Skip to main content

2 Pelajaran yang Allah Sampaikan melalui Sikap Anak

“Ayo Mi, masukkan mainannya ke tas. Bukunya Ummi juga.”
“Ayo dibawa tasnya, HPnya juga, semua dibawa Mi.”
“Ayo pulang Mi, dede Ica mau pakai sepatu.”
Itulah beberapa permintaan yang terdengar jika ia merasa tidak nyaman di tempat indoor yang baru dimasukinya. Apalagi jika tidak ada anak kecil yang bisa diajak bermain bersama. Ia merengek sembari menarik-narik jilbab, memintaku mengabulkan keinginannya. Tas, gendongan, jilbabnya dan seluruh barang bawaan kami, ia ambil hanya dengan kedua tangannya. Kuatkah? Tentu tidak. Ia menyeret barang-barang itu sembari berjalan sempoyongan. Menyerahkan gendongan dan tas padaku, memintaku segera memasang gendongan dan segera menggendongnya. Menggendong si anak kecil yang sibuk membawa barang-barang miliknya. Buku dan jilbab dipegang dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya sibuk menjumput mainan. Jika kutawarkan padanya untuk memasukkan barang-barang tersebut ke dalam tas, ia pasti akan langsung menolak. Daripada memaksa, kubiarkan saja ia membawa sampai capek dan bosan.
Awalnya diriku sempat geli dan kesal melihat tingkahnya.

Mengapa ia menyusahkan diri sendiri dengan membawa semua barang-barangnya?”
“Mengapa ia bersikukuh membawa semua barang miliknya, meski tangan tak lagi sanggup menampungnya?”
“Mengapa ia menolak untuk meninggalkan salah satu diantaranya? Toh barang tersebut masih dalam jarak pandangnya.”

Beberapa pertanyaan bermunculan di pikiranku. Hal apa yang sekiranya melatarbelakangi sikap Raysa?
Pertanyaan itu baru terjawab beberapa waktu kemudian. Jawaban yang tiba-tiba kudapatkan saat aku sedang menjalankan pekerjaan domestik. Jawaban yang membuatku senyum-senyum sendiri saat menyadarinya. Ya, Raysa bersikap demikian karena,

AKU 

Bagaimana bisa?



Ternyata ia sudah bisa menangkap dan mengadaptasi pola sikap yang kumiliki. Ya, diri ini memang mudah hilang fokus. Keuletanku untuk menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas, tak sebesar semangatku saat menerima tantangan. Berkeinginan mengambil semua kesempatan, padahal diri tak sanggup lagi menambah beban. Bukankah ini sama dengan sikap yang ditunjukkan oleh Raysa terhadap barang-barangnya?

Melalui anak, Allah memberikan peringatan untuk lebih fokus terhadap target yang sudah dicanangkan sebelumnya. Tidak tengok kanan-kiri dulu ataupun menambah target baru. Menguatkan diri untuk berkata, "Ini memang menarik, tapi kami belum tertarik."
Menjalankan sesuatu hingga tuntas dan dapat menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan baik. Bukankah kebiasaanlah yang akan membentuk karakter diri?


Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.HR. Muslim.


Melalui sikap anak, tersadar pembelajaran, bahwa Allah memerintahkan untuk fokus dan istiqomah dalam kebenaran.

Surat Hud (11) Ayat 112


#ODOPfor99days
#day36

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di