Skip to main content

Gambar Kontras dan Jadwal Harian Bergambar


Manajemen waktu dalam memfasilitasi kebutuhan belajar kakak adik menjadi bahan pikiran yang menggelitik bagi ummi saat ini.

Dari segi rencana, ummi menyiapkan slot waktu bermain bagi kakak adalah jam 09.00-12.00 WIB, saat adik terlelap tidur pagi. Dengan catatan kakak sudah mandi, makan dan membantu membereskan rumah. Kami menamakannya sebagai jam riset. Karena di jam itulah, kakak melakukan riset kecil-kecilan. Memilih apa yang ingin dibuat, buku apa yang ingin dibacakan atau hal apa yang ingin dibacakan ke ummi. Setiap pilihan tak lepas dari konsekuensi, bukan? Kadang kakak bosan menggunting di tengah-tengah perjalanan gunting-tempel, mengambil mainan puzzle saat balok susun masih berserakan, dan sebagainya. Ah nak, jangankan dirimu yang masih anak-anak. Ummi pun masih mengalaminya. Namun, mari kita belajar bertanggungjawab, memahami konsekuensi atas pilihan kita dan menjalankannya dengan bahagia. Bukankah bertanggungjawab itu sebuah karakter seorang muslim? Bukankah kita calon muslim tangguh, nak? :)

Jadwal ini akan berjalan sangat baik jika semua berjalan sebagaimana mestinya. Menjelang jam riset adik sudah mulai mengantuk, kakak makan dengan mandiri dan ummi juga sudah siap amunisi. Semua dalam kondisi siap. Maka kami menyambut jam 09.00 tepat dengan sukacita. Yes, adik sudah tidur! Namun tentu ini tidak dapat berjalan setiap hari. Ada kalanya adik bangun kesiangan sehingga di jam riset matanya masih membuka lebar dan mengajak main, hihi… Ada kalanya jadwal pagi tidak kami tepati sehingga di jam 09.00 kami tidak dalam kondisi siap dan beberapa kondisi tak ideal lainnya. Untuk itu, kami perlu menyiapkan plan A, B, C dan D beserta amunisinya sehingga jam jadwal jam riset harian tetap dapat berjalan dan semua pihak menjalaninya dengan bahagia.

Hari ini kami melanjutkan project membuat jadwal harian kakak. Ummi sebagai pimpinan project dan dokumentator, kakak eksekutor, adik pemberi apresiasi pada kakak dan Abi mempersiapkan bahan sekaligus penerima laporan.

Bahan-bahannya berupa aktivitas-aktivitas yang abi dapatkan di internet beberapa bulan lalu. Project ini memang sudah direncanakan sejak lama tapi menunggu momen yang pas. Waktu itu ummi membuat daftar aktivitas apa saja yang perlu dicari gambarnya. Kemudian abi yang mencarinya di internet dan mencetaknya. Lalu masih ummi simpan di lemari, sampai mengundang perhatian kakak. “ Waaaah…ada banyak gambar mi. Bagus-bagus. Buat kakak?” saat itu ummi jawab, “Iya, buat kakak. Tapi nanti ya, waktu kakak buat jadwal.”

Menunggu momen yang pas?

Iya, ummi menunggu momen itu. Momen dimana kakak paham urut-urutan aktivitas yang perlu dia lakukan sebelum melakukan sebuah hal. Dalam deal board yang diadaptasi dari firdaus ark sebenarnya sudah ada peraturan, kalau kakak ingin main bersama teman atau bersepeda, kakak wajib mandi dan makan dulu. Tapi seiring waktu, dia tidak setiap saat antusias bermain bersama teman atau bersepeda. Sehingga makan dan mandi diawali dengan penyampaian berbagai alasan.

Kemudian, beberapa waktu lalu, saat ummi memperbaiki manajemen waktu ummi, ummi mengalokasikan jam riset untuk kakak dan ummi sampaikan padanya. Di jam riset, ummi adalah fasilitator penuh kakak, kita sama-sama mengondisikan agar di jam riset kami berdua siap, adik juga tidur. Mendengar penjelasan ummi, kakak tertarik. Dari situ dia mengenal jadwal, apa saja yang perlu dia penuhi sehingga di jam riset diri dan lingkungan sudah kondusif. Inilah AHA moment, inilah momen yang pas itu. :)

Maka, beberapa waktu lalu ummi membuka gambar-gambar aktivitas itu. Memperlihatkannya pada kakak dan mendiskusikannya satu persatu. Membiarkan tangan kakak mengambil gambar yang sesuai dimasukkan dalam jadwalnya. Setelah beberapa gambar terkumpul, kakak mulai mengguntingnya. Tentu proses ini tak berjalan mulus. Ada saatnya kakak kesal karena menggunting di luar garis, ada saatnya dia protes capek, ada saatnya dia hampir menyerah dan meminta ummi saja yang menggunting untuknya, hihi. Ini pun AHA moment  untuk memberikan pengertian pada kakak. Bahwa wajar hasil gunting kakak belum sesempurna ummi, karena kakak masih berlatih otot-otot tangan, pelajar an ini kakak dapatkan dari buku cerita. Saat capek,  berhenti dan simpan dulu, kemudian keluarkan kembali setelah beberapa hari. Maka dia akan kembali antusias. Sama-sama belajar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah, dan tugas kita hanyalah berikhtiar optimal. Ya, optimal. Melakukan dan mengerahkan kemampuan terbaik yang kita miliki.

Seperti disebutkan dalam surat Al An’aam 135
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya, orang-orang yang dzalim itu tidak akan mendapat keberuntungan.

Pagi ini kami kembali menggunting. Dan kakak tetap ceria dengan percaya diri dengan hasil guntingnya. “Ummi, kakinya tergunting. Tapi ngga apa-apa yang mi, kakak kan masih latihan otot-otot tangan ya. Nanti lama-lama rapi ya, mi?” demikian celotehnya. Kami menggunting bersama untuk membuat jadwal aktivitas bergambar kakak. Tak lama kemudian, adik terbangun. Saatnya berkemas benda-benda tajam. Sesi menggunting kami akhiri dan beralih ke sesi menempel. Kami menyatukan gambar-gamabr di kertas HVS yang kami tempel memanjang. Taraaaa…..jadilah jadwal kakak. Siap tempel di dinding.

Untuk adik, sudah ummi siapkan cetakan gambar dengan perpaduan warna hitam, putih dan merah. Istilahnya, high contrast picture for baby. Sudah ditempel di dinding dan siap digapai adik, hihi. Karya kakak dan gambar adik sudah tertempel di dinding. Kakak bangga dengan jadwal harian hasil karyanya. Dengan antusias, dia ceritakan jadwal hariannya ke adik. Adik tertawa-tawa mendengar dongeng kakak. Dia juga terlatih motorik kasarnya dengan berdiri dan berjalan perlahan menyusuri dinding.

Tinggal membuat laporan dan dikirimkan ke pak kepala sekolah griya riset :D
#motorikkasar
#achiever

#kecerdasanlinguistik

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di