Skip to main content

Mini Project : Bermain di Kolam Renang

Saat mudik lebaran ke rumah Yangti Yangkung, MeGi memang membawa baju renang muslim. Bukan beli di toko, tapi hasil karya handmade ibu tetangga. Ibu tetangga hobi dan ahli menjahit, beliau membuat baju-baju renang untuk anak mulai usia 3-4 tahun. Saat MeGi ditawari, MeGi memilih baju renang muslimah lengkap dengan jilbabnya. Karena ukuran paling kecil yang ada masih terlalu panjang buatnya, dengan senang hati ibu tetangga mengecilkan ukurannya hingga pas dikenakan MeGi. Dan dibawalah baju renang itu selama mudik, cukup seharga lima puluh ribu rupiah. Jauh lebih murah dibandingkan harga baju renang anak yang ada di pasaran.
Tak jauh dari rumah Yangti, ada kolam renang desa yang sudah buka di beberapa hari setelah lebaran. MeGi yang waktu itu Micha ajak masuk untuk melihat kolam renang anak, langsung saja meminta untuk berenang. Karena niat awal kami berdua hanya jalan-jalan, kami berjalan kaki dan tidak membawa pakaian ganti untuk MeGi, maka kami berdua memutuskan pulang. Mengambil baju renang sekaligus mengajak Abiya untuk bermain bersama di kolam renang.
Jam menunjukkan pukul 10.30 WIB saat kami bertiga tiba di kolam renang. Cukup membayar tujuh ribu rupiah per orang yang berenang. MeGi dan Abiya dihitung sepuluh ribu rupiah saja.  Kolam renang dengan air dingin membuat MeGi perlu beradaptasi terlebih dahulu. Abiya menciprat-cipratkan air ke MeGi, menggendongnya di dalam air, hingga lama-lama seluruh badan mau tercekup ke air di kolam renang. Kurang lebih 1 jam MeGi bermain air di kolam renang. Usai renang, bersih diri dan mengisi asupan nutrisi dengan perbekalan yang dibawa.

#griyariset
#ODOPfor99days

#day32

Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di