Skip to main content

Kalimat Pendukung dan Pengingat yang Hadir di Kelas, Saat Masa Persiapan Ujian

Bismillahhirrohmanirrohim...

 


Rasa-rasanya, pembelajaran di kelas Ausbildung pekan ini menghadirkan banyak sekali catatan penting mengenai cara belajar. Baik itu dari para trainer, dari Beraterin maupun dari teman-teman sekelas saat mereka berbagi cerita. Dan di akhir pekan ini, saya mencoba mengingat-ingatnya satu persatu, yang kemudian kesemuanya menghadirkan rasa syukur, optimis dan kaya akan inspirasi. Maka, saya akan membaginya juga di sini, semoga bisa menular. :)

Tidak ada paksaan dari saya. Sudah seharusnya proses belajar itu menyenangkan, bukan?. Jangan lupa ambil jeda dan minum air putih. Terhidrasi dengan cukup itu penting.

Demikian ucap seorang trainer kala sedang mengajar dan mengajak kami melakukan simulasi ujian. Memasuki masa satu bulan pra ujian, tentu hari-hari kami di kelas memang diisi dengan latihan dan latihan. Dan itu memang membuat lelah, baik fisik maupun pikiran. Beliau menangkap dan memahami situasi tersebut. Maka beliau mengajar dengan cara yang unik. Menyampaikan situasi ujian secara riil, kemudian saat respon kami terlihat pesimis, beliau akan menenangkan dan menyampaikan bahwa kami memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkannya bersama. Dan yang terpenting, kami perlu bahagia menjalankan prosesnya agar persiapan ujian ini bisa kami jalankan dengan baik.

Masa persiapan ujian ini memang penuh tekanan. Terlebih jika surat ujian sudah sampai di tangan kalian. Tapi ingat, hanya satu bulan ini. Sebagai trainer, saya hanya membantu persiapan. Tanggung jawab sepenuhnya ada di tangan kalian masing-masing. Ini untuk masa depan kalian sendiri. Pertengahan bulan depan, kalian sudah terbebas dari beban-beban ini.

Kurang lebih demikian pesan trainer Akuntansi di tengah pembalajaran di kelas. Mengerjakan soal-soal latihan terus-terusan memang membuat kepala pusing, tapi ya namanya juga persiapan ujian ya. Tak ada lagi santai membahas bab baru, membaca materi bersama-sama. Yang ada sekarang adalah mengerjakan soal, tanya jawab secara lisan untuk mengukur kedalaman pemahaman masing-masing peserta juga membuat soal yang kemudian saling ditukarkan untuk dikerjakan. Beliau juga mengingatkan bahwa saat satu bulan menjelang ujian, lazimnya seorang pelajar memang berkonsentrasi penuh dalam persiapan. Tak ada waktu luang untuk melakukan hal-hal yang sia-sia. Fokus pada persiapan ujian.

Untuk menghadapi ujian, tidak hanya membahas mengenai kesiapan diri kita seputar ilmu dan keterampilan di bidang tersebut. Tapi juga mengenai psikis. Kami hadir untuk membantu Anda mengatasi ketidaknyamanan psikis menjelang ujian.

Begitu kalimat yang tersampaikan oleh Beraterin dari ABZ yang datang ke kelas kami beberapa hari yang lalu. Salah satu dari keduanya adalah Beraterin personal saya. Ya, masing-masing dari peserta kelas memang memiliki Beraterin dari ABZ yang menjadi teman diskusi seputar apapun selama Ausbildung ini berjalan, terutama kaitannya dengan permasalah pribadi. Selama Ausbildung, saya pernah berdiskusi dengan beliau perihal perpanjangan durasi mudik saya ke Indonesia beberapa bulan lalu berkiatan dengan jadwal operasi HNP papa. Kali ini beliau menyapa dan bertanya kabar kami di kelas, dan menangkap ketegangan dari raut wajah kami. Beliau juga sempat mendengarkan keluhan beberapa hari kami mengenai isi surat ujian yang baru kami terima di pekan ini. Dengan penuh senyum, dua orang Beraterin tersebut memberikan afirmasi positif. Mengajak kilas balik perjalanan belajar kami selama delapan belas bulan ke belakang (tiga belas bulan untuk saya, hehe). Menyadarkan kami akan kemajuan diri yang cukup besar namun terlupakan.

Aku sudah mencicil belajar setiap hari. Meskipun hanya sedikit, baca hanya satu lembar atau mengerjakan hanya satu soal, yang terpenting rutin setiap hari. Mana bisa kita belajar semua bahan secara kilat? Tak akan berhasil kita pahami.

Ucap salah seorang teman di kelas yang berasal dari Kamboja. Seorang ibu dengan tiga orang anak laki-laki, yang merupakan murid paling rajin di kelas. Saya sering bertanya banyak hal yang belum saya pahami padanya. Meskipun sudah sekitar dua puluh tahun tinggal di Austria, ternyata ia pun punya tantangan yang serupa dengan saya, memahami materi berbahasa Jerman. Tapi satu keunggulan kunci yang ia miliki, rajin belajar, membuatnya bersinar dan menginspirasi saya. Usia tak menghalanginya untuk terus semangat dalam belajar. 

Dukungan dan pengingat dari trainer dan Beraterin juga inspirasi dari teman sekelas ini cukup penting di masa persiapan ujian. Agar kita, sebagai calon peserta ujian tetap mawas dan tidak hilang fokus. Namun tentunya itu hanya salah satu aspek. Aspek lain yang jauh lebih penting tentu rida Allah, suami, orangtua dan anak-anak. Juga motivasi intrinsik dari diri sendiri. Karena diri kita, pikiran kita, perasaan kita adalah satu-satunya hal yang bisa kita kontrol, karena ada dalam kendali diri kita. Sedangkan pihak luar, berada di luar kontrol kita.

Melakukan kilas balik mengenai proses belajar sepekan ini, lengkap dengan mengingat-ingat segala masukan-masukan dari para trainer dan Beraterin yang tertangkap di memori, membuat saya berefleksi di dini hari ini. Setelah lulus kuliah di tahun 2011, tanpa diduga di tahun 2021 lalu saya kembali mengenyam bangku pendidikan formal. Sejak mengenal Home based Education di tahun 2014, saya memiliki pandangan bahwasanya manusia memang suka belajar. Dan sebuah proses belajar bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan bersama siapa saja. Yang terpenting agar kita bisa terus bertumbuh adalah, kita memiliki mental sebagai seorang pembelajar senjati. Kemudian takdir Allah mengantarkan saya pada dunia komunitas yang menjadi playground saya belajar dengan merdeka sepuluh tahun ke belakang.

Sepuluh tahun pasca lulus dari pendidikan formal, Allah berikan kesempatan untuk kembali belajar di sekolah formal kembali. Namun siapa sangka jika kesempatan belajar itu ada di belahan dunia lain, dengan bahasa pengantar yang sebelumnya sama sekali tak saya kuasai, dengan kondisi dimana saya sudah mengemban amanah sebagai seorang istri dan ibu? Bukan sekolah magister, malah justru setaraf SMK. Momen ini adalah peluang untuk mengasah keterampilan diri, baik dari segi berbahasa Jerman, memasak dengan menjaga kualitas nutrisi bahan pangan yang diolah, dan kembali terjun di sistem pendidikan formal (sekaligus jadi bisa merasakan langsung sistem pendidikan ala Eropa). Kondisi ini pun memaksa diri untuk keluar dari zona nyaman dan mencari ritme keseimbangan yang baru.  Semoga mengantarkan pada rida Allah.

Wien, 8. Oktober 2022

 

   

 

 

   

 

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di