Skip to main content

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh


CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH


Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur.
“Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat.
Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan.
Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh.
Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-anak sudah mengenali anggota tubuh mereka masing-masing.  (Lalu kira-kira, dengan apa ya, ibu guru mengenalkan anggota badan pada anak-anak?)
“Siapa mau bermain tebak-tebakan? Ayo…acungkan jari tinggi-tinggi” Ibu guru memberikan tantangan.
“Saya buuuu…Saya…Saya mau buuuu…” Suasana kelas ramai kembali, suara anak-anak riuh rendah bersahutan.  
“Baiklah, semua mau ya, kalau begitu dengarkan cerita ibu baik-baik ya. Dan jawablah tebak-tebakan yang ibu ajukan di akhir cerita. Siaaaaap?” Tantang ibu guru.
Sang ibu guru pun mulai beraksi. Beliau berperan sebagai sesuatu! (Tirukan peran ibu guru, dan ajak anak untuk ikut menebak) 
Hmm…sedapnyaaaa…  Aku mencium bau masakan lezat yang berasal dari arah dapur. Ibu memang sedang menyiapkan santap siang. Tapi tiba-tiba, bau busuk disertai bunyi, menggangguku! Ada yang buang angin rupanya. Siapa gerangan? Oh tidak, ternyata diriku sendiri! Hahaha. Hmm….ada bau apalagi ya di sekitar sini? Oh, bau kaos kaki di kolong meja nih…dari kaki siapakah bau ini berasal? Hoho… Tugasku memang membau. Adakah yang bisa menebak, siapakah aku? HIDUNG
Kami adalah alat gerak. Kami biasa disebut sepasang. Kanan dan kiri. Kami memiliki fungsi masing-masing. Sebelah kanan untuk melakukan hal-hal yang baik, seperti memberikan sesuatu pada orang lain, makan, minum, mengambil sesuatu, menulis. Hampir semuanya dilakukan oleh sebelah kanan. Kecuali satu hal. Kalian tahu apa? Ini tugas khusus untuk sebelah kiri. Yaitu membasuh badan setelah buang air. Tapi kami tidak saling iri. Kami kan punya tugas masing-masing. Kalau mendorong atau mengangkat sesuatu yang berat, kami juga bekerjasama loh. Siapakah kami? TANGAN
Anak-anak yang sholeh, aku yang membantumu untuk melihat. Tapi harus di tempat yang ada cahaya. Kalau di tempat gelap, aku tidak dapat berfungsi. Bentukku secara utuh itu bulat loh. Rawat kesehatanku ya, dengan mengonsumsi sumber vitamin A, tidak berinteraksi dengan layar terlalu lama dan membaca sambil tiduran. Kalau kerjaku sudah tidak optimal, aku harus ditemani si kacamata supaya penglihatan kalian jelas. Kalian sudah tahu kan siapa aku? MATA
Sssst…ada dua anak yang sedang berbisik-bisik. Aku bisa mendengar obrolan mereka. Eh, sebentar… rasa-rasanya ada suara adik bayi yang menangis dari ruang sebelah. Apa kalian juga mendengarnya? Aku membantu kalian untuk mendengar. Tapi, aku hanya ingin mendengar yang baik-baik saja. Aku enggan mendengarkan kata-kata kotor, tidak sopan, ataupun membicarakan keburukan orang lain. kalian juga, bukan? Bagaimana, kalian sudah mengenalku? TELINGA 
Kami bagian tubuh yang berada di bawah. Kalian biasa memakaikan sepatu maupun sandal pada kami saat bepergian. Kami bisa berjalan maupun berlari, membawamu pergi kemana saja. Kami sepasang, kanan dan kiri. Hanya saja, kami selalu beriringan, tidak bertugas sendiri-sendiri. Meski kami menopang tubuh, tapi kami tidak merasa berat. Karena kami tahu, itu sudah menjadi tugas kami. Dan Allah sudah melengkapi kami dengan kekuatan untuk melakukan  tugas  tersebut. Ayo tebak siapa kami? KAKI
Hai, aku barisan yang berada di dalam. Baru akan terlihat jika kalian tersenyum atau membuka mulut. Barisanku membuat makanan yang kalian makan menjadi halus sebelum tertelan. Supaya aku terus berfungsi dengan baik, kalian harus rajin menyikatku ya. Bayangkan jika aku rusak, kalian akan kesakitan, merasa ngilu dan menambal atau mencabutku. Makananpun tak enak dirasa. Kalian bisa menebakku? GIGI
Alhamdulillah, sudah 6 tebakan terjawab dengan baik ya anak-anak. Sudah mendekati waktu istirahat, saatnya kita mengambil air wudhu, lalu melakukan sholat Dhuha dan menikmati camilan bersama. Mari kita tutup dengan doa kafaratul majlis. Siapa yang mau memimpin doa?

#ODOP99days
#day111
#griyariset


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di