Skip to main content

Jurnal 12 Kampus Ibu Pembaharu, Buddy Review : Mengenal Budidaya Kalkun dari Gerakan Kalkunkoe

 Bismillahhirrohmanirrohim...

Alhamdulillah, setelah memberi jeda diri pasca mengerjakan jurnal Kongres, kemudian berkoordinasi internal tim Puan Adaptif untuk mendiskusikan program dan jadwal rapat rutin yang baru, akhirnya hari ini (di hari terakhir deadline), aku bisa menyusun jurnal buddy review.

Mengapa ada perubahan jadwal rapat rutin?

Lagi-lagi aku merasakan keunikan tim Puan Adaptif, dan memang inilah tantangan para ibu rantau yang bergabung dengan komunitas yang basisnya ada di Indonesia. Tak lain dan tak bukan adalah penyesuaian waktu. Jadi ceritanya jadwal rapat rutin tim kami adalah Jum‘at jam 19.30 WIB, dimana di jam tersebut -saat musim panas- di Eropa adalah jam 14.30 CEST sedangkan di Amerika khususnya El Paso (tempat tinggal salah satu anggota tim, mba Rohmah) adalah 05.30 MDT.

Nah, seiring berakhirnya Daylight Saving Time di Wina, Austria, kota dimana saya tinggal, maka selisih waktu antara waktu setempat dengan WIB menjadi enam jam, dimana saat jam 19.30 WIB artinya di sini jam 13.30 CET. Hari Jum‘at saya punya rutinitas untuk mengantarkan anak laki-laki berangkat ke masjid Indonesia untuk salat Jum‘at yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal. Untuk menuju ke masjid, kami butuh waktu sekitar 45 menit menggunakan kereta metro lanjut tram. Sedangkan salat Jum‘at saat ini dimulai pada jam 13.00 CET dengan durasi waktu sekitar 45 menit. Jam rapat yang bentrok dengan jam salat Jum‘at inilah yang membuat kami perlu mengganti jadwal untuk rapat rutin. Alhamdulillah jadwal yang baru sudah kami sepakati kemarin, yaitu Rabu jam 20.00 WIB.

Sekarang saatnya me-review  jurnal buddy saya pekan ini. Siapakah beliau? Pekan ini saya mendapatkan rezeki buddy mba Niken Marettika Konrat yang berdomisili di Lampung dengan gerakan Kalkunkoe. Tim Kalkunkoe ini terdiri dari tim keluarga yang mana seluruh anggota timnya berada dalam satu rumah. Menarik, gerakan ibu pembaharu yang sekaligus menjadi sebuah family project! Family project memang seru dan kami pun selama di Wina ini sudah membuktikan bahwasanya sebuah problem statement keluarga available untuk dikerjakan dan di-scale up. Berawal dari kebutuhan dan keresahan yang dirasakan sekeluarga, bisa berdampak hingga skala lingkungan sekitar dan menjadi sebuah community based education.  Setidaknya itu yang kami rasakan saat menjalankan TPA di masjid Indonesia di sini bersama teman-teman rasa saudara.

Saya senang sekali membaca perjalanan gerakan mba Niken yang dituangkan dalam jurnalnya. Semangat dan energinya sampai ke pembaca, kekompakan mba Niken dan suami bahu-membahu menjalankan gerakan ini juga terbaca dalam gannt chart dan todolist yang dibuat.

 






Saya senang dengan gerakan yang mba Niken jalankan. Membaca jurnal dan melihat dokumentasinya, saya teringat masa kecil dimana sering diajak bertandang ke kandang karena orangtua bekerja di peternakan ayam. Daging kalkun juga merupakan daging favorit anak kedua saya untuk menu katsu atau yang di sini lazim disebut Putenschnitzel. Biasanya saya mendapatkan daging kalkun di pasar tradisional atau toko turki. Alhamdulillah daging halal di kota ini sangat mudah diperoleh. Saya baru pernah mengolah daging kalkun bagian dada, yang kemudian saya buat Putenschnitzel kesukaan anak-anak. Dagingnya yang juicy dan kadar proteinnya yang lebih tinggi dibanding ayam, membuat penikmatnya seringkali langsung jatuh hati. Karenanya wajar juga jika harganya pun dibanderol lebih mahal ketimbang daging ayam. Mendadak jadi terpikir untuk mengolah daging kalkun lagi. Ada ide menu baru yang perlu saya coba?

Sekali lagi, terima kasih ya mba Niken sudah menjadi buddy saya pekan ini. Semoga di kesempatan akan datang, gerakan kita bisa berkolaborasi ya. Sukses selalu untuk Kalkunkoe! :)

Wina, 4 November 2023




Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di