Skip to main content

Kumpul Sahabat SMA : Ibu Temu Kangen, Ayah Momong, Anak Kenalan

Saat yang ditunggu saat mudik ke Jombang,selain bersilaturrahim dengan keluarga adalah reuni kecil-kecilan dengan teman SMA. Maklum, saya dan suami berasal dari SMA yang sama, satu angkatan pula. Jadilah bisa dibilang, teman SMA saya – teman SMA suami – teman SMA kami. Diawali dengan kami menanyakan jadwal praktek bidan di grup WhatsApp Alumni SMA, berlanjut mengabarkan kalau kami sedang berada di Jombang, dan berujung mengajak meet up temana-teman yang sedang ada di Jombang juga. Alhamdulillah disambut positif, insyaAllah bisa bertemu kembali dengan 2 teman, yang sedang pulang juga ke Jombang.

Bikin Mainan, Yuk!

Dua teman kami ini sama-sama memiliki bayi, yang usianya pun hampir seumuran, 4 bulan dan 5 bulan. Karena akan kedatangan dua bayi yang sedang belajar tengkurap, kami iseng-iseng berinisiatif membuat mainan DIY (Do It Yourself), tadinya yang terpikir adalah membuat sensory box, tapi karena kami juga baru sampai di rumah orangtua beberapa jam sebelum meet up, akhirnya beralih untuk membuat sensory board bertema makanan. Bahan-bahan yang digunakan memanfaatkan apa yang ada di dapur ibu, sederhana dan mudah. Proses pembuatannya full melibatkan si Mentari Pagi. Anak perempuan berusia 2 tahun ini excited banget menyiapkan sensory board buat teman-teman bayinya.


Sensory Board dengan Tema Bahan Makanan

Bahan dan alat yang disiapkan :
Beras
 Kismis 
Kacang
Kerupuk
Sambal sachet
Makaroni
Agar-agar
Sereal coklat
Susu kental manis sachet
Susu serbuk sachet
Kardus bekas
Spidol marker
Plastik klip/ziplock
Isolasi bening
Proses pembuatannya cukup mudah. Bahan-bahan makanan yang ada cukup dimasukkan ke dalam plastik klip, plastik klip ditutup dan ditempel ke kardus dengan isolasi.

Apa Manfaat Sensory Board untuk Bayi?

Sensory board  merupakan salah satu dari sekian banyak alternatif sensory play yang berguna untuk mendorong anak untuk belajar observasi, menstimulasi indera, dan membangun hubungan syaraf di otak. Sensory board ini cocok dimainkan oleh bayi berusia di bawah 1 tahun. Tetap harus dengan pengawasan penuh, mengantisipasi jika plastik klipnya bocor lalu  isinya termakan. Manfaat sensory board  antara lain melatih koordinasi indera penglihatan dan perabaan dan melatih motorik halus sang bayi dengan gerakan meraba dan meremas aneka bahan. Sensory board  yang dibuat beraneka warna dan dari bahan yang beraneka ragam juga akan membantu bayi mengenal aneka warna dan bentuk.

Yeay, Kita Reunian!

Akhirnya, yang ditunggu-tunggupun tiba. Savira datang bersama sang suami, mas Faisal dengan menggendong dek Althaf yang menggemaskan banget. Disusul oleh Anida yang membawa dek Fairuz yang tersenyum manis di dalam stroller.
Langsung deh Ummicha, tante Savira dan tante Anida kangen-kangenan, Abiya dan mas Faisal kenalan dan mengobrol, si Mentari Pagi – dek Althaf – dek Fairuz kenalan malu-malu. Berhubung Ibu juga kenal cukup dekat dengan Savira dan Anida, jadilah langsung terjadi obrolan seru. Kebayakan seputar tumbuh kembang anak dan aktivitas harian masing-masing. Obrolan terus berlajut, berhubung kami sekarang juga sudah menjadi orangtua, maka obrolan pun didominasi dengan bahasan seputar pengasuhan anak, pendidikan keluarga bahkan merambah hingga komunitas belajar yang sedang kami ikuti. 
Dek Althaf dan dek Fairuz asyik bermain dengan mainan yang dibawa, teether dan bola. Si Mentari Pagi mendekatkan sensory board  buatan kami ke adek-adek bayi yang baru dikenalnya itu. Namun nampaknya mereka masih terlalu kecil untuk memainkan itu, hihi… Mereka sudah cukup puas dengan meraba-raba sebentar permukaannya. Saat melihat sensory board yang dibawa Mentari Pagi, justru para ibu yang tertarik dan mengalihkan topik obrolan ke seputar sensory play untuk bayi.
Tanpa terasa 3 jam terlewati. Rasanya masih banyak yang ingin dibicarakan dan didiskusikanbersama, tapi alhamdulillah cukup mengobati rasa kangen. InsyaAllah kapan-kapan ketemuan lagi ya…

Para Peserta Meet Up 

#ODOPfor99days
#day63

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Praktik Cooking Class : Bubur Sumsum Lembut

Apa yang pertama kali terbayang saat melihat bubur sumsum? Jika pertanyaan itu menghampiri saya, saya akan menjawab “kondisi sakit”. Saat sakit, biasanya nafsu makan kita berkurang, susah menelan dan lidah terasa pahit. Tak heran jika makanan ini seringkali menjadi asupan bagi orang sakit. Teksturnya yang lembut dan cita rasa optimal selagi hangat tentu memudahkan pemenuhan kebutuhan energi saat kondisi tubuh kurang prima. Saat sehatpun, mengonsumsi bubur ini terasa nikmat, apalagi jika di luar sedang diguyur hujan dan cuaca dingin menyelimuti. Dikutip dari Wikipedia , bubur sumsum adalah sejenis makanan berupa bubur berwarna putih yang dilengkapi dengan kuah air gula merah. Mengapa dinamakan bubur sumsum? Katanya, dinamakan demikian karena penampakannya yang putih menyerupai warna bagian luar sumsum tulang. Bahan utama bubur ini adalah tepung beras.  Tentu tepung beras dengan kualitas baik. Bagaimana kriterianya? Tentu mengikuti SNI, berikut informasi detilnya : N

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m