Skip to main content

Mari Kita Buktikan Intuisimu, Nak



Di rumah yangti, kakak terbiasa mengikuti pengajian majlis ta’lim yang tempatnya tepat di depan rumah. Untuk menuju kesana kami cukup menyeberang saja. Dan untuk melihat pengajian berjalan sesuai jadwal atau libur, cukup melihat tanda pintu samping terbuka atau tidak. 

Sore tadi, tidak ada jadwal pengajian disana, tapi ada rapat bulanan untuk pengurus majlis ta’lim. Sepulang sholat jamaah Ashar, kakak melihat ada beberapa motor berjejer parkir di depan rumah depan. Usai melipat mukena, Mica mengajaknya mandi.

Mica : Kak, mandi yuk…mumpung adik masih tidur.
Kakak : Ayo Mi, kakak mau mandi, terus mengaji di rumah depan
Mica : Ada pengajian gitu di rumah depan?
Kakak : Ada, kakak sudah lihat.
Mica : Biasanya kalau ada pengajian, yangti kan selalu ikut. Nah, kita tanya yangti ya, benar atau ngga.
Kakak : (ke yangti) Yangti, di rumah depan ada pengajian ya?
Yangti : Oh, ngga. Di rumah depan itu sedang ada rapat ibu-ibu. Nih buktinya yangti ngga ikut. Kalau pengajian kan yangti ikut.
Kakak : Ada yangti, ada ummi… Pintunya dibuka koq Mi. Tuh, ayo lihat. Benar kan?
Mica : Oh, iya, pintunya terbuka. Di aula itu bisa ada bermacam-macam acara kak. Bisa pengajian, bisa rapat, bisa ada pertemuan. Nanti kita tanya ya, ada pengajian atau ngga.
Kakak : iya Mi, tapi beneran ada.

(Lalu bergegas mandi. Seusai mandi, kakak memakai baju dengan rapi, membawa tas yang sudah diisi susu UHT, serta membawa boneka dalam gendongan)

Mica : Kakak, sudah siap?
Kakak : Sudah, ayo berangkat Mi.

Ummi menggaruk kepala yang tidak gatal. Emm…sebenarnya di rumah depan tidak ada pengajian. Tapiii…ummi tidak ingin mengabaikan rasa penasaranmu, Nak. Biarlah ummi pikir bagaimana caranya supaya engkau paham tanpa masuk ke ruang tempat rapat.

Kami pun berangkat. Ummi, kakak dan adik, lengkap dengan bawaan masing-masing. Ummi menggendong adik dan membawa tas selempang. Kakak menggendong boneka dengan gendongan dan tas ransel di punggung.
Begitu memasuki pagar rumah depan, alhamdulillah beberapa ibu sedang turun tangga dan menghampiri kami.

Ibu-ibu : Kakak, mau kemana?
Mica : Iya, mau kesini. Kakak lihat pintu samping terbuka, tandanya ada pengajian di aula. Nah, sekarang tanya ke ibu, di atas ada pengajian bu?
Ibu -ibu : Ooo…kakak mau ikut pengajian? Iya, ngga ada. Di atas itu ada rapat ibu-ibu. Ini tadi ibu dapat kue. Kuenya buat kakak ya.
Kakak : (terdiam kemudian memastikan) Jadi ngga ada pengajian ya Mi?
Mica : Iya, ngga ada, Shalihah. Besok kalau ada, kita ikut ya insyaAllah.
Kakak : iya Mi (sembari mengangguk mantap)

Hal menarik yang didapatkan dalam komunikasi hari ini adalah saya merasa malu melihat semangat belajar anak-anak yang begitu besar. Tak ada rasa malas, justru antusias dan bersemangat untuk mengikuti forum belajar, sekalipun itu pengajian ibu-ibu. Ya, pengajian ibu-ibu itu kan hening dan serius menyimak ya. Bukan acara bermain khas anak-anak. Tapi ternyata mereka suka dan bersemangat mengikuti.

Perubahan yang dibuat hari ini dalam berkomunikasi adalah tidak cepat menghilangkan rasa penasaran anak. Bisa saja saat anak mengira ada pengajian, saya segera memberi jawaban bahwa tidak ada. Tidak perlu repot menjelaskan, tidak perlu bersiap diri memakai pakaian lengkap untuk keluar rumah, tidak perlu mempersiapkan tas dan menggendong adik. 

Tapi saya sadar, jika saya melakukannya, maka saya akan memangkas intellectual curiositynya, tidak mengindahkan intuisi anak dan menghilangkan kepercayaan dirinya. Maka, dengan saya sedikit bersabar untuk memfasilitasinya, kakak bisa belajar :
  • Cara membuktikan intuisi diri. Harapannya, dengan ini dia akan bisa menilai sesuatu dengan objektif, mengedepankan logika dan nalar. Tidak mengikuti intuisi pribadi yang tanpa disertai pembuktian.
  • Menerima pendapat orang lain. Dalam kejadian tadi, terbukti bahwa pendapat orang lain adalah benar. Harapannya, dengan kejadian tadi kakak dapat mengolah pikiran dan memahami pentingnya mendengarkan pendapat orang lain untuk memperkaya pandangan. Terkait siapa yang lebih tepat, itu bisa dibuktikan bersama-sama.

#hari10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Praktik Cooking Class : Bubur Sumsum Lembut

Apa yang pertama kali terbayang saat melihat bubur sumsum? Jika pertanyaan itu menghampiri saya, saya akan menjawab “kondisi sakit”. Saat sakit, biasanya nafsu makan kita berkurang, susah menelan dan lidah terasa pahit. Tak heran jika makanan ini seringkali menjadi asupan bagi orang sakit. Teksturnya yang lembut dan cita rasa optimal selagi hangat tentu memudahkan pemenuhan kebutuhan energi saat kondisi tubuh kurang prima. Saat sehatpun, mengonsumsi bubur ini terasa nikmat, apalagi jika di luar sedang diguyur hujan dan cuaca dingin menyelimuti. Dikutip dari Wikipedia , bubur sumsum adalah sejenis makanan berupa bubur berwarna putih yang dilengkapi dengan kuah air gula merah. Mengapa dinamakan bubur sumsum? Katanya, dinamakan demikian karena penampakannya yang putih menyerupai warna bagian luar sumsum tulang. Bahan utama bubur ini adalah tepung beras.  Tentu tepung beras dengan kualitas baik. Bagaimana kriterianya? Tentu mengikuti SNI, berikut informasi detilnya : N

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m