Skip to main content

Cancel Cancel Go Away

Hijrah ke lingkungan yang berbeda tentu membuat diri menyesuaikan diri. Terbiasa berada di lingkungan kondusif untuk belajar dan berdiskusi, membuat Ummica merasa kehilangan saat di lingkungan baru belum ada forum belajar serupa.

Saat bertemu dengan orang-orang yang menanyakan aktivitas, saat Ummi menjawab, “mendidik anak dan menulis.”, tanggapannya adalah “oh, berarti di rumah saja ya.”. Mica pun meringis.

Sempat terbawa arus perasaan menjadi sedih dan merasa powerless. Tapi alarm diri berbunyi, Mica merasa itu tidak tepat. Anggap saja Mica sedang bertemu Mr. Loose Loose. Yang harus dihadapi dengan jurus cancel-cancel go away.  Kalimat-kalimat negatif yang diterima, diubah menjadi energi untuk bersiap melompat lebih tinggi. Karena pikiran mempengaruhi segalanya. Mica pun menguatkan tekad untuk semakin bersungguh-sungguh menjalankan Pendidikan Keluarga (Home Education) untuk kakak dan adik.

Maka, Mica putuskan untuk fokus dan terus bergerak. Beberapa bulan lalu Mica mencoba menginisiasi komunitas ibu pembelajar, mengajak teman-teman sekolah dan tetangga, dan alhamdulillah pertemuan diskusi bisa berjalan tiap bulan. Mengikuti lomba dongeng berkolaborasi dengan kakak untuk memfasilitasi potensi ambassador-nya, dan mengisi kegiatan anak  suatu yayasan.

Hingga siang tadi, saat mengobrol dengan seorang ibu muda dalam suatu kegiatan, beliau bertanya, “Mica dulu sebelum disini aktivitasnya mengajar ya?”. Saya menjawab mantap, “Iya, mengajar kakak, dan menulis.”

Entah mengapa, saat itu Mica merasa ada angin sepoi-sepoi yang menyejukkan hati. Mica artikan pertanyaan itu sebagai bentuk apresiasi lingkungan. Dan semakin meyakinkan diri, membersamai pendidikan keluarga dengan penuh kesungguhan dan totalitas, akan mengantarkan rezeki yang tak disangka dariNya

#hari9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif

#kuliahbunsayiip

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Praktik Cooking Class : Bubur Sumsum Lembut

Apa yang pertama kali terbayang saat melihat bubur sumsum? Jika pertanyaan itu menghampiri saya, saya akan menjawab “kondisi sakit”. Saat sakit, biasanya nafsu makan kita berkurang, susah menelan dan lidah terasa pahit. Tak heran jika makanan ini seringkali menjadi asupan bagi orang sakit. Teksturnya yang lembut dan cita rasa optimal selagi hangat tentu memudahkan pemenuhan kebutuhan energi saat kondisi tubuh kurang prima. Saat sehatpun, mengonsumsi bubur ini terasa nikmat, apalagi jika di luar sedang diguyur hujan dan cuaca dingin menyelimuti. Dikutip dari Wikipedia , bubur sumsum adalah sejenis makanan berupa bubur berwarna putih yang dilengkapi dengan kuah air gula merah. Mengapa dinamakan bubur sumsum? Katanya, dinamakan demikian karena penampakannya yang putih menyerupai warna bagian luar sumsum tulang. Bahan utama bubur ini adalah tepung beras.  Tentu tepung beras dengan kualitas baik. Bagaimana kriterianya? Tentu mengikuti SNI, berikut informasi detilnya : N

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m