Skip to main content

Mother and Daughter Time, Belanja Berdua dengan Putri Sulung di Akhir Pekan

Di suatu hari Sabtu, perkiraan cuaca memperkirakan akan turun hujan selama seharian. Saya sudah merencanakan bepergian berdua dengan putri sulung, dan karena tempat tujuan kami adalah indoor, maka cuaca hujan pun tak terlalu jadi soal. Di hari tersebut, suami harus pergi ke kampus karena bertemu dengan profesor pembimbing yang sedang visit ke Wina. Sedangkan pemuda kecil sedang menginap di rumah teman dan baru akan kami jemput di sore hari.

Saya mengajak si sulung berbelanja barang kebutuhan memasak yang akan saya gunakan untuk Lernabschlussprüfung (LAP). Ada beberapa barang yang belum saya miliki dan nampaknya diperlukan saat nanti ujian praktik LAP. Beberapa diantaranya seperti Geflügelschere, Speiseringe, Fleischklopfer, Ausbeinmesser. Untuk ujian akhir, tentu setiap peserta bebas berkreasi seoptimal mungkin. Namun saya memilih untuk mencukupi perbekalan dengan barang-barang yang benar-benar penting dan genting saja. Tak perlu dekorasi yang aneh dan beraneka ragam. Selain kurang penting, saya juga belum bisa berkreasi sedemikian rupa. Masakan beres dalam durasi waktu yang diberikan, pas tingkat kematangannya, rasanya bisa diterima, proses memasaknya juga memenuhi kriteria penilaian, itu sudah lebih dari cukup bagi saya.

Ting, salah seorang teman sekelas yang mahir membuat kue, menyampaikan bahwa ada toko peralatan membuat kue yang cukup lengkap di Donauzentrum, pusat perbelanjaan dekat Kagran. Tepatnya di sekitar toko Müller. Di sisi lain, setelah berseluncur di dunia maya, saya ingin mencari Geflügelschere di Müller atau Media Markt. Setelah mengecek via situs bahwasanya di Donauzentrum juga ada Müller dan Media Markt, berangkatlah kami berdua ke sana. Sedangkan suami sudah berangkat sejak pagi ke kampus. Pemuda kecil juga sudah pergi bersama keluarga teman dan bermain di Spielplatz. Saya tersenyum melihat fotonya yang dikirimkan oleh teman. Ah, anak-anak sudah semakin besar dan interaksi sosialnya semakin luas dan lama. MasyaAllah :“))

Hari itu, pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Donauzentrum,setelah lebih dari empat tahun tinggal di Wina. Kebangetan? Ngga juga. Karena saya yakin setiap momen memang ada waktunya masing-masing. Tidak ada yang terlambat, tidak ada yang terlalu cepat. Jika pun ada, bisa jadi itu berasal dari pikiran manusia. Alhamdulillah situasi di dalam pusat perbelanjaan tersebut tidak terlalu ramai. Kami bisa berjalan kaki santai, mencari Müller sembari menikmati situasi. Orang yang berlalu lalang, penjual dan pembeli yang sibuk bertransaksi, anak-anak yang menjerit menangis karena minta mainan, orangtua yang sibuk menemani anaknya bermain di indoor playground, pemuda pemudi yang tertawa sembari meneguk minuman, hingga kakek nenek yang berjalan dengan bantuan tongkat atau Gehhilfe (alat bantu jalan yang dilengkapi dengan roda dan keranjang belanja).

 


Kami mengobrol lepas. Tentang banyaknya mesin penarik tunai yang nyaris kami temui di setiap belokan, tentang rasa penyesalan yang timbul usai berbelanja, tentang boba yang bukan lagi murni tapioka saja tapi menyembul aneka rasa di balik kulit tipisnya yang belakangan baru kami ketahui familier dikenal dengan nama popping boba. Setelah naik satu lantai, sampailah kami di Müller. Alih-alih langsung masuk ke toko tersebut, saya memilih untuk mengitari toko-toko di sekelilingnya, mencari toko peralatan membuat kue yang Ting pernah ceritakan. Hasilnya, nihil. Saya sampai mencoba masuk ke Flying Tiger dan Nanu-Nana, siapa tahu salah satu dari keduanya lah yang Ting maksudkan. Tapi yang dicari tak ditemukan. Mungkin toko yang Ting sebutkan sudah berpindah lokasi.

Akhirnya kami masuk ke Müller. Di toko tersebut kami menemukan tiga jenis Geflügelschere. Saya tak segera membelinya. Hanya menjajalnya dalam genggaman tangan, mana yang terasa nyaman digunakan. Poin pentingnya tentu tajam, juga memiliki pegangan yang cukup kesat agar tidak semakin licin saat memotong daging baik yang matang ataupun mentah. Karena di waktu sebelumnya saat menggunakannya untuk memotong daging angsa matang, cukup licin karena lemak yang cukup banyak. Setelah berkeliling ke Müller, Mediamarkt dan Interspar, kami mendapatkan Speiseringe, Küchenwaagen, Apfelausstecher dan Fleischklopfer. Alhamdulillah. Untuk Ausbeinmesser sepertinya saya belum yakin akan membelinya atau membeli Fleischmesser saja, sehingga saya tunda pembeliannya. Sedangkan Geflügelschere saya pertimbangkan dulu.

 


Di jalan-jalan berduaan ini, saya mendapatkan insight mengenai daya literasi. Saat setelah membeli Küchenwaagen, saya bersegera mencoba menggunakannya untuk memastikan bahwa berfungsi dengan baik. Saya menyalakannya dengan mencoba-coba menekan, kemudian si sulung menyeletuk, „Ich lese die Anleitung“. Duh, tercubit rasanya. Ya memang harusnya dibaca dulu petunjuk penggunaannya sebelum menggunakan barang, bukan dengan main langsung coba saja. Memencet tombol dan menahannya agak lama, tapi belum berhasil juga. Sejurus kemudian si sulung berkata, "Ummi, tombol dipencet lalu ditahannya selama empat detik." Ia menyampaikan informasi yang ia dapatkan di buku petunjuk pemakaian. Dan, berhasil! Alhamdulillah.

Kejadian kedua, adalah saat mencari pintu keluar. Kami kesulitan menemukan pintu dimana kami masuk ke pusat perbelanjaan ini. Bertemu pintu keluar dari informasi yang ditunjukkan penunjuk arah, namun bukan pintu yang kami cari. Setelah pintu ketiga kami dapati, si sulung menemukan sebuah peta digital. Kami tinggal memasukkan kata kunci atau nama toko yang sedang kami cari, kemudian mesin tersebut akan menginformasikan ke arah mana kami harus berjalan, dari titik kami berdiri saat itu. Lagi-lagi, saya belajar dari si sulung bagaimana memanfaatkan smart facilities yang memang disediakan untuk memudahkan urusan manusia.

Hujan rintik-rintik pun kami terobos, menuju kereta yang membawa kami ke tempat tujuan berikutnya, Warung Salam dan rumah teman, untuk menjemput pemuda kecil yang kami rindukan. Selamat berakhir pekan dengan bahagia, teman-teman.

 

Wien, 15.Oktober 2022

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di