Skip to main content

Tiga Fakta Menarik yang Kami Temukan di Kinderuni Wien 2022

Acara anak-anak memang selalu membuat saya berbinar dan antusias. Bahkan salah satu hal yang membuat saya bersemangat belajar bahasa Jerman di awal kedatangan kami di Wina dulu adalah agar saya bisa mengantar anak-anak mengikuti aneka ragam kegiatan anak di sini juga menyimak dan terlibat langsung di dalam kegiatan keluarga yang dibuat oleh pemerintah kota Wina dan pihak-pihak terkait. Dan di liburan musim panas ini, salah satu kegiatan yang si sulung ikuti adalah program Kinderuni Wien. Program apakah itu?

 

Gambar 1. Masuk ke kampus BOKU (University of Natural Resources and Life Sciences)

Di setiap libur musim panas, anak-anak dengan rentang usia tujuh hingga dua belas tahun berkesempatan mengikuti program Kinderuni Wien. Melalui program ini, anak-anak berkesempatan masuk ke kampus, duduk di kelas dan mengenal bangku perkuliahan. Universitas-universitas di Wina, akan membuka beragam program menarik yang dikemas dalam bentuk seminar, lecture maupun workshop. Di tahun ini, anak-anak bisa memilih hingga delapan program (yang terdiri dari maksimal tiga workshop dan lima lecture/seminar) di universitas yang bervariasi. Dari bidang sains, kedokteran, teknik, hingga sosial ekonomi, dengan bermacam-macam spesifikasi pun disuguhkan.

Gambar 2. Aneka media yang didapatkan saat program

Untuk bisa mengikuti program ini, calon peserta perlu mendaftar secara daring terlebih dahulu di situs resmi. Kemudian datang ke acara pembukaan untuk mengambil kaos, kartu belajar dan perlengkapan lainnya. Keseluruhan rangkaian acara, di semua tempat, berlangsung sekitar dua pekan. Ada lima fakta menarik yang saya garis bawahi di program Kinderuni Wien tahun ini. Apa saja? Yuk, kita simak bersama.

Pertama, proses registrasi yang berjalan lebih rapi dan sistematis.

Acara ini memang acara tahunan yang digelar setiap liburan musim panas. Selama pandemi, tentu ada beberapa penyesuaian yang dilakukan, terutama berkaitan dengan protokol kesehatan. Tahun lau, proses registrasi sepenuhnya berjalan daring. Mulai dari membuat akun, mendaftar hingga memilih sesi yang ingin diikuti. Di jadwal yang telah ditentukan, anak-anak tinggal datang ke lokasi. Jadwal perdana berlangsung agak semrawut. Karena sebelum mengikuti program, anak-anak akan mendapatkan kaos, kartu belajar dan perlengkapan lainnya. Sedangkan setiap anak mengikuti program yang berbeda-beda. Sehingga di hari-hari pertama, setiap program akan dimulai dengan kesibukan pembagian perlengkapan, belum lagi jika peserta datang terlambat dan menyusul mengikuti program. Nah, di tahun ini, proses administrasi berjalan lebih rapi dengan diadakannya acara pembukaan. Sehingga di jadwal program pertama yang setiap peserta ikuti, mereka sudah mengenakan kaos dan membawa kartu belajar, siap mengikuti instruksi pemandu dengan fokus.

Kedua, peserta berkesempatan mengikuti hingga delapan program.

Setiap manusia terlahir dengan fitrah belajar dan bernalar. Maka sudah selayaknya, anak-anak memiliki rasa ingin tahu dan semangat belajar yang tinggi. Karenanya tentu saja, mereka ingin mengikuti program sebanyak mungkin. Namun tetap saja kuota perlu dibatasi agar kesempatan belajar tersebar merata untuk semua peserta. Kuota yang di awal pendaftaran hanya lima program per peserta, bertambah menjadi delapan program. Jumlah ini bebas digunakan peserta, baik dengan optimal atau diambil beberapa saja sesuai kebutuhan mereka. Peserta juga perlu memperhatikan jadwal antar program yang dipilih, dan lokasi universitas tempat program tersebut diadakan. Jarak waktu minimal dari program satu ke program berikutnya adalah tiga puluh menit. Tapi jika keduanya berada di lokasi kampus yang berbeda, tentu waktu tempuh perpindahan juga patut diperhitungkan.

Gambar 3. Jadwal program yang diikuti si sulung

Pada kesempatan kali ini, si sulung belajar mengenai peternakan, alat transportasi, kompetensi diri, literasi, emas, pajak dan penggunaan uang.

 

Ketiga, peserta diundang untuk menghadiri Sponsion atau kelulusan di Uni Wien.

Saat kami mengikuti program ini di tahun lalu, di akhir tidak ada acara kelulusan seperti tahun ini, jadi ini adalah pengalaman baru bagi kami. Peserta diminta untuk datang di jadwal yang telah ditentukan secara bertahap di Uni Wien yang beralamat di Universitätsring 1. Ada beberapa sesi yang bisa dipilih, mulai jam 10.00, 11.00, 12.00 dan terakhir 13.00. Namun peserta diminta hadir lima belas menit sebelum jadwal yang diinginkan. Orangtua dan saudara yang mengantar bisa menyaksikan acara di tribun, maupun menunggu di luar gedung. Saya bersama pemuda kecil memilih untuk menunggu santai di rerumputan yang berada di tengah gedung Uni Wien. Setelah empat puluh menit, si sulung keluar dengan wajah berbinar, sembari memegang gulungan Urkunde atau sertifikat. Wah, lucu juga. Acara dikemas dengan atraktif dan high energy ending.

 

Gambar 4. Pasca mengikuti acara Sponsion

Strategi yang kami gunakan dalam mengikuti program ini adalah memampatkan delapan program yang si sulung ikuti ke dalam satu pekan. Kemudian berbagi jadwal hari apa saya yang mengantar, dan hari apa suami bisa home office sehingga bisa mengantar si sulung. Tentunya ada banyak manfaat yang kami rasakan dengan mengikuti program ini, dan yang paling menarik adalah, anak-anak jadi berkesempatan untuk mengenal berbagai macam jurusan di universitas dengan „mencicipi“ secara langsung. MasyaAllah. Karena kaya wawasan dan ide, bermula dengan kaya aktivitas, bukan? InsyaAllah. Semoga menjadi bekal ilmu yang bermanfaat dan berkah ya. Aamiin.  

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di