Skip to main content

Ada Banyak Orang yang Bisa Menyuapiku, Mi


Hari kedua ini Mica coba awali dengan sounding saat dia jelang bangun tidur pagi. Mica sampaikan padanya kalau kakak bisa makan sendiri, menyiapkan piringnya sendiri dan menghabiskan makanannya tanpa sisa. Bismillah…semoga hari ini dimudahkan. Saat sarapan, agak kaget juga saat tadi akan makan tiba-tiba kakak sampaikan kalau kakak mau mengambil nasi sendiri dari magic com. Kebiasaan yang akhir-akhir ini menghilang  karena adanya pelayanan.

Karena permintaan kakak, maka Mica turunkan magic comnya ke lantai. Kakak ambil piring di rak piring kakak, kemudian mengambil beberapa centong nasi ke piringnya. Kami pun duduk bersila di hadapan meja makan, siap untuk makan bersama

Mica : Kakak, anak yang shalihah dan mandiri, Ummi yakin kakak bisa makan sendiri. Kita sekarang makan bareng-bareng yuk…
Kakak : Tapi kakak maunya disuapi…
Mica : Kenapa? Ini lihat, ummi makan, kakak juga makan. Sama-sama menyuapkan nasi ke mulut. Yuuuuuk…
Kakak : Ngga mau, kakak maunya disuapi
Mica : Kakak, kalau kakak terbiasa disuapi terus, kalau ummi sakit, kakak ngga bisa makan dong?
Kakak : Kalau ummi sakit, kakak disuapi yangti aja…
Mica : Lhooo….kalau yangti lagi pergi jenguk mbah uyut, gimana? Kan jauh dan lama kak?
Kakak : Ya udah, kakak disuapi yangkung aja
Mica : Yangkung kan kerjanya bukan di rumah. Berangkat pagi pulangnya sore
Kakak : Ngga apa-apa, kakak makannya nunggu yangkung pulang aja. Sama om Wildan kan juga bisa.
Mica : ……………………………………………..(terdiam sejenak)

Ya, dia tidak merasa khawatir, karena ada banyak orang yang siap menyiapinya. Satu tidak bisa, masih ada beberapa orang yang lain. Maka, ini pertanda Mica perlu cari strategi lain.

Mica : Iya sih kak, selalu ada yang bisa menyuapi kakak di rumah Yangti ini karena orangnya banyak. Tapi lebih enak kan kak kalau makan bersama. Semuanya makan di meja makan ini… Seru kak. Nanti bisa dilihat, siapa yang duluan menghabiskan makanannya.

Lalu Mica ambil lauk dan sayur lalu menawarkan hal yang sama ke kakak. Mengajak kakak untuk memilih mana yang disukai. Kemudian meminta kakak melafalkan doa sebelum makan. Daaaan, mulailah Mica makan. Perlahan, kakak mulai menyentuh piring nasinya. Sembari berceloteh kecil, “Ini apa, Mi? Koq tahunya pedas ya Mi?Tapi Ummi ngga kepedesan?Kakak juga mau Mi, kalau kepedesan kakak minum ya.”

Geli melihatnya makan. Tahu terus saja digigitnya dengan mimik menahan pedas. Setelah beberapa suap, kakak bilang kakak kenyang. Nasi masih belum habis, lauk juga masih ada, tapi kakak bilang sudah kenyang. Mica menahan diri untuk melajutkan proses makan kakak dengan menyuapinya. Meski seandainya Mica menyuapi, kemungkinan besar kakak masih mau makan kembali. Tapi Mica berusaha konsisten memandu kemandirian makan kakak. Di awal Mica sampaikan tidak akan menyuapinya, maka Mica bulatkan tekad untuk tidak melakukannya selama proses. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan ini.

#griyariset
#hari2
#tantangan10hari
#kemandiriananak
#bundasayang
#institutibuprofesional


Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di