Skip to main content

Jurnal Ausbildung : Pembelajaran saat Berbelanja Bahan Pangan

Gambar 1. Aneka troli belanja yang disediakan untuk pengunjung (Foto hanya sebagai pemanis)

Hari ini di kelas, kami belajar membuat Strudel dengan beragam isian. Aku bersama Yanting dan Aisha membuat Milchrahmstrudel sedangkan teman-teman yang lain ada yang membuat Topfenstrudel, Lach-Spinat-Strudel, Brokkolistrudel, Krautstrudel maupun Zucchinistrudel. Yang membedakan satu dengan yang lain adalah isiannya, sedangkan untuk Strudel-nya kami semua mengacu resep yang sama.

Hari sebelumnya masing-masing dari kami sudah membuat daftar barang kebutuhan memasak yang kemudian disetorkan padaku untuk dibuat daftar belanja secara keseluruhan. Usai kelas kemarin, sore harinya masih ada yang meghubungiku untuk menambahkan bahan yang terlewat. Dan pagi ini juga ada yang merevisi jumlah barang kebutuhannya karena sempat salah hitung. Bagiku, ini pertanda bahwa mereka mempersiapkan sesi praktik hari ini dengan sungguh-sungguh. Aku salut dengan totalitas belajar mereka. Tapi ada juga yang bahan kebutuhannya tertinggal karena ia tidak menyampaikannya padaku untuk dimasukkan ke daftar belanja keseluruhan, meskipun sudah ia tuliskan di resep masakannya. Tapi alhamdulillah tidak terlalu genting sehingga tidak jadi masalah jika ditiadakan.

Sekitar jam delapan lebih lima belas, aku menyetorkan daftar belanja pada trainer dan beliau memberi uang belanja padaku. Aku memilih memberikannya pada Bea yang merupakan ketua kelas kami. Untuk mempersingkat waktu belanja, aku membagi daftar belanja menjadi tiga bagian dan masing-masing bagian dikerjakan oleh tiga orang. Pembagian tersebut aku sampaikan di grup WhatsApp kelas kami. Setelah itu kami pun bergegas pergi ke InterSPAR untuk berbelanja.

Waktu tiga puluh menit ternyata masih kurang. Dua kelompok sudah beres, namun satu kelompok belum. Sepertinya pembagian tugas perlu dilakukan lebih efisien dengan membagi tugas lagi di kelompok-kelompok kecil. Semisal ada lima belas bahan yang perlu kelompok kami temukan dan satu kelompok terdiri dari tiga orang, maka tiap orang mendapat tugas mencari lima bahan diantaranya. Perlu adanya inisiatif tinggi dan komunikasi yang baik antar anggota untuk bisa menjalankan hal tersebut.

Saat di kasir, ternyata total pengeluaran lebih besar dari budget belanja yang diberikan. Sepertinya ada beberapa penyebab, pertama, masing-masing dari kami membuat Strudel dan beberapa diantaranya menggunakan isian yang berbeda-beda. Apalagi ada yang pakai ikan salmon dan dada ayam. Kedua, kami berbelanja di InterSPAR yang notabene standar harganya memang menengah ke atas. Ada pilihan merek S-Budget yang terjangkau, namun tidak semua bahan pangan yang kami butuhkan ada versi S-Budget-nya. Ketiga, tidak ada kesepakatan awal bahwa kita harus memilih merek yang harganya paling murah sehingga bahan yang diambil pun range harganya variatif.

Pembelajaran untuk aku secara pribadi, pengalaman belanja hari ini membuatku memahami pentingnya menjalankan proses dengan benar, juga secara runut dan sistematis. Karena kesalahan di sebuah tahapan, akan mempengaruhi kinerja di tahapan berikutnya. Dan tahapan proses dalam mempersiapkan ketersediaan bahan untuk memasak adalah :

  • Menentukan menu makanan yang akan dimasak
  • Mengetahui resep dan bahan yang dibutuhkan
  • Menurunkan bahan yang dibutuhkan ke daftar belanja
  • Membuat estimasi kuantitas kebutuhan, kemudian budget
  • Belanja sesuai daftar yang sudah tertulis. Bukan malah mengambil yang lain seperti barang promo dan sejenisnya.

Belanja bersama kali ini membuatku berkesempatan menggali makna. Semoga makna yang tergali tersebut bisa membuatku bukan hanya kaya informasi, tapi juga bertumbuh menjadi prbadi yang lebih baik, dari hari ke hari. Aamiin...

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di