Skip to main content

Mengambil Jeda Sejenak, Meluruskan Niat dan Menguatkan Tekad

Aliran Rasa Materi #7 Semua Anak adalah Bintang
Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional

Semua anak adalah bintang. Allah telah menciptakan manusia dengan peran peradabannya masing-masing. Spesifik, tidak ada yang sama. Untuk mempertemukan mereka dengan peran peradabannya tersebut, dibutuhkan fasilitator yang siap membersamai proses panjang itu. Amanah besar itu ada di pundak kita, para orangtua. Berbekal kepercayaan pada Allah, kesediaan untuk terus belajar dan memperbaiki diri, orangtua dapat menjelma menjadi fasilitator terbaik untuk anak-anaknya.

Seorang fasilitator bukanlah yang tahu segala rupa dan bisa menjalankan semua peran. Fasilitator akan bekerjasama dengan para ahli, bersinergi dengan para guru untuk mengasah potensi anak, menguatkan kecerdasannya hingga bertemu dengan peran peradabannya. Terkait hal tersebut, penting bagi orangtua untuk memiliki discovering ability dan child sense.

Discovering ability  merupakan kemampuan daya jelajah para orangtua dan guru selaku pendidik anak-anak untuk menemukan harta karun potensi-potensi yang ada dalam diri anak-anak. Memang tidak mudah, namun sejatinya orangtua sudah dibekali fitrah keayahbundaan oleh Allah. Maka untuk menunjang fitrah dan meningkatkan kemampuan tersebut, orangtua perlu membekali diri dengan pengetahuan, juga menyediakan waktu untuk membersamai terlebih pada masa tujuh tahun pertama anak.

Selama masa menjalani tantangan 10 hari, ummi fokuskan perhatian ummi terhadap respon yang diberikan kakak dan adik saat mempelajari sesuatu. Saat kami menjalankan sebuah family project, apakah kakak bahagia menjalankannya? Apakah adik terlihat bosan? Atau apakah mereka terlihat merindukan Abi yang sedang belaajr nun jauh disana?

Ummi juga mencoba kaitkan dengan empat ranah dalam discovering ability. Semisal saat kami membuka pojok baca di bazar murah, ummi amati respon kakak pada ranah interpersonal. Ternyata kakak berbahagia bukunya dibaca bersama oleh anak-anak yang mengunjungi stand kami. Atau saat mengikuti acara gema takbir dan sholawat, kami berdialog memasuki ranah spiritual, untuk apa bersholawat, mengapa bertakbir, dan seterusnya.

Proses belajar kami jalankan dengan bahagia, tapi ternyata ummi tak cukup waktu untuk menuliskannya dalam sebuah setoran tantangan. Hingga masa tantangan pun terlewatkan tanpa bisa ummi setorkan hasil pembelajaran kami. Ada rasa kecewa menyelimuti, namun tak lama. Tujuan utama mengikuti kelas bunda sayang adalah agar kami semakin bahagia belajar bersama. Jika memang tak semua tahapan bisa kami lalui, setidaknya tujuan utama kami tercapai. Dengan aktivitas membersamai kakak yang masih balita dan adik yang masih bayi, juga kondisi saat ini tinggal di rumah yangti yangkung dan berjauhan dengan abi, memang mungkin belum memungkinkan bagi ummi untuk menjalankan keseluruhan proses. Jika ummi paksakan, ada yang tak imbang dan berat sebelah. Hal tersebut tentu tak baik.


Maka, berdamai dengan ketidaksempurnaan. Jalankan proses yang ada dengan sebaik mungkin, hadir penuh sadar utuh. Ummi sedang menata ulang kapasitas diri. Mencoba mengejar ketertinggalan dengan mencicil tulisan yang belum disetorkan. Tak apa sudah melebihi batas waktu pengumpulan. Tekad ummi saat ini adalah menyelesaikan apa yang sudah ummi mulai, dan mengikat makna dalam setiap proses pembelajaran kami. Bismillah, 15 tulisan sedang ummi tuntaskan. Mohon doa dari pembaca J

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di