali lagi. Ummi : Kak, kakak mau tampil ngga? Kakak : Ngga mi. Ummi : Beneran lo ya, kakak ngga tampil ya... Kakak : Emm... mau mi. Kakak mau tampil, tapi sama abi ummi ya. Ummi : Okeee....