Skip to main content

Mengisi Buku Aktivitas Ramadhan



Hari ini kakak dan adik ikut ummi mengaji. Artinya, ummi harus mempersiapkan diri, mengkondisikan agar kakak dan adik tetap merasa nyaman selama mengikuti aktivitas ummi dalam 2 jam ke depan. Perbekalan pun ummi siapkan. Beberapa buku cerita, buku aktivitas dan pulpen untuk kakak. Ummi tidak membawa makanan dan minuman, karena sedang bulan ramadhan. Apakah kak Raysa sudah berpuasa? Belum, tapi di usianya yang 3 tahun ini, dia belajar menghormati orang yang sedang berpuasa dengan cara tidak makan dan minum di luar rumah terlebih di hadapan orang lain.

Saat akan berangkat mengaji, dia bertemu dengan teman sebaya, cucu dari guru kami mengaji. Mereka pun bermain bersama, berlarian di bagian belakang tempat mengaji. Tak berselang lama, teman kakak kedatangan tamu teman sekolahnya. Sesama laki-laki. Yang mana setelah itu, mereka berdua bermain mobil-mobilan bersama. Dan kakak, merasa tidak diajak. Kakak pun sedih, dia ingin bermain mobil-mobilan bersama duo lelaki itu. Tetapi sepertinya mereka berdua terlalu asyik bermain sehingga tidak menyadari kekecewaan kakak, hihi.


Kakak kembali ke tempat mengaji dengan langkah gontai. Ummi menawari membaca buku, kakak tolak dengan cepat. Kakak bersikeras ingin main mobil-mobilan bersama temannya. Oke, sepertinya butuh hal menarik untuk mengambil perhatian kakak nih. Ummi mengambil buku aktivitas ramadhan.` Ummi buka bagian menghubungkan titik-titik hingga membentuk gambar. Ummi meminta om untuk memberikan contoh menghubungkan titik-titik hingga membentuk sebuah gambar. Berhasil, kakak tertarik! Beberapa saat setelahnya, ummi mendapati kakak duduk manis, anteng mendengarkan dan mengamati apa yang om sampaikan dan lakukan. Om Wildan yang mengerjakan lembar aktivitasnya, kakak mengangguk-angguk belajar memahami. Ummi jadi bisa konsentrasi mengaji sembari menggendong adik. Alhamdulillah, terimakasih kakak, terimakasih om Wildan…

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Praktik Cooking Class : Bubur Sumsum Lembut

Apa yang pertama kali terbayang saat melihat bubur sumsum? Jika pertanyaan itu menghampiri saya, saya akan menjawab “kondisi sakit”. Saat sakit, biasanya nafsu makan kita berkurang, susah menelan dan lidah terasa pahit. Tak heran jika makanan ini seringkali menjadi asupan bagi orang sakit. Teksturnya yang lembut dan cita rasa optimal selagi hangat tentu memudahkan pemenuhan kebutuhan energi saat kondisi tubuh kurang prima. Saat sehatpun, mengonsumsi bubur ini terasa nikmat, apalagi jika di luar sedang diguyur hujan dan cuaca dingin menyelimuti. Dikutip dari Wikipedia , bubur sumsum adalah sejenis makanan berupa bubur berwarna putih yang dilengkapi dengan kuah air gula merah. Mengapa dinamakan bubur sumsum? Katanya, dinamakan demikian karena penampakannya yang putih menyerupai warna bagian luar sumsum tulang. Bahan utama bubur ini adalah tepung beras.  Tentu tepung beras dengan kualitas baik. Bagaimana kriterianya? Tentu mengikuti SNI, berikut informasi detilnya : N

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m