Skip to main content

Dia Melihat dan Meniru, Maka Sampaikan Teladan Terbaik Untuknya


Anak mungkin bisa salah mengerjakan instruksi. Namun dia tak pernah salah meng-copy. -Septi Peni Wulandani-

Pesan ini terngiang kembali saat saya membersamai pembelajaran anak kemarin. 

Kemarin, mica bersama anak-anak, juga adik dan ibu, memulai perjalanan mudik kami menggunakan alat transportasi kereta. Jadwal pemberangkatan kereta dari stasiun Jombang jam 12.04 WIB, waktu yang 'nanggung' untuk sholat Dhuhur di rumah. Maka, kami memutuskan untuk berangkat ke stasiun lebih awal supaya ada waktu untuk sholat Dhuhur di stasiun. 

Karena perjalanan jauh, dari rumah kakak mica minta memakai sepatu. Dan kakak mencari kaos kaki. Katanya, kalau pakai sepatu, berarti pakai kaos kaki, kayak ummi. Okeee...dipahami.

Memasuki pelataran masjid stasiun, mica mengajak kakak mengambil air wudhu. Karena tempat wudhu perempuan masih agak terbuka, kami wudhu di kamar mandi. Kaos kaki yang mica pakai, baru mica lepas saat kami sudah tak terlihat dari pandangan umum. Dan kakak mengikutinya. Kakak melepas kaos kaki sambil berpegangan ke dinding, menaruhnya di dalam tas mica, persis seperti apa yang mica lakukan. 

Di mushola, kami tidak menemukan sajadah. Karena ada jilbab, maka mica gunakan jilbab sebagai sajadah darurat kami. Dan kakak tiba-tiba melepas jilbab, menaruhnya di atas jilbab mica. Ingin membuat sajadah darurat sendiri. 

Usai sholat, kakak tiba-tiba meminta izin memakai ciput yang mica kenakan. Ujarnya, "Kakak pengen pakai ciput kayak ummi. Ini kakak pakai ya Mi?". Anggukan kepala mica disambut dengan senyum ceria. Kamipun bergegas berkemas, merapikan barang-barang dan bersiap menuju ruang tunggu stasiun. Lima menit lagi jadwal kedatangan kereta yang akan kami naiki. 

Mica duduk di pelataran masjid, memakai sepatu sandal. Begitu pun dengan kakak. Tak ada lagi keluhan saat kesulitan memakai sepatu. Dia terlihat lebih pelan dalam mengenakannya. Otot-otot tangannya semakin terlatih, pun mica tak lagi menggegasnya dan mengajaknya bersegera seperti dulu. 

Untuk melatih kebiasaan baik, perlu proses. Dan sebuah proses membutuhkan waktu. Maka, saat kami membersamai anak-anak dalam menjalankan proses belajar mereka, sejatinya kami sedang menjalankan latihan kesabaran yang Allah tempakan pada kami. Bukankah tumbuh bersama itu akan saling menguatkan dan mengokohkan? :)

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di