Skip to main content

Belajar dari Alam Sekitar




Sudah lama rasanya tak mengajak anak-anak jalan-jalan pagi. Menyusuri jalan beraspal lalu terkesima menyaksikan kebesaranNya. Pagi ini cerah, A belum menunjukkan tanda-tanda mengantuk. Sepertinya seru kalau pagi ini kita isi dengan berjalan-jalan. Dengan misi utama mengantarkan baju ke penjahit di gang belakang, berangkatlah kami bertiga menapaki jalan perumahan. Bisa saja kami menggunakan kendaraan untuk menuju ke ibu penjahit, namun pengalamannya tentu beda. Dan dengan berjalan kaki ini, R dan A akan menemukan banyak temuan. Temuan-temuan menarik yang menumbuhkan fitrah belajar dan bernalar mereka. 

Seratus meter dari rumah, perjalanan terhenti karena A tertarik pada roda sebuah mobil yang terparkir di halaman tetangga. Diamatinya lingkaran besar itu dan dari mulutnya terdengar menderu menirukan suara mobil. A mendapatkan temuan menarik pagi itu. Bagaimana dengan R? Dia banyak mengamati aneka tumbuhan yang kami lewati. Hingga di langkah kami yang kesekian puluh, dia berhenti di depan sebuah pohon lalu bertanya, “Ini pohon apa mi?”. Rupanya pohon itu menarik untuknya, karena ada buah kecil yang menyembul di ujung. Aha! Dia bertemu pohon jambu. Hari sebelumnya dia baru saja mengonsumsi buah kaya vitamin C itu dan hari ini Allah pahamkan dia dengan wujud pohonnya. 

Kami bertemu dengan gundukan pasir, gundukan batu lengkap dengan alat pengayak yang berdiri di sampingnya. Ummica teringat bahwa beberapa waktu lalu kami belajar cara kerja mesin pengayak pasir dari video Youtube. Dan hari ini, Allah takdirkan kami untuk mencoba praktik dengan alat pengayak pasir manual. Kesempatan ini disambut A dan R dengan gembira. A asyik mengambil batu-batu kecil, R mencoba memasukkan batu bercampur pasir ke atas pengayak. Dia melihat pasirnya masuk ke sisi bawah pengayak, sedangkan batu berloncatan tertinggal diatas pengayak. 

Puas bermain dengan pasir, kami melanjutkan perjalanan. Ternyata R kembali menemukan hal menarik. Dia melihat ada dua saluran air di samping rumah. Saluran air yang satu, mengalirkan air ke selokan, sedangkan saluran air yang lain diam tak mengeluarkan air. Aliran air ini menjadi bahan obrolan kami sepanjang perjalanan. R sampai lupa kalau telapak kakinya sedang gatal karena tergigit semut, padahal tadinya dia sampai enggan berjalan karena rasa gatal tersebut. Ah, ternyata rasa penasaran memang bisa membuat kita lupa kesedihan ya :D

Lima puluh meter sebelum sampai di rumah, giliran Ummica yang menemukan hal menarik. Dedaunan hijau yang memiliki ornamen cantik di sekeliling. Ya, tanaman bertunas daun. Kami mengamati daun-daun kecil yang muncul di pinggiran daun besar. Beberapa akar sudah muncul, siap memulai kehidupan mandiri. Tak lama, kami pun tiba di rumah. Usai bebersih diri, kami siap belajar kembali. R sudah bersemangat menggunting pola yang ada di lembar kerja sebuah majalah. Pola tersebut akan ditempel dan disatukan untuk membentuk sebuah balon udara.  Motorik-motorik halus terlatih, melemaskan otot-otot tangan sebagai bekal kesiapan menulis.

Suara R mengundang tetangga untuk turut bermain bersama. Karena teman R ini laki-laki dan menyukai gerak motorik kasar, maka kami bermain bowling mini. R dan F menjadi pemain, Ummica berperan mencatat perolehan nilai. Ada kompetisi, tapi mereka jalankan dengan penuh gelak tawa. Motorik kasar dan ketangkasan mereka terasah. Kami bermain hingga adzan Dhuhur berkumandang. Jam riset selama 3 jam di hari ini telah usai. Banyak hal yang kami lakukan, banyak temuan menarik yang kami dapati. #HomeEducation, memulai dari apa yang ada, tanpa mengada-ada. 

Di siang harinya, Allah berikan bonus berupa kedatangan dua kakak pendidik. Selama satu jam lebih, kami berdiskusi seru, bermimpi bersama mengenai pendidikan berbasis fitrah. Benar adanya. Bahwa saat kita bergerak, meski gerak kita masih kecil dan sedikit, Allah akan dekatkan kita  dengan orang-orang yang sevisi. Saling menyokong agar mimpi dapat mewujud. Hingga aksi dan karya dapat menjadi solusi bersama.


Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di