Skip to main content

Portofolio Belajar Diri di Kelas Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional


Kembali menuliskan jurnal Bunda Cekatan. Kali ini saya akan membagikan cerita mengenai perjalanan belajar bahasa Jerman yang menjadi makanan utama saya di peta belajar dan perjalanan menyimak beberapa ilmu yang saya jadikan camilan belajar di pekan ini. Mengapa keduanya saya tuliskan? Mengapa tidak makanan besar saja? Karena di pekan ini saya sedang menyusun portofolio belajar diri, Menelusuri seberapa fokus saya berproses belajar bahasa Jerman sekalipun kursus sedang libur, menjalani target-target yang sudah dicanangkan sejak awal masa libur dan memastikan bahwa camilan yang dimakan menjadi pendukung proses belajar. Dengan demikian, waktu yang dihabiskan untuk belajar pun cukup dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya. Sehingga bisa tepat sasaran, meraih ridho suami dan anak-anak dan berujung pada ridho Allah. Aamiin…
Pekan ini ada banyak sekali ilmu di kelas Bunda Cekatan. Para peserta yang dianalogikan sebagai ulat, setelah berkumpul di keluarga dengan bidang minat yang sama, diperbolehkan untuk pindah keluarga. Peta belajar setiap peserta tentu berbeda dan kebanyakan cakupannya luas, sehingga sangat mungkin jika dalam peta belajarnya memuat bidang minat lebih dari satu. Itulah mengapa ada kesempatan untuk berpindah keluarga untuk mencari makanan besar yang berada di keluarga lain untuk memenuhi kebutuhan belajar sesuai peta belajar yang sudah disusun. Jadwal tayangan Go Live pun mengular terlebih di pekan pertama, karena awalnya jadwal Go Live hanya tiga hari untuk empat puluh keluarga. Namun setelah berjalan jadwal Go Live diperpanjang hingga satu bulan.

Lalu, apa yang saya lakukan?

Saya tidak berpindah keluarga, tetap berada di keluarga bahasa. Alasan utamanya, adalah karena saya membuat peta belajar yang cukup spesifik, yaitu sebuah proyek dengan nama Mama lernt Deutsch. Peta belajar ini cakupannya sangat sempit, yaitu seputar upaya saya untuk belajar bahasa Jerman dengan optimal. Dan keberadaan saya di keluarga Bahasa sudahlah tepat.
Alasan kedua, saya sangat menyadari bahwa saya tipikal orang yang sulit fokus. Ya, saya mudah terdistraksi. Di sisi lain, kekuatan discipline dan maximizer saya berada di tujuh kekuatan teratas. Keluarga bahasa sudah menjadi lingkungan yang kondusif untuk menjalankan peta belajar saya sekaligus tempat yang nyaman untuk berbagi seputar perkembangan belajar bahasa dari waktu ke waktu.
Alasan ketiga, ilmu di luar bahasa Jerman, saya masukkan sebagai camilan. Saya membutuhkan camilan yang sehat, yaitu camilan yang mendukung proses saya belajar bahasa Jerman. Jadi, selain makan makanan utama, saya juga makan beberapa camilan.

Apa yang saya pelajari terkait makanan utama saya, yaitu bahasa Jerman di pekan keempat ini?


Belajar grammatik yaitu mengenai plusquamperfekt.
Untuk memahami dengan mendalam, saya berdiskusi dengan teman saat berkunjung ke rumahnya juga membaca penjelasan di beberapa buku, berlatih soal hingga menulis ulang pola yang mudah saya pahami.

Melatih kemampuan berbicara : berkonsultasi perihal tempat tinggal ke MA35 dan OeH
Menguasai bahasa pengantar tempat tinggal adalah kunci terbukanya kesempatan belajar dan pemahaman mendalam mengenai banyak hal. Ada banyak aturan yang belum saya mengerti di kota Wina ini, salah satunya mengenai tempat tinggal. Karenanya, saya memberanikan diri untuk berkonsultasi ke pihak berwenang, yang darinya bisa saya dapatkan informasi faktual untuk menentukan langkah ke depan.

Melatih kemampuan berbicara : menjalani cek kesehatan (Vorsorgeuntersuchung)
Setiap orang dikenakan asuransi kesehatan yang terbilang cukup mahal. Timbal baliknya, ada fasilitas cek kesehatan gratis per tahunnya. Informasi perihal ini saya dapatkan dari dokter yang memberikan penyuluhan di tempat kursus bahasa. Sejak saat itu, saya bertekad untuk mencoba melakukan cek kesehatan kelak saat sudah cukup memahami bahasa Jerman. Awal tahun 2020 ini saya memberanikan diri untuk melakukannya. Dimulai dari mendaftar ke dokter umum (Hausarzt), mengisi form pemeriksaan, pengambilan sampel darah dan urine hingga berkonsultasi hasilnya dengan dokter. Alhamdulillah berjalan lancar dan menyenangkan.

Melatih kemampuan berbicara : menemani anak untuk cek kesehatan
Jika kursus bahasa sudah kembali berjalan, saya seringkali kesulitan untuk membuat jadwal ke dokter karena jadwal kursus yang cukup padat. Sehingga selama libur kursus saya agendakan juga untuk memeriksa kesehatan anak-anak. Setelah berkonsultasi dengan dokter anak, beliau memberi masukan untuk melakukan rontgen tulang dan tes endokrin. Tentu saya menyambutnya dengan antusias. Pekan ini saya mengantar anak-anak untuk rontgen dan membuat jadwal untuk tes endokrin.

Membaca buku Schritte Plus tapi belum membuat resume materinya di buku catatan
Buku ini menjadi buku favorit saya untuk belajar grammatik saat ini karena saya merasa penyampaian materi di buku ini mudah dipahami. Saya membaca beberapa materi dan menandai poin penting di dalamnya. Hal-hal yang saya rasa penting, ingin saya catat di buku.

Mencari amunisi buku di perpustakaan lagi
Perpustakaan adalah tempat ternyaman bagi saya dan anak-anak. Sepekan ini kami berkunjung sebanyak tiga kali ke perpustakaan dan saya membawa tiga buku ini untuk melengkapi referensi belajar.

Apa yang menjadi camilan saya di pekan keempat ini? Yang saya dengarkan sembari beraktivitas domestik hingga meningkatkan indeks kebahagiaan?


Mengenal High Sensitive Person  (HSP) di Youtube Channel Satu Persen. 
Saya menyadari bahwa saya orang yang cukup sensitif. Dan dari video tersebut saya mendapatkan pembelajaran bahwa orang yang terlalu sensitif perlu menjaga fokusnya kuat-kuat hingga kepeduliannya tersalurkan pada hal-hal yang penting saja.

Memahami Diri dan Sekitar melalui Talents Mapping, Go Live keluarga TM oleh mba Ningrum 
Berbekal training TM Basics dan TM Dynamics yang sempat saya ikuti di Indonesia, belakangan saya sangat merasakan manfaat memahami diri sendiri dan orang lain, termasuk dalam membangun hometeam, berkomunitas hingga menemukan cara yang “saya banget” dalam belajar.
Ilmu Komunikasi dari Pemaparan Go Live Keluarga K3B yang Diwakili Mba Yani
Komunikasi harus efektif, efisien dan produktif. Bagaimana menyampaikan pesan dengan clear and clarify, tidak menimbulkan bias. Bagaimana pesan bisa diterima dengan baik sekalipun via daring.
Manajemen Waktu, Pemaparan Go Live Keluarga Uluwatu yang Dituturkan Mba Laily
Teknik-teknik yang dipaparkan beberapa sudah saya terapkan dan pahami polanya. Seperti misalnya, teknik Pomodoro bagi saya cocok untuk menjaga fokus saat beraktivitas domestik namun tidak untuk kegiatan belajar. Pembuatan life plan dari yearly-monthly-weekly-daily juga sangat bermanfaat untuk saya yang kekuatan discipline-nya cukup dominan. Yang sangat mengena, adalah mengenai kebiasaan menunda dan cara memutusnya. Ini sangat penting untuk saya, karena seringkali saya menunda mengerjakan suatu hal dengan alasan mengajak orang lain terlebih dahulu atau mengerjakan hal yang ringan dahulu atau mengumpulkan ide hingga pengerjaannya dapat optimal.

Lalu, apa yang dibahas di keluarga Bahasa di pekan keempat ini?


Keluarga Bahasa merupakan keluarga kecil yang hangat. Saya sangat nyaman berada di dalamnya. Pekan ini para anggota keluarga berbagi makanannya juga perkembangan belajar bahasanya. Mba Novi berbagi ringkasan buku Nahwu I’rab. Membagikan catatan mengenai jabatan pokok, jabatan pelengkap al mabniyyat, mabni, juga al majrurat : ism. Mba Atin berbagi tautan channel Youtube belajar bahasa Jerman yang sering dijadikannya sebagai rujukan, yaitu : https://www.youtube.com/playlist?list=PLF9mJC4RrjIhS4MMm0x72-qWEn1LRvPuW. Kemudian mba Ita Roihanah juga membagikan aplikasi sumber belajar bahasa Inggris yang baru saja dikumpulkannya.


Demikian portofolio belajar saya juga portofolio belajar keluarga bahasa pekan ini. Satu quote yang bu Septi bagikan saat diskusi di hari Kamis lalu sangat mengena, You are the best decision maker, and I trust you! Ya, jangan takut untuk membuat keputusan. Termasuk untuk memutuskan ilmu dan informasi mana saja yang akan disimak dan diserap. Karena hal tersebut juga berkaitan dengan waktu yang akan dialokasikan. Ya, waktu, sebuah hal yang sangat berharga namun seringkali terbuang sia-sia. :(






Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di