Skip to main content

Jurnal 1 Kampus Ibu Pembaharu, Yuk Mengidentifikasi Masalah!

Setelah jeda sekitar dua tahun, akhirnya saya kembali aktif mengikuti jenjang perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Melanjutkan kelas bunda produktif yang selesai di awal tahun 2021, kali ini saya berada di jenjang kelas Bunda Salihah, dengan gamifikasi sebuah wadah ekosistem dengan julukan Kampus Ibu Pembaharu. 
Setelah masa orientasi, kami memulai kelas perdana dengan menyimak materi yang disampaikan oleh teh Dian selaku dekan jenjang kelas Bunda Salihah. Berlanjut dengan deep learning berupa video pemaparan materi dari bu Septi dan materi yang senada. Keesokan harinya kami mendapat kesempatan untuk berdiskusi interaktif bersama tim perumus via ZOOM Meeting. 
Lepas agenda kelas, saya asyik mengulik seputar cognitive empathy dan new leadership. Dua istilah yang baru saya dengar, berlanjut dengan membaca jenis-jenis empati. Lalu muncul pertanyaan, mengapa yang digunakan di materi ini adalah cognitive empathy, bukan affective empathy ataupun compassion empathy?

Mari kita cari jawabannya sembari kita tanyakan juga ke tim perumus ya. 
Jurnal pekan ini berisi tentang identifikasi masalah. Kami diminta untuk menuliskan masalah yang sedang dihadapi, seperti ini :
1. Identifikasi masalah

Dilanjutkan dengan mengidentifikasikan, bagaimana saya tahu bahwa hal di atas adalah masalah bagi saya. 
2. Bagaimana saya tahu bahwa ini masalah bagi saya?

Berlanjut dengan mengidentifikasikan, bagaimana saya tahu jika masalah tersebut sudah selesai?
3. Bagaimana saya tahu jika masalah tersebut sudah selesai?
Kemudian mengompilasinya menjadi sebuah Problem Statement
4. Problem Statement

Dan yang terakhir adalah 
5. Analisa akar masalah

Usai mengerjakan jurnal dan mengumpulkannya, saya pun tergerak untuk mencari referensi buku terkait satu kata kunci yang berkaitan dengan materi pertama. Saya memilih mengulik tentang empati. Saya mulai mencari buku di perpustakaan juga bertanya pada teman-teman regional seputar referensi buku yang mereka miliki terkait empati. Dan berikut beberapa jawaban yang saya terima :

Buku seputar orang yang empatinya kuat :

��� The empath's survival guide

��� Thriving as an empath

Emotional intelligence, penulis : Daniel Goleman.

Kitab Ihya Ulumuddin, bab tazkiyatunnafs, atau tazkiyatunnafs Sa'id Hawwa dan Keajaiban Hati

The War for Kindness: Building Empathy in a Fractured World by Jamil Zaki

Setelah melayangkan pertanyaan di WhatsApp Group HIMA dan bersambut dengan jawaban teman-teman, saya jadi tersadar bahwa rasanya sudah lama tak ada diskusi di WAG HIMA, dan pertanyaan saya cukup memecah kesunyian grup. Benar memang, bahwa dalam sebuah komunitas, kita tidak bisa menuntut untuk mendapatkan ini itu. Tapi justru kita perlu senantiasa check in, becermin sembari bertanya, kontribusi apa yang bisa saya berikan pada komunitas yang menjadi ruang bertumbuh saya selama ini? Sehingga kita bisa terus bergerak dan menggerakkan. Dan agar antara aktivitas di kehidupan dunia nyata dan maya bisa saling melengkapi. 

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di