Skip to main content

Bergembira Bersama di Tidying Festival








Tidying Festival adalah momen berbenah habis-habisan, memilih barang-barang yang membuat spark joy kemudian menatanya secara KonMari, dan melepaskan barang-barang di luar itu. Entah dibuang, diberikan ke orang lain, didaur ulang secara fungsional maupun dijual kembali. 

Jujur, saya baru bisa mengalokasikan beberapa menit perhari untuk melakukannya. Itupun tak setiap hari bisa dilakukan. Berjauhan dengan suami dan mendampingi anak-anak yang masih berusia balita dan baduta tanpa adanya asisten rumah tangga, menjadi tantangan tersendiri. 

Namun, tidying festival tetap harus dilakukan dong ya. Tantangan kondisi biasanya memunculkan kreativitas nyata, hihi… Berbenah pakaian saya mulai dari milik anak-anak. Alasannya sederhana, karena lemari anak-anak sudah berupa laci-laci, maka saya sudah merasa spark joy dengan tempat penyimpanannya. Alih-alih menanti jam tidur mereka yang tak datang jua, saya memberanikan diri melakukan tidying festival dengan melibatkan mereka. Sesi mengumpulkan dan memilah pakaian berjalan dengan mulus bersama mereka. Saat mulai melipat pakaian satu demi satu, anak-anak terutama adik ternyata tertarik untuk mengambil pakaian yang sudah saya lipat dan tata di laci. Diambil dan diterbangkan ke segala penjuru arah. Hehehe…

Kejutan tak terduga saya dapatkan dari sulung. Kakak yang bermain bersama adik saat saya melipat-lipat pakaian, ingin terlibat dalam proses melipat tersebut. Lalu tak lama, taraaaa…kakak menunjukkan hasil lipatannya. Sebuah celana panjang yang terlipat dan berdiri ala KonMari. Kyaaaa…ternyata sulung memperhatikan cara saya melipat dan menirukannya dengan mudah. Maka, kami berdua pun asyik melipat ala KonMari. 

Bagaimana dengan pakaian-pakaian yang dihambur-hamburkan adik? Saya sediakan beberapa potong pakaian untuk dimainkan adik yang tidak saya lipat dahulu, juga satu wadah kardus untuk memfasilitasinya bermain. Dengan demikian, adik asyik dengan mainannya dan saya asyik dengan lipat melipat. 







Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Praktik Cooking Class : Bubur Sumsum Lembut

Apa yang pertama kali terbayang saat melihat bubur sumsum? Jika pertanyaan itu menghampiri saya, saya akan menjawab “kondisi sakit”. Saat sakit, biasanya nafsu makan kita berkurang, susah menelan dan lidah terasa pahit. Tak heran jika makanan ini seringkali menjadi asupan bagi orang sakit. Teksturnya yang lembut dan cita rasa optimal selagi hangat tentu memudahkan pemenuhan kebutuhan energi saat kondisi tubuh kurang prima. Saat sehatpun, mengonsumsi bubur ini terasa nikmat, apalagi jika di luar sedang diguyur hujan dan cuaca dingin menyelimuti. Dikutip dari Wikipedia , bubur sumsum adalah sejenis makanan berupa bubur berwarna putih yang dilengkapi dengan kuah air gula merah. Mengapa dinamakan bubur sumsum? Katanya, dinamakan demikian karena penampakannya yang putih menyerupai warna bagian luar sumsum tulang. Bahan utama bubur ini adalah tepung beras.  Tentu tepung beras dengan kualitas baik. Bagaimana kriterianya? Tentu mengikuti SNI, berikut informasi detilnya : N

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m