Skip to main content

Sechseck-Haus von Mesa, Hunian Produktif di Hexagonia City

 

Bismillahhirrohmanirrohim…



Kembali mengisi blog dengan tugas di kelas belajar Institut Ibu Profesional. Kali ini saya menapak di kelas Bunda Produktif. Di kelas ini, kami belajar dengan metode gamifikasi, dimana kelas Bunda Produktif disulap menjadi sebuah kota bernama Hexagon City. Para peserta perkuliahan mendapat julukan Hexagonia yang nantinya akan membangun kota bersama-sama. Saat awal disampaikan bahwasanya di kelas Bunda Produktif ini setiap peserta akan menjadi warga yang membangun sebuah kota, maka saya tersadar bahwasanya di kelas ini akan penuh dengan aksi dan karya. Membangun adalah sebuah kata kerja yang memiliki arti dalam KBBI bangkit berdiri atau naik. Maka kami perlu bersiap untuk bergerak aktif bersama-sama mewujudkan sebuah mimpi bersama yaitu sebuah kota produktif yang dihuni warga yang kreatif dan penuh solusi.



Nah, titik awal untuk membangun sebuah kota adalah memilih passion yang akan ditekuni selama perkuliahan Bunda Produktif ini. Dengan ketertarikan tinggi dan niat ingin menguatkan bidang yang sedang dipelajari saat ini sehingga antar kelas belajar yang saya ikuti bisa saling menguatkan satu sama lain, bismillah saya memilih bidang passion literasi dan bahasa. Panduan dalam menjalankan gamifikasi ini berupa Playbook  yang memuat aturan main, struktur organisasi kota, karakter moral dan karakter kinerja warga serta peta perjalanan selama sekitar tujuh bulan ke depan. 

Tugas yang perlu dijalankan di pekan pertama ini adalah membangun rumah produktivitas diri. Wajar ya, sebelum membangun sebuah kota tentunya para Hexagonia perlu memiliki rumah terlebih dahulu. Setiap dari kami diberikan lahan kosong berbentuk segi enam yang bebas kami bangun dan rancang sekeinginan kami. Ternyata saya memerlukan waktu lebih dari satu pekan untuk mewujudkan rumah produktivitas versi saya banget. Di pekan pertama saya menyetorkan rumah Hexa sebagai berikut :

Rumah ini saya beri nama : Sechseck-Haus von Mesa yang artiya rumah segi enam milik Mesa.



Karena ini merupakan rumah yang dibangun atas dasar kebutuhan pribadi diri terkait passion yang sedang digeluti yang nantinya akan menjadi bagian dari sebuah kota produktif, Hexagonia City, fungsi setiap bagian di rumah ini pun erat kaitannya dengan kegiatan di bidang Literasi dan Bahasa. Di pekan kedua saya pun membenahi tatanan rancangan rumah dan belajar memakai aplikasi Planner 5d dan menghasilkan rumah sebagai berikut :


Belajar literasi dan bahasa adalah sebuah proses yang menyenangkan, maka untuk menunjang pembelajaran dan produktivitas di ranah tersebut maka disediakan beraneka ruangan belajar, antara lain :

Sprachencafe

Tempat orang-orang berdiskusi mengenai sebuah tema dengan bahasa tertentu, sembari makan camilan dan minum bersama sehingga terkesan santai dan nyaman.

Mini-Kino

Siapa yang suka belajar bahasa dengan menonton film? Ruangan ini disediakan untuk hal tersebut.

Mini-Bibliothek

Terinspirasi dengan perpustakaan kota yang sering kami kunjungi, keberadaan aneka buku sangat mendukung pembelajaran bahasa.

Kreativ-Raum

Merupakan tempat untuk melakukan kegiatan kreatif bersama yang menjadi ragam variasi dalam belajar bahasa dan meningkatkan daya literasi.

Spiel-Ecke

Terinspirasi dengan tempat kursus bahasa yang saya ikuti dua tahun belakangan dimana menyediakan fasilitas tempat bermain anak sehingga anak bisa berkegiatan di tempat tersebut selama sang ibu belajar bahasa. 

Alhamdulillah, saya bersyukur bisa menaklukkan tantangan menggunakan aplikasi desain rumah ini. Akhirya bisa juga, setelah gagal mengulik beberapa aplikasi sebelumya. Jadi teringat materi Bunda Sayang level 12, mengenai Keluarga Multimedia.

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di