Skip to main content

Mengasah Kecerdasan Diri melalui Proyek Keluarga

Manusia adalah mahkluk yang diciptakan unik, tidak ada manusia di dunia yang sama persis dalam hal apapun, selalu ada perbedaan dalam diri manusia yang membuatnya unik dan berbeda dari orang lain. Namun hanya sedikit orang yang mengetahui keunikan dari dirinya karena kemampuan untuk memahami diri yang kurang, sehingga kadang keunikan atau potensi dari dirinya yang bisa membuatnya berhasil dalam kehidupan tidak bisa tergali secara baik. Untuk mengetahui potensi apa yang ada pada diri memang bukan suatu perkara yang gampang. Tapi merupakan suatu hal yang harus di gali sendiri oleh individu secara terus-menerus dan coba di pahami apakah memang benar itu benar-benar potensi yang dimiliki. Dengan mengetahui potensi diri apa yang di miliki, individu menjadi mengerti apa yang harus di lakukan di masa depan untuk mewujudkan cita-cita sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Individu tersebut juga menjadi lebih percaya diri dalam melakukan segala hal apabila mengetahui potensi dari dirinya. Utamanya, individu dapat mengambil keputusan secara tepat terkait dengan kariernya. Berikut ini akan dijelaskan tentang pengertian kecerdasan dalam diri, faktor yang mempengaruhinya, dan karakteristiknya

Pengertian Kecerdasan Diri
Intelligence Quotient (IQ) / kecerdasan intelektual
Kemampuan individu untuk berpikir secara abstrak, mengolah dan berusaha untuk menguasai lingkungannya secara maksimal dan secara terarah. Contohnya seberapa individu dapat berpikir secara kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapinya.

Emotional Intelligence (EI) / kecerdasan emosional
Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain.

Adversity Intelligence (AI) / kecerdasan menghadapi kesulitan
Kemampuan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup.
Faktor yang mempengaruhi
Setiap kecerdasan tentu ada faktor yang mempengaruhinya, berikut akan disebutkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Intelligence Question (IQ)
Keturunan
Faktor keturunan dari ayah-ibu atau kakek-nenek mempengaruhi seberapa kecerdasan terhadap seseorang.

Latar belakang sosial ekonomi
Pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua dan faktor-faktor sosial ekonomi lainnya, juga mempengaruhi seberapa tinggi kecerdasan seseorang

Lingkungan hidup
Lingkungan yang kurang baik akan menghasilkan kemampuan intelektual yang kurang baik pula. Lingkungan yang dinilai paling buruk bagi perkembangan intelegensi adalah panti-panti asuhan serta institusi lainnya, terutama bila individu ditempatkan disana sejak awal kehidupannya.

Kondisi fisik
Keadaan gizi yang kurang baik, kesehatan yang buruk, perkembangan fisik yang lambat, menyebabkan tingkat kecerdasan yang rendah.

Iklim emosi
Iklim emosi dimana individu dibesarkan mempengaruhi perkembangan mental individu yang bersangkutan. Misalnya individu yang hidup di keluarga yang kurang harmonis, maka akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya

Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.

Emotional Intelligence (EI)
Lingkungan
Lingkungan dimana individu tinggal akan mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang. Misalnya individu yang tinggal di perkotaan akan berbeda dengan individu yang tinggal di pedesaan.

Keluarga
Orang tua adalah seseorang yang pertama kali harus mengajarkan kecerdasan

emosi kepada anaknya dengan memberikan teladan dan contoh-contoh yang baik agar anak memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

Adversity Intelligence (AI)
Daya saing
Misalnya di kelas seorang siswa ada yang terlalu pintar dan tidak ada yang mampu menyaingi siswa tersebut. Maka daya saing siswa yang pintar itu ketika keluar dari kelas tersebut akan rendah. Sebaliknya, jika di kelas kemampuan siswa rata-rata sama, maka kemampuan untuk menghadapi kesulitan akan semakin tinggi.

Produktivitas
Seorang siswa yang diberikan penghargaan atas usaha yang dilakukan akan semakin tinggi AI-nya, sedangkan apabila siswa itu dibiarkan ketika berhasil melakukan sesuatu, maka akan semakin rendah AI-nya

Motivasi
Individu yang memiliki motivasi kuat, akan mengerahkan segenap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan individu yang memiliki motivasi rendah, akan mudah menyerah dan putus asa.

Mengambil resiko
Individu yang memiliki AI tinggi, akan lebih berani mengambil resiko dibandingkan dengan individu yang memiliki AI rendah.

Perbaikan
Individu dengan AI tinggi akan selalu melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang dapat menghambat dia menyelesaikan masalahnya, agar tidak merembet menuju hal yang lain yang dapat memperbesar masalahnya.
CIRI-CIRI FAMILY PROJECT

a. Fokus pada proses, bukan pada hasil
b. Sederhana
c. Menyenangkan
d. Mudah – Menantang
e. Ditentukan durasinya



KOMPONEN FAMILY PROJECT

a. Sasaran

SMART : Specific, Measurable, Achiveable, Reasonable, Timebound
Maksimum 3 sasaran.

b. Sarana
Alat dan Bahan yang diperlukan
Dana yang diperlukan ( apabila ada)

c. Sumber Daya Manusia
Penanggungjawab
Pelaksanan

d. Waktu
Jadwal Pelaksanaan
Durasi

e. Nama Projek
Berikan nama khusus terhadap projek yang dikerjakan keluarga.

DAFTAR RUJUKAN
Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
https://padepokanmargosari.com/2017/04/02/catatan-perak-2017-1-family-project/
Stoltz, P.G. 2000. Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: PT Grasindo
Sukmadinata, N.S. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di