Skip to main content

Tugas 6 Program Matrikulasi Ibu Profesional : Memahami Kekuatan Diri

MESA DEWI PUSPITA_IIP BANDUNG
NICE HOMEWORK #6

[BUNDA PRODUKTIF] IKHTIAR MENJEMPUT REZEKI

1. Mengisi ST30 dan Membaca Hasilnya serta Mencocokkan dengan Pengalaman yang Sudah Tertulis di NHW #1-NHW #5
Memahami potensi  dengan tools Talents Mapping merupakan hal yang memiliki urgensi cukup tinggi bagi peningkatan kualitas diri saya saat ini. Sebagai langkah efisiensi waktu, diperlukan alat bantu untuk mengetahui potensi dan mengarahkan saya pada aktivitas produktif yang memang “Mesa banget”. Sempat mengisi ST30 dengan hasil yang seringkali hampir sama membuat saya penasaran ingin mencoba melakukan asesmen Talents Mapping sekaligus mempelajari teknik pembacaannya. Selang beberapa waktu, Allah berikan kesempatan. Abah Rama dan tim Talents Mapping mengadakan training Talents Mapping di Bandung. Saya mengutarakan niat untuk mengikutinya kepada suami. Alhamdulillah beliau menyetujui. Kami sepakat menjadikan harga training yang cukup mahal itu sebagai sebuah investasi untuk bekal mengetahui potensi masing-masing keluarga. Itu artinya, ke depan, saya yang bertugas praktik membacakan hasil ST30 suami dan anak-anak. InsyaAllah, hehe.
Berikut hasil asesmen Talents Mapping saya :



Hasil Asesmen Talents Mapping
Bismillahhirrahmanirrahim…
Saya Mesa Dewi, ibu rumah tangga yang berusia 26 tahun. Saya bercita-cita menjadi home educator  dan fasilitator keluarga yang handal. Tujuh urutan bakat tertinggi  saya secara berurutan adalah : INPUT – SIGNIFICANCE – MAXIMIZER – FUTURISTIC – RELATOR – COMPETITION – CONTEXT. Bakat INPUT membuat saya ingin mengetahui banyak hal secara mendalam. Mudah penasaran dan suka mengulik berbagai hal baru yang saya rasa menarik. Hobi mengoleksi informasi ini memudahkan saya melakukan pencarian data, saat data tersebut dibutuhkan atau ingin dibaca kembali baik untuk diri saya sendiri maupun untuk orang lain. Di sisi lain, rasa keingintahuan akan banyak hal terkadang membuat pikiran menjadi overload dan jenuh. Sehingga saya perlu menguatkan diri untuk memegang komitmen, “Hal itu menarik, tapi saya tidak tertarik. Ketertarikan saya fokus pada pendidikan keluarga.” Untuk mengoptimalkan bakat ini, saya perlu berkolaborasi dengan orang-orang berbakat FOCUS dan DISCIPLINE supaya dapat menghasilkan pemahaman yang spesifik dan mendalam. Perpaduan bakat MAXIMIZER dan RELATOR membuat saya senang menjalin relasi, berkomunitas dengan teman-teman sevisi dan dapat menyokong orang lain untuk mencapai tujuan. Saya perlu bermitra dengan orang RESTORATIVE dalam menangani masalah, karena kemampuan saya dalam hal ini terbatas. Di keluarga, bakat MEDIATOR dan ANALYST suami sangat membantu dalam hal ini. Dengan bakat COMPETITION, berkumpul dengan teman sevisi juga membuat saya memiliki tambahan energi dari lingkungan yang kondusif untuk senantiasa memajukan kualitas diri. Bukan lagi membandingkan diri dengan orang lain, tapi membandingkan kemajuan diri dan keluarga dari waktu ke waktu. Slogan good is not enough anymore we have to be different sangat mengena pada saya, karena bakat SIGNIFICANCE yang cukup mendominasi. Berkolaborasi dengan bakat FUTURISTIC dan CONTEXT seringkali membuat perencanaan saya berkaca pada masa lalu, unik dan detil.  Untuk mengasah bakat FUTURISTIC ini, saya membutuhkan partner sesama FUTURISTIC untuk berdiskusi kreatif. Alhamdulillah suami juga memiliki bakat VISIONER, sehingga sering tercetus ide unik terkait keluarga saat Home Team Discussion  berlangsung. Karena visi yang sama inilah, lahir GRIYA RISET sebagai nama hometeam keluarga kami. Namun, kami perlu mendekatkan diri pada keluarga-keluarga maupun teman-teman yang memiliki bakat ACTIVATOR, agar tidak terlena di ranah konsep dan ide-ide tersebut dapat tertuang menjadi aksi. Mari berkolaborasi :)
Terkait dengan tugas program Matrikulasi Ibu Profesional yang terangkum dalam NHW #1 sampai dengan NHW #5, alhamdulillah pengerjaannya sudah cukup sesuai dengan hasil pembacaan asesmen talents mapping. Checklist indikator Perempuan Profesional masih saya isi setiap harinya dan meminta penilaian setiap awal bulan dari 2 customer utama saya, suami dan anak. Saat ini pengerjaannya memasuki bulan kedua dan sebentar lagi menginjak bulan ketiga. Di NHW #2 saya menuliskan peran sebagai PLANNER/ARRANGER dalam bidang pendidikan anak dengan fokus pembelajaran di usia ini adalah kurikulum TUNTAS DIRI. InsyaAllah masih on track di rencana tersebut, dan di tahun ini berupaya mencapai tuntas diri (manajemen diri, waktu, pikiran, dan komunikasi produktif di keluarga) dengan bentuk upaya antara lain : memasukkan target penerapan komunikasi produktif (power of question) pada checklist indikator perempuan profesional versi kami, membuat jadwal harian dan mematuhi cut off time, mengikuti program Matrikulasi Ibu Profesional dan kuliah online Self Driving yang diampu Rumah Perubahan via IndonesiaX dan sebagainya.

2. Memasukkan Aktivitas Produktif pada Kuadran Kepentingan.


Sekian pengerjana tugas dari saya. masukan dan saran sangat dinantikan demi perbaikan kapasitas diri.

#institutibuprofesional
#programmatrikulasi
#ODOPfor99days
#day17
#griyariset
#memahamidirisendiri





Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Momen Refleksi Seorang Bunda (menuju) Produktif

Bismillahirrohmanirrohim… Refleksi saya adalah bahwasanya kelas Bunda Produktif ini sangat identik dengan kerja kelompok. Untuk sukses melaluinya, setiap Hexagonia perlu memiliki sikap proaktif, inisiatif, dan project ownership yang tinggi sebagai kunci sukses dalam membangun kota bersama-sama. STOP Proses apa saja yang selama ini tidak bekerja untuk project passion kita? Apa saja yang harus kita “stop” dan tidak dikerjakan lagi, apabila project passion ini akan berlanjut? Alur kerja yang tidak end to end. Analisa pribadi diri : Penyebab bisa tidak terjadi end to end salah satunya adalah karena tsunami informasi yang terjadi di WAG koordinasi Co-Housing . Jika saya amati, dalam satu hari saja bisa beragam bahasan berseliweran. Mulai dari pengumuman jadwal live, umpan bahan diskusi seputar project passion, hingga bahasan tugas jurnal yang perlu dikerjakan berkelompok. Padahal jam daring seorang ibu sangat terbatas dengan jadwal yang berbeda-beda antara satu ibu dengan ibu