Skip to main content

Membuat Checklist Kontrol Kalimat

Hari ini di kelas Bunda Sayang ada semacam camilan pagi, tentang 12 Gaya Populer Penghambat Komunikasi. Saat membaca contoh-contohnya, Jlebb… rasa-rasanya masih banyak yang  sering saya lontarkan pada kakak. Baiklah, ketimbang hanya merasa-rasa saja, lebih baik membuat checklist kontrol kalimat untuk 10 hari ke depan J



Dan setelah ada checklist ini apa lantas saya berubah menjadi ibu peri yang tak pernah melontarkan kalimat negatif? Tentu tidak, hehe. Bahkan hari ini saya malah menjadi menyadari bahwa betapa kalimat negatif itu masih terlontar refleks saat melihat perilaku anak. Misalnya,
Sepulang dari masjid, kebiasaan kakak adalah melipat mukena dan sajadah, kemudian meletakkan di rak. Setiap barang ada tempatnya, itu sudah menjadi aturan di keluarga kami.Saat siang tadi saya melihat mukena tercecer di lantai, saya bilang, “Kakak, ini kenapa mukena ada disini? Kalau besok masih ditaruh sembarangan, Ummi buang ke tempat sampah ya…”
Apa yang selanjutnya terjadi?
Kakak segera berlari menghampiri, berucap, “Ngga Miiii…” sembari melipat mukena dan membawanya ke rak.
Tidak ada intonasi tinggi saat saya menyampaikannya. Intonasi rendah dan ekspresi datar. Tapi hari ini alarm diri saya mengingatkan kalau kalimat saya tersebut bernada ancaman. Yang mana bisa diganti dengan kalimat ajakan, “Kakak, kenapa mukenanya disini? Segala sesuatu ada tempatnya dan tempat mukena kakak adalah di….” Saya membiarkan dia menjawab dan melakukannya.

Ya, checklist ini akan menjadi kontrol saya untuk mengidentifikasi kalimat-kalimat yang kurang produktif dan mencari alternatif kalimat penggantinya.

#hari4
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif

#kuliahbunsayiip

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di