Skip to main content

Bergabung dalam Gerakan Ibu Inklusif dengan Menjadi Duta Inklusif 2022




Hari Sabtu, jadwalnya menyapa dan berinteraksi dengan teman-teman di dunia maya :)

Apa kabar teman-teman? Semoga sehat dan senantiasa dalam lindungan Allah ya.

Kali ini saya ingin bercerita mengenai program yang sedang saya ambil, yaitu Gerakan Ibu Inklusif yang digagas oleh Ibu Profesional.

 

Usai lulus sebagai Multiplikator dari program Lehrgang MUTIG yang saya jalani beberapa waktu lalu, kepikiran deh tentang aksi selanjutnya, bagaimana cara meluaskan dampaknya. Tak berselang lama, saya mendapatkan info mengenai program ini. Hmm... sepertinya nyambung nih, karena Lehrgang yang saya ikuti lalu bertajuk Multiplikatorinnen für Inklusion und Geschlechtergerechtigkeit, sedangkan program kali ini bernama Gerakan Ibu Inklusif. Mari kita tarik benang merah dari satu kata yang senada, inklusi. Sebelum mendaftar, saya bertanya terlebih dahulu mengenai proses belajarnya. Materi disampaikan dua kali dalam satu pekan dan bisa disimak secara live maupun rekaman, insyaAllah masih realistis untuk diikuti dengan jam daring yang dimiliki, maka saya pun memutuskan bergabung untuk bergerak bersama.

 

Untuk apa?

Untuk menjadi seorang yang lebih inklusif. Apa sih inklusif itu? Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inklusif adalah termasuk atau terhitung. Kata inklusif merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu inclusive, yang kalau dalam bahasa Jerman adalah inklusive (Silakan dikoreksi ya teman-teman, jika kurang tepat. Agar bisa saya revisi).

 

Di Wina, saya adalah seorang pendatang dan seorang muslimah, yang mana merupakan minoritas dan sangat perlu untuk mendapatkan lingkungan inklusif. Beragam tantangan menyertai, maka saya belajar untuk berpartisipasi dalam membangun lingkungan inklusif, dimulai dari dan untuk menyelesaikan tantangan diri sendiri, baru kemudian ke orang lain. Hal yang sedang diupayakan untuk dilakukan antara lain :

1. Mengenali, memahami kekuatan dan keterbatasan diri

2. Melihat suatu hal dari beragam sudut pandang

3. Mengerti bahwa latar belakang setiap orang bermacam-macam

4. Percaya bahwa semua orang terlahir dengan derajat sama

5. Percaya bahwa semua orang „sempurna“ dan berkesempatan untuk menjadi versi terbaik dirinya


Kultur lokal di sini tentu jauh berbeda dengan kultur yang melekat pada diri saya sebagai orang Indonesia. Berinteraksi dengan teman-teman yang merupakan warga lokal maupun pendatang namun dari negara lainnya, biasa saya mulai dengan mendengarkan dan bertanya terlebih dahulu. Saat cerita dari mereka mengalir, di saat itu juga saya belajar memahami cara berkomunikasi yang sekiranya tepat dengan orang tersebut. Berlanjut dengan bahasan-bahasan yang sekiranya menarik untuk didiskusikan bersama.

 


 

 

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-...

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m...

Nomor Sim Card Indonesia Nonaktif Saat Berdomisili di Luar Negeri? Lakukan Langkah Berikut untuk Reaktivasi!

Saat tahun lal u kami berkesempatan mudik ke Indonesia, saya membeli nomor sim card Indonesia dengan provider Telkomsel dan berniat menjaganya agar tetap aktif. Sekalipun tinggal di luar negeri, kami menggunakan beberapa aplikasi dalam negeri yang membutuhkan nomor sim card Indonesia yang aktif untuk verifikasi. Masa aktif kartu yang saya beli memang relatif pendek, sehingga saya merasa perlu mengeceknya secara berkala agar tidak sampai hangus. Tapi setelah beberapa bulan berjalan, saya larut dengan agenda-agenda keseharian, dan lupa mengeceknya via aplikasi MyTelkomsel. Pagi ini saya baru ingat, kemudian membuka aplikasi MyTelkomsel. Gagal, karena ternyata ter-logout otomatis. Entah sejak kapan, karena memang aplikasi tersebut jarang saya buka selama di Abu Dhabi. Saat saya mencoba login, qodarullah aplikasi meminta untuk melakukan verifikasi via SMS. Dan di sinilah tantangan muncul, SMSnya tidak sampai. Maka verifikasi pun gagal dilakukan. Saya mulai mencari informasi, apakah ada car...