Skip to main content

Mini Project : Berkunjung ke Kantor Imigrasi Bandung


1 Juni 2016
[Mini Project]

Hari ini, ada 2 mini project yang dilakukan oleh Mentari Pagi. Sejak malam sebelumnya, kami sudah sounding supaya keesokan harinya dia bangun pagi karena kami akan berangkat awal menuju kantor imigrasi untuk membuat paspor. Pagi itu, pukul 5.30, saya dan suami sudah mulai bersiap. Mentari Pagi belum menunjukkan tanda-tanda bangun tidur. Sembari bersiap, kami panggil-panggil dia, masih juga belum ada jawaban. Jam dinding sudha menunjukkan pukul 06.00, kami berdua memutuskan untuk membangunkannya sekali lagi, jika masih juga terlelap, maka kami langsung menggendongnya dan membawakannya baju ganti untuk ganti saat antri disana nanti. Kami menggoyang badannya perlahan, belum ada tanggapan. Bismillah, kami menggendongnya. Nah, saat itu juga, dia mulai membuka mata. Selesai membacakan doa bangun tidur, kami ingatkan padanya bahwa hari sudah pagi, kita mau berangkat untuk mengurus paspor. Mendengar kalimat tersebut, alhamdulillah dia merespon dengan baik.

“ Udah pagi ya Mi? Mau berangkat, bikin paspor?”
“Iya, kita harus berangkat pagi-pagi, supaya antrinya ndak terlalu panjang. Yuk, berangkat.”

Setelah berbincang sejenak, kami bertiga berangkat.
Sesampainya di kantor imigrasi, kami diarahkan untuk segera mengisi berkas. Kami mencari tempat duduk yang nyaman, dan sayapun mulai mengisi berkas. Si Mentari Pagi masih mengamati ruangan dan keadaan. Jam menunjukkan pukul 06.30, belum terlalu banyak orang yang datang. Di sela pengisian berkas, saya menawarkan air minum dan roti padanya. Bangun tidur, pastilah dia lapar. Benar saja, air minum direguknya beberapa kali. Rotipun dia buka dan 1 potong besar nyaris dia habiskan sendiri. Bersamaan dengan saya selesai mengisi berkas, dia menunjukkan muka belepotan selai coklat. Berkas saya berikan pada suami, dan kemudian bergegas ke kamar mandi membersamai Mentari Pagi. Kami keluar melalu pintu depan, ternyata kamar mandinya ada di belakang, di dekat parkir motor. Terdiri dari 2 kamar mandi dengan WC jongkok. Sebenarnya ada wastafel di sebelahnya, tapi karena cukup tinggi dan si MeGi kesulitan menjangkaunya, kami mencuci tangan di kamar mandi. Alhamdulillah, dengan demikian dia bisa menyalakan kran dan membersihkan mulutnya sendiri. Selanjutnya, kamipun kembali ke ruang antrian.
Antrian dibuka tepat pukul 07.30, untuk pemohon lansia dan balita, didahulukan pelayanannya, termasuk untuk MeGi. Pengecekan berlangsung cepat, berlanjut dengan mendapatkan nomor antrian untuk foto diri. Sebelum foto, kami menunjukkan anak-anak yang sedang difoto oleh petugas imigrasi. Dia mengangguk-angguk mengerti. Anak kecil foto dengan posisi berdiri. Sekilas mengamati, alhamdulillah petugas yang melayani sesi foto anak, cukup interaktif dengan anak. Selama proses, beberapa kali bapak tersebut  menebar senyum, mengajak MeGi berceloteh dan tidak terburu-buru. Saya tak bisa mendampinginya hingga selesai karena antri di loket yang lain dan cukup berjauhan. Tapi alhamdulilah dia tenang dengan dampingan Abinya. Saat saya kembali, dia juga sudah difoto. Lucu hasilnya, mimik wajahnya serius gimana gitu :D

Sepulang dari kantor imigrasi, saya bertanya padanya.
U : Tadi darimana?
M : Kantor imigrasi.
U : Buat apa kesana?
M : Bikin paspor.
U : Terus, disana Mbak ngapain aja?
M : Duduk, terus difoto, cekriiiik..gitu, Mi
U : Ooo..gitu. Memang paspornya buat apa sih Mba?
M : Buat dibaca-baca Mi
U : Haaaa…oke. Baiklah :D

Alhamdulillah mengurus paspor jalur online di kantor Imigrasi Bandung cukup ramah bagi anak. Pelayanannya cepat dan singkat (*asal berangkat pagi) membuat anak tidak sempat rewel. Kalau dihitung, hanya 1.5 jam waktu yang kami perlukan untuk mengurusnya. Jam 06.30 sampai kantor, jam 08.00 urusan selesai. Mengenai detil pengurusan paspornya, saya tulis di tulisan lain ya, InsyaAllah.
#ODOPfor99days
#day9
#griyariset

#miniproject

Comments

  1. Barakallah, de...
    Jadi destinasi kemana...?

    *uda siapsiap bikin list oleholeh...😍😍

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di