Skip to main content

Saatnya Mencari Sumber Ilmu di Hutan Pengetahuan, Gunakan Petamu Agar Tak Tersesat!


Setelah berhasil mengidentifikasi kebutuhan belajar diri selama kurang lebih satu semester ke depan di tahap Telur, peserta kelas Bunda Cekatan beranjak ke tahap berikutnya yaitu tahap Ulat. Di tahap Ulat ini, peta belajar yang sudah dibentangkan di akhir tahap telur menjadi pijakan untuk mengerjakan tantangan pekan pertama. Apa sajakah tantangannya?
Pertama, menceritakan hasil belajar yang didapatkan selama sepekan ini  dan membagikannya sebagai potluck untuk teman-teman sesama peserta kelas Bunda Cekatan.
Proyek yang saya tuliskan di peta belajar adalah Mama lernt Deutsch. Proyek ini terinspirasi dari kelas bahasa Jerman yang sedang saya ikuti sejak setahun belakangan ini dimana para ibu bisa belajar bahasa Jerman dengan membawa anaknya yang masih kecil atau belum bersekolah dan menitipkannya di Kinderbetreuung sepanjang jam kursus berlangsung. Ada banyak lembaga kursus bahasa Jerman namun sangat sedikit yang menyediakan fasilitas Kids Corner  atau Kinderbetreuung.  Di lembaga kursus tempat saya belajar sekarang pun, dulu saat mendaftar saya tidak langsung diterima. Hasil tes penempatan level saya tidak mencukupi untuk bisa menjadi peserta kursus. Saya perlu belajar lagi dan mencoba tes kembali di semester berikutnya baru kemudian diterima.
Lembaga kursus ini mengadakan kursus bahasa Jerman intensif, empat kali per minggu, dengan durasi 3,5 jam setiap harinya dan pemberian pekerjaan rumah secara rutin. Materi disampaikan secara runut oleh guru yang sangat berkompeten. Tak hanya program belajar di kelas, tersedia pula program kunjungan ke ruang-ruang publik di kota Wina, menonton film bersama dan mendiskusinya ceritanya, mendatangkan narasumber dari suatu bidang untuk berbagi ilmu, sehingga kami tidak hanya mendapatkan materi bahasa Jerman namun juga keterampilan untuk mengakses fasilitas ruang publik dan memahami sistem yang berlaku di kota Wina.
Berawal dari lingkungan yang kondusif inilah saya merasa perlu mengoptimalkan kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin. Pun bahasa Jerman merupakan menu belajar yang penting dan mendesak untuk saat ini sehingga fokus belajar saya selama satu semester ini berfokus pada belajar bahasa Jerman dengan penuh kesungguhan yang teracik dalam proyek Mama lernt Deutch di peta belajar.
Tahap pertama yang perlu saya lakukan adalah membagikan sumber belajar yang saya pelajari di pekan ini. Ada dua potluck yang saya bagikan, yang pertama mengenai menetapkan fokus. Tema ini menjadi salah satu subtopik dalam peta belajar saya. Saya perlu fokus tinggi untuk menjalankan proyek yang sudah ditetapkan agar keseimbangan dalam menjalankan beragam peran pun bisa tetap terjaga.

Terkait praktik menetapkan dan menjaga fokus, saya menjalankan dengan berupaya melakukan manajemen waktu yang detail dan disiplin menaatinya. Jika saya disiplin dengan kandang waktu yang ditetapkan maka memudahkan saya beralih hari dengan target yang baru dan ini melegakan. Maka menerapkan komunikasi asertif agar aktivitas serondolan tidak mudah masuk juga menjadi sebuah keterampilan yang perlu saya kuasai.

Potluck kedua yang saya bagikan adalah sumber ilmu yang berkaitan langsung dengan proyek Mama lernt Deutsch. Dua website yang menjadi langganan untuk didatangi saat perlu berlatih soal (terutama saat menjelang tes kemarin).
Setelah menghidangkan potluck,  tugas berikutnya adalah mencari camilan di hutan belantara. Saya menyadari bahwa proyek saya cukup spesifik sehingga akan sangat jarang ditemui camilan yang sesuai. Namun setelah menyusuri satu demi satu potluck, saya tertarik dengan potluck dari mba Syifa Achyar yang berisi ulasan buku The Power of Planning yang ditulis oleh mba Karina Nurin. Setelah itu saya mulai mengisi kolom berikutnya.

Aku tahu tentang :
Saya mengisi kolom tersebut dengan ilmu-ilmu yang sudah saya pelajari dan praktikkan seperti :
  • Bahasa Jerman level A1-A2 yang saya pelajari di lembaga kursus selama tahun 2019 lalu
  • Talents Mapping berbekal training TM Basic dan TM Dynamic yang sudah saya ikuti dan baca bukunya, juga pengalaman mengasesmen diri dan orang lain.
  • Makhorijul Huruf dari kelas Tahsin Rumah Tajwid Luar Negeri dan kelas Tahsin offline untuk pengajar TPA Masjid As-Salam WAPENA

Juga pelajaran yang saya ambil dari proses menjalankannya, antara lain :
  • Manajemen waktu ibu diaspora dengan tantangan uniknya
  • Mengelola TPA masjid Indonesia di kota Wina
  • Memilih dan mendaftarkan anak ke Sekolah Dasar (Volksschule) di kota Wina
  • Ragam aktivitas anak usia 0-6 tahun di kota Wina
  • Pengelolaan sampah di kota Wina

Sedangkan untuk kolom berikutnya,
Aku ingin tahu tentang :
Saya berfokus pada peta belajar dan proyek yang sudah saya tuliskan. Sehingga saya ingin mempelajari mengenai strategi totalitas dalam belajar bahasa Jerman terutama mengenai focus! act more! do it now! ontime!. Untuk poin utamanya, saya ingin belajar bahasa Jerman level B1 dan B2 juga lancar berkomunikasi  berbahasa Jerman.
Beberapa buku yang mayoritas meminjam dari perpustakaan untuk amunisi belajar bahasa Jerman

Pembuatan peta belajar sangat membantu diri untuk fokus dan menahan diri untuk menggelengkan kepala untuk menolak potluck yang menggiurkan namun belum menjadi prioritas saat ini. Sedangkan kolom-kolom yang disediakan untuk dituliskan jawabannya membantu diri untuk mengidentifikasi jejak belajar yang selama ini sudah dijalankan dan kebutuhan belajar yang mendukung tercapaikan proyek yang sudah dicanangkan di peta belajar.
Duhai diri yang sedang menjelma menjadi ulat pembelajar, makanlah sesuai kebutuhan, kunyah hingga lembut dan cerna hingga terpenuhi kebutuhan nutrisimu dengan optimal. Selamat bertumbuh!









Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di