Skip to main content

Karena Segala Sesuatu Ada Tempatnya

Tujuh hari tantangan kemandirian terlewati sudah. Latihan kemandirian berupa makan mandiri, terlewati dengan cukup baik. Di hari kedelapan ini, kami mencoba beralih ke bentuk kemandirian yang lain, yaitu meletakkan barang di tempatnya.
Diawali dengan membaca salah satu buku dari paket buku “7 Kebiasaan Anak Bahagia”. Di dalam buku ini ada cerita mengenai Jumper yang kesulitan mencari sepatu di rumahnya, karena rumahnya sangat berantakan. Sebagai teman yang baik, Goop si Beruang membantunya mencari sepatu sekaligus menata rumah Jumper. Goop teringat nasihat ayahnya, “Berikan tempat untuk segala sesuatu dan segala sesuatu ada tempatnya”. Kata-kata ini menarik bagi Ummica! Meski bisa jadi masih terlalu kompleks bagi kakak untuk mencernanya, tapi dari sini Mica justru mendapat ide untuk latihan kemandirian kakak.
Maka, jadilah hari ini kami memberikan tempat untuk segala sesuatu, terutama yang berhubungan dengan barang-barang milik kakak. Selain itu, kami juga menata barang yang telah kami gunakan, ke tempatnya. Seperti siang tadi, saat kami usai keluar rumah, maka kami berlomba #YangPalingRapi mengembalikan sandal ke tempatnya dan menatanya. Kakak yang sedang berada di fase egosentris, sangat senang jika berhasil menang dari Mica. Dan inilah hasil kerja kakak :



Cukup rapi, yeaaay! Lebih dari itu, bahagia rasanya jika melihat binar bahagia di mata bulatnya dalam melakukan tantangan kemandirian. Ya, dia melakukannya dengan bahagia. Bukan sebagai beban yang memberatkannya.

#hari8


Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di