Skip to main content

Kelompok Bermain Griya Riset, Nice Homework 8 Program Matrikulasi Ibu Profesional

NHW#8

BUNDA sebagai AGEN PERUBAHAN
Bunda, kalau sudah menemukan passion (ketertarikan minat ) ada di ranah mana, mulailah lihat isu sosial di sekitar anda, maka belajar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat. Rumus yang kita pakai :

PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE

Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan. Sehingga Bunda bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa empati, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri. Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreneur yang kita miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam. 
Bagaimana caranya? 
Isilah bagan-bagan di bawah ini :

Contoh bagan Social Venture :



Pertanyaan terkait Nice Homework 8 :

Pertanyaan 1. Putri Yudha Kusuma – IIP Bandung
Bu Septi apakah sosial venture itu wajib? Bagaimana dengan orang yang cenderung internal? Apakah orang-orang yang cenderung intern ini harus bermitra dengan seorang aktivator ataukah memang pada dasarnya ada beberapa orang yang lebih tenteram intern dalam keluarganya saja tanpa berbuat untuk lingkungannya?

Jawaban :
Teh Uput, social venture hanya salah satu bentuk pola kebermanfaatan bagi alam semesta. Jadi bukan social venture-nya yg wajib, melainkan kebermanfaatannya bagi alam semesta. Bagi kita yang lebih senang dengan lingkungan keluarga, lingkungan internal diri sendiri, pasti banyak cara untuk melakukan kebermanfaatan ala keluarga kita. Silahkan teh Uput ceritakan pola teh Uput.

Pertanyaan 2. Nisa Nur’arifah – IIP Bandung
Ibu, bila kita telah membuat peta hidup kita, dimtengah perjalanan lalu Allah mengirimkan amanah sebagai agen perubahan di ranah yang lebih besar dan kita merasa on track, biasanya ada guncangan untuk menuju keseimbangan baru.  Apa tandanya bila kita siap? Bagaimana tips melewati guncangan menuju keseimbangan baru? Hatur nuhun   

Jawaban :
Ncha dijawab per poin ya,
Tandanya kita siap adalah "tenang" dan hati kecil kita bilang "yakin"
Tips melewati guncangan, pakai rumusnya pilot kalau melewati awan tebal, pasti kan berguncang, maka rumus yang harus dipakai adalah :

FULL ENERGY + FULL CONCENTRATION + HIGH SPEED

Saat di tengah pusaran pasti guncangan akan lebih dahsyat, terus melaju, maka pasti sebentar lagi muncul keseimbangan baru. 
Apabila beban yang kau rasakan sudah sangat berat, dan membuatmu hampir putus asa, maka BERSABARLAH, karena RAHMAT ALLAH sudah sangat dekat.

Lalu, social venture seperti apa yang saya mulai coba jalankan?



Demikian hasil perenungan saya terkait NHW 8. Terbesit harapan, semoga langkah kecil ini dapat konsisten, semakin bertumbuh dan menyemai kebahagiaan di hati setiap generasi pembelajar yang terlibat di dalamnya.


#ODOPfor99days
#day117
#griyariset
#socialventure
#matrikulasi
#ibuprofesional

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di