Skip to main content

Zona Extra Miles Kedua, Melaju dengan Aksi Unik diiringi Komitmen dan Konsisten

 

Gambar 1. Bagan Challenges Deep Dive Extra Miles

Kota Produktif, Warga Kreatif, Penuh Ide Solusi

Begitulah tagline Hexagon City.  Jika kemudian saya memutuskan untuk menjadi bagian di dalamnya dan siap bertumbuh sebagai Hexagonia, artinya saya siap untuk bertumbuh lebih produktif, kreatif dan solutif, bukan?

Maka bismillahhirrohmanirrohim...siap untuk terus berproses dan melaju optimal.

Setelah pekan sebelumnya kami diajak untuk bergerak dengan extra miles yang hingga saat ini pun aksinya masih terus diupayakan, di pekan ini ada kejutan lagi! Kami diajak berkontemplasi terkait perjalanan hingga saat ini dikaitkan dengan tagline kelas Bunda Produktif. Masih on track atau tidak ya? Sederhananya, yuk check in kondisi diri dulu…

Apakah saya sudah produktif di kota ini?

Ya. Tujuan awal saya bergabung di kelas Bunda Produktif adalah untuk produktif menghasilkan karya tulisan dan berbagi ilmu seputar pembelajaran bahasa Jerman. Jika dirunut karya tulis yang saya hasilkan selama mengikuti kelas bunda Produktif adalah :

  1. Tulisan jurnal yang ditulis di blog www.griyariset.com, saya tulis segenap hati untuk mengikat ilmu dan menjadi pengingat di masa depan karena kelas Ibu Profesional adalah kelas kehidupan yang pola belajarnya sangat bisa diduplikasi implementasinya dalam dunia nyata.
  2. Membuat satu artikel dengan topik „Pengalaman Read Aloud  di Wina, Austria“ sesuai dengan aktivitas yang disepakati di milestone 2.1.
  3. Di luar Hexagon City, menghasilkan karya antologi cerita anak yang mana ini merupakan karya pertama saya menulis cerita anak setelah sebelumnya saya memiliki limiting belief bahwa saya tidak berkompeten untuk menulis cerita anak.

Sekreatif apa kita sampai di zona Extra Miles ini?

Arti kreatif menurut KBBI adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan. Wah, selama di Hexagon City ini saya sudah menciptakan apa ya? Hehehe.

Dimulai dari merumuskan ide proyek Co-House. Di masa awal berkumpul dengan tetangga Co-House, kami saling memperkenalkan diri dan menyampaikan kekuatan maupun hal yang disukai masing-masing. Tentunya dalam cakupan bidang yang kami pilih, Literasi dan Bahasa. Setelah menyimak pemaparan masing-masing tetangga dan menilik kebutuhan belajar diri, maka saya terpikir bentuk ide project passion berupa kolaborasi dari berbagai kekuatan yang akhirnya kami sepakati untuk dijalankan bersama, LiterAksi Tematik.

Kreatif juga seputar aksi yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Terkait dengan hal ini, aksi kreatif terkait project passion adalah membuat review buku anak berbahasa Jerman. Sudah ada keinginan untuk melakukannya sejak lama, namun saat tuntas membacakan, enggan rasanya melanjutkan aksi dengan membuat review. Dan milestone 1 kemarin, berhasil memaksa saya untuk melawan keengganan tersebut hingga bisa membuat lima review buku. Bonus yang dirasakan, saya jadi mengenali kosakata baru dan membaca isi buku berulang kali hingga paham alur cerita secara detail.

Aksi kreatif berikutnya adalah mendalami Read Aloud dengan mengikuti Training of Trainers Read Aloud. Rencana lama yang terus tertunda, qodarullah akhirnya Allah tuntun untuk bisa tereksekusi sekarang. Belajar bagaimana melakukan Read Aloud dengan teknik yang benar, juga bagaimana belajar membuat kajian teks sederhana. Mirip dengan membuat review namun lebih berupa poin-poin yang beragam. Menarik, masyaAllah! Karena pekan ini kursus bahasa semester ini pun sudah berakhir maka alokasi waktu belajar bisa optimal saya gunakan untuk mengulik seputar Read Aloud ini.

Ada problematika apa yang terjadi selama pengerjaan project passion?

Sebelum melaju pada solusi dan masuk ke ranah challenges deep-dive, penting untuk menelusuri permasalahan yang dihadapi baik disadari atau tidak. Ibu Septi selaku founding mothers mewanti-wanti agar jangan sampai kita terkena jebakan Rat Race. Yaitu kondisi dimana kita melakukan hal yang sama terus menerus, secara berulang, dan stagnan. Jika hal tersebut terjadi pada aktivitas kita, kemudian kita tidak melakukan extra miles, maka kondisi akan tetap sama, tidak berubah ke arah yang lebih baik. Mengingatkan saya pada sebuah ayat, QS. Ar-Ra'd:11 bahwa “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri.”

Ada tiga jenis permasalahan yang memungkinkan terjadi pada diri kita, yaitu :

Sia-sia

Jika kita melakukan sesuatu di bidang yang tidak terlalu dipahami bahkan dengan target yang biasa sekalipun.

Hal ini mengingatkan saya pada proses pemilihan bidang passion. Pantas saja tim formula menghimbau untuk memilih bidang yang diminati, memang sedang ditekuni dan memiliki passion atau gairah yang besar dalam menjalankannya. Agar kami sudah memiliki pondasi dasar terkait bidang tersebut (meski tidak harus mahir) juga tangguh dalam menghadapi setiap tantangan.

Jalan di tempat

Jika kita hanya mau melakukan sesuatu di area yang sudah kita kenal dan dengan target yang biasa saja.

Ini memang sebuah cara aman untuk menghemat energi. Namun, bukan belajar di kelas Ibu Profesional namanya jika tidak penuh dengan kesungguhan. Sekadar menggugurkan kewajiban tak akan membawa perubahan dalam diri. Bidang literasi dan bahasa memang bukan hal yang asing bagi saya, saya perlu berhati-hati agar tak terjebak diam di tempat. Saya menyukai bidang ini dan memang menyungguhinya. Beberapa hal baru yang saya kerjakan selama di kelas Bunda Produktif ini antara lain : membuat review buku anak berbahasa Jerman, menulis artikel review pengalaman dan mendalami ilmu seputar Read Aloud.  

Merasa istimewa

Jika kita melakukan sesuatu yang sudah kita kenal dengan target yang melebihi standar, namun ternyata tidak terlalu berarti karena cara yang kita lakukan begitu-begitu saja. Makjlebb sekali menyimak definisi ini. Merasa tertohok, dan mawas diri, jangan-jangan selama ini saya terjebak di permasalahan ini? Sudah melakukan usaha dengan effort yang lebih untuk mencapai target yang lebih tinggi namun saya masih menggunakan "cara lama" dalam menggapai target tersebut. Demikiankah yang berlangsung selama ini? Inovasi proses apa yang sudah saya upayakan? Jangan-jangan belum ada. Jentikkan jemari, baca basmalah dan berucap switch! Tidak mau! Memutuskan untuk melakukan langkah berbeda saat itu. Apa itu? Saya tuliskan di kolom X-tra Ordinary Action.

Ide solutif apa yang ingin saya canangkan sebagai Xtra Miles kali ini?

Saat ini pengerjaan project passion akan memasuki milestone 3, yaitu membuat video Read Aloud. Di awal perjalanan project passion, saya menyadari belum memiliki kompetensi mumpuni untuk Read Aloud baik secara teori maupun praktik . Aha! Project passion ini adalah jalan pembuka saya mengenal Read Aloud dan memahaminya secara detail. Maka setelah kemarin saya sudah melakukan X-tra Miles dengan mengikuti ToT Read Aloud, kali ini saya ingin menambah X-tra Miles dengan penjabaran sebagai berikut :

Ide solusi :

Belajar Read Aloud secara lebih mendalam sebagai bekal keterampilan untuk mengerjakan milestone 3

X-tra Miles Concept Note :

Membuat poin-poin rencana aksi yaitu :

  1. Membuat kajian teks sederhana
  2. Membuat review acara ToT Read Aloud
  3. Praktik Read Aloud buku anak seputar emosi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jerman

X-tra Miles Action :

Sudah belajar membuat kajian teks sederhana. Sedang membuat review acara ToT Read Aloud dan mencoba praktik Read Aloud  buku anak terkait emosi.

X-tra Ordinary Concept Note :

  1. Membagikan review acara ToT Read Aloud jika sudah selesai dikerjakan
  2. Menjaga energi dan konsistensi dalam menjalankan extra miles

X-tra Ordinary Action :

Tanggal 16-18 Desember 2020 lalu saya off karena ada jadwal Pruefung atau ujian bahasa Jerman. Konsekuensi ketidakhadiran saya di tanggal tersebut adalah mengejar ketertinggalan dengan menyimak rekaman materi dan mengerjakan milestone  2.2 berupa alih bahasa kosakata terkait emosi di akhir pekan. Sekali pun membuat saya perlu mengurangi jam tidur tapi saya bahagia karena saya melakukan langkah yang sesuai dengan kebutuhan belajar saya. Tapi cukup untuk momen ini saja, tidak untuk setiap hari. :D

Secara pribadi, aksi mengejar ketertinggalan merupakan x-tra ordinary action sebagai bentuk tanggung jawab saya di Co-House. Sehingga bisa kembali mengikuti ritme dan tidak menjadi delays. Lagi-lagi saya diingatkan bahwa komitmen dan konsistensi adalah kunci dari produktivitas.



Agar tidak terjebak di permasalahan “merasa istimewa”, saya perlu melakukan aksi nyata yang berbeda, dengan low effort high impact. Melakukan hal yang tidak membutuhkan energi banyak tapi memberikan  dampak besar dalam pengerjaan project passion. Mendorong kekuatan bakat relator, saya mencoba mencari informasi mengenai Read Aloud Austria. Bertemulah dengan akun Instagram @oesterreichischer_vorlesetag dan website www.vorlesefest.at. Kemudian mereka memberikan tips untuk bisa saya pelajari lebih lanjut. Alhamdulillah.

Go to the Extra Impact :

Impact adalah ranah Yang Maha Penggerak Hati, maka untuk melihat dampak, saya cukup bertawakkal pada-Nya dan berikhtiar dengan extra miles. Tugas saya saat ini adalah menjalankan apa yang sudah dituliskan dengan penuh komitmen dan konsisten.

Salah satu poin extra miles saya sebelumnya adalah mengenai manajemen waktu, yang hingga saat ini hal tersebut pun masih terus diupayakan. Anak-anak mengajukan protes karena jam daring yang bertambah belakangan ini. Saya menyadari konsekuensi mengikuti kelas belajar adalah alokasi waktu jam daring. Protes anak-anak menjadi pengingat diri untuk lebih efisien dalam menggunakan jam daring dan memanfaatkan waktu dini hari. Berproses menuju seorang bunda produktif sejatinya bukan menjalankan sebuah peran baru, namun bergerak menuju keseimbangan baru seiring bertambahnya peran kehidupan. Maka saya perlu senantiasa meluruskan niat, agar bergerak lillah, dan Allah jaga langkah ini senantiasa. Aamiin...

Wina, 21 Desember 2020

Mesa Dewi Puspita

 

 

 









Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di