Skip to main content

Tantangan 30 Hari Day 19 : Membaca Buku Anak berjudul “Die Muellabfuhr”


Hari ini saya membaca buku anak tanpa anak-anak. Siang hari ini saya tidur siang di saat suami dan anak-anak beberes rumah, saat saya bangun rumah sudah dalam keadaan rapi dan anak-anak bersiap menonton film sebagai bentuk apresiasi suami pada mereka. Karenanya, mereka memilih menonton film saat saya mengajak membacakan buku. Tak apa, momennya memang sedang tidak pas. Jadilah saya membaca buku sendirian hari ini.
Buku anak yang saya ambil berjudul “Die Muellabfuhr”. Selain untuk memahami bahasa Jerman, juga untuk menambah referensi bahan tulisan yang sedang saya kerjakan mengenai pengelolaan sampah di kota Wina.
Apa isi buku ini?  
Buku ini ditujukan untuk anak usia 2 s.d. 4 tahun. Jika dibandingkan dengan buku-buku anak yang sebelum-sebelumnya, yang ditujukan untuk anak usia 4 s.d. 7 tahun, memang bahasa yang digunakan lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti.

Buku ini menceritakan bagaimana seorang Muellarbeiter (petugas pengangkut sampah) menjalani hari mereka. Datang pagi hari dan mengenakan seragam yang menjadi ciri khas mereka, kemudian beraksi mengelilingi kota untuk mengosongkan tempat sampah-tempat sampah penduduk. Dijelaskan pula aneka rupa kendaraan penjaga kebersihan kota. Juga kemana sampah-sampah dari rumah-rumah penduduk itu bermuara. Sekalipun setiap sampah bisa dikelola, baik didaur ulang maupun dikonversi menjadi energi, namun proses pengelolaannya tentu membutuhkan energi yang tak sedikit. Sehingga akan sangat baik jika setiap manusia bisa mengurangi sampah dari rumah masing-masing.

Grammatik yang teramati di bacaan kali ini adalah bentuk Passiv seperti :
Wenn die Tonnen voll sind, muessen sie geleert werden.
Penggunaan dafuer sebagai berikut :
Die festen Handschuhe sorgen dafuer, dass die Muellmaenner sich nicht verletzen.
Juga infinitiv mit –zu :
Deshalb ist es wichtig die unterschiedlichen Abfaelle zu trennen und sie wieder zu verwenden.


Di hari ke-19 ini saya merasakan kebiasaan baik yang diupayakan akan membangun kesadaran belajar diri dan mengingat strong why kita menjalankan proyek ini.Tak dipungkiri di awal muncul rasa malas, namun lambat laun rasa malas itu pun semakin berkurang. Suatu hal yang terlihat sederhana, ternyata menjadi tak lagi terasa sederhana jika kita ingin menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan baru. Banyak alasan untuk menghindar dan melewatkannya, sesederhana apapun hal tersebut. Misalnya, saat ada deadline tugas lain, saya merasa tak ada celah waktu untuk mengerjakan tantangan 30 hari. Maka saatnya berkontemplasi : Bukankah proyek tantangan ini sengaja berupa membacakan buku yang mana termasuk dalam proses home education  yang lebih mendesak daripada pengerjaan tugas produktivitas? Bukan sekadar tantangan.Maka, kesalahan ada pada manajemen diri dan waktu yang kurang optimal. Solusinya bukan skip tugas tapi perbaikan manajemen diri. Maka jika sudah Allah sampaikan di titik ini, terus melaju lillahi ta’ala. Sekaligus sebagai momen menempa diri menyambut Ramadan. InsyaAllah.


Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di