Skip to main content

Jurnal 2 Kampus Ibu Pembaharu, Buddy Review : Cara Asyik Mendalami Materi dan Terlibat lebih Aktif dalam Pembelajaran.

 Bismillahhirrohmanirrohim...

Tulisan kali ini masih dalam rangka melanjutkan perjalanan di kelas bunda Salihah. Jadi setelah kami berhasil mengidentifikasi masalah dan menganalisa akar masalah, kami mendapat tantangan untuk melakukan Buddy review, dimana tim perumus sudah memasangkan peserta jadi dua-dua dan pasca pengumuman tugas tersebut kami bisa segera menghubungi buddy untuk berdiskusi mengenai jurnal yang akan di-review.

Buddy saya adalah mba Nur Astuty dari regional Sulawesi Tengah. Perempuan yang berdomisili di Bau-Bau ini dikaruniai dua orang anak yang satu diantaranya sudah beranjak usia baligh. Beliau yang menghubungi saya via WhatsApp terlebih dahulu. Karena jadwal online kami berbeda, maka di awal saya mengajak untuk menyamakan pemahaman bahwa kami bisa berdiskusi di jam yang berbeda. Jadi jika ada pertanyaan atau bahan diskusi, kami bisa langsung menyampaikannya via chat untuk kemudian nanti ditanggapi buddy di jam online-nya sendiri. Sehingga tidak perlu saling menunggu respon untuk melaju ke pertanyaan berikutnya. Kami tidak ingin menjadi penghambat progress pasangan, tapi juga tetap bisa disiplin dengan jam online kami. Jika saya menyampaikan keterbatasan karena jam CEST yang lebih lambat tujuh jam ketimbang WITA, mba Tuty juga menyampaikan keterbatasannya untuk online karena jam online adalah saat anak-anak sudah tidur. Saya percaya bahwa keterbukaan di awal perkenalan adalah pondasi untuk komunikasi dalam bekerja tim ke depannya.

Usai berkenalan, saya membaca jurnal yang dibuat oleh mba Tuty. Berikut review yang saya buat :

Gambar 1. Hal yang sudah baik

Gambar 2. Hal yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki

Gambar 3. Hal yang menarik dari Problem Statement

Meskipun mba Tuty merasa minimalis dalam membuat jurnalnya, tpai saya yakin beliau sudah optimal dalam pengerjaannya. Jika terasa minim, bsia jadi itu sudah optimal di tengah keterbatasan situasi yang sedang beliau hadapi di pekan lalu. InsyaAllah setelah adanya review, masing-masing dari kami bisa mempertajam isi jurnal kami berbekal masukan, saran dan kritik dari buddy.

Saya suka dengan sistem buddy review ini, karena mengajak (mungkin dengan sedikit memaksa) mahasiswa untuk terlibat lebih aktif. Apalagi agar dapat melakukan review yang baik, mahasiswa perlu memahami isi materi dan poin inti dari jurnal mengidentifikasi masalah. Dengan melakukan review, mahasiswa jadi semakin memahami materi, umpan pertanyaan yang dibeirkan tim perumus dan mendapatkan studi kasus yang bisa dianalisa ketepatan pengerjaannya.

Selain itu, keberadaan template yang disediakan oleh tim perumus, juga membantu mahasiswa untuk fokus. Agar kalimat yang tertulis dalam pengerjaan jurnal, ada poin-poin intisarinya. Menghindari kemungkinan bertele-tele dan menjauh dari inti masalah.

Oh iya, pekan ini saya juga mencari referensi pelengkap seputar materi, terutama terkait empati. Saya sempat mendapatkan rekomendasi judul buku dari teman-teman di HIMA regional Efrimenia terkait dengan empati. Saya juga sempat mencari buku di perpustakaan kota, dan menemukan satu buku yang sesuai. Ini bukunya, 

Gambar 4. Buku "Empathy"

Alhamdulillah tugas pekan ini terlewati. Jika pekan lalu saya mengumpulkan jurnal di hari H tenggat waktu, kali ini di H-1. Semoga pekan berikutnya bisa lebih awal, H-2. Semoga, tapi tidak harus. Saya percaya bahwa orang-orang yang mengerjakan mepet di tenggat waktu tidak selalu deadliners. Kadang, ada kompleksitas pikiran yang perlu dipecahkan tanpa perlu diburu waktu. 



Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di