Skip to main content

Tantangan 30 Hari Day 27 : Membacakan Buku Anak berjudul “Papperlapapp zum Thema Familie”


Setelah buku-buku yang kami pinjam dari perpustakaan nyaris habis kami baca, kami beranjak ke buku Papperlapapp. Buku Papperlapapp ini ada merupakan sebuah buku seri yang mana memuat satu tema spesifik dalam setiap serinya. Setiap tahun terbit empat seri buku. Untuk mengetahui seri apa saja yang sudah ada, bisa dicek di websitenya. https://www.papperlapapp.co.at/hefte/
Buku berseri ini tersedia di perpustakaan. Saya pernah meminjam dua seri diantaranya dari perpustakaan anak di distrik lima belas. Buku ini juga dibagikan gratis di Kindergarten si sulung (entah di semua Kindergarten baik negeri maupun swasta atau tidak) untuk anak-anak yang sudah berada di tahun terakhir di Kindergarten. Selama tahun ajaran ini, sulung mendapatkan tiga buku dengan seri berbeda.

Seri yang kami pilih untuk dibaca bersama hari ini adalah tentang keluarga. Ceritanya lucu euy, melibatkan aspek emosi, ada konfliknya juga. Hihihi. Jadi tokoh utamanya memang anak seusia pembaca, sekitar 5-6 tahun. Apa yang biasanya kita rasakan saat pertemuan keluarga? Buku ini menceritakan tentang Klara, seorang anak kecil yang mengikuti pertemuan keluarga dalam rangka ulangtahun sang kakek dan bertemu dengan keluarga besar dari sang ibu. Klara bertemu dengan tante, om dan para sepupu dan dia mendapatkan tiga pertanyaan serupa dari orang yang berbeda. Bukankah kita pun sering mengalaminya dalam pertemuan keluarga? :D
Kemudian Klara dikejutkan oleh Nina, sepupu yang dekat dengannya, Nina menutup mata Klara dari belakang dan meminta Klara menebak siapa gerangan yang melakukannya. Mereka pun bermain bersama. Tak lama, tante Marlen membawa balon, pulpen dan kartu dan mengajak anak-anak menuliskan harapan untuk sang kakek di kartu-kartu dan mengikatkannya ke balon. Lalu mereka menerbangkan balon bersama-sama. semua keluarga berkumpul dan menerbangkan banyak balon berwarna merah bersama-sama.
Setelah acara selesai, Klara pulang bersama sang ibu. Di kereta, sang ibu memberitahunya bahwa teman ibu membutuhkan bantuan berupa menitipkan anaknya selama beberapa hari di rumah mereka karena dia harus menjalani operasi. Klara awalnya menolak, karena merasa tidak cocok dengan anak tersebut. Namun sang ibu bercerita bahwa temannya tersebut tidak memiliki keluarga lagi. Dan sang ibu, menjelaskan pada Klara bahwa seorang teman juga bisa menjadi keluarga. Yang bisa dekat dan saling menolong saat dibutuhkan.
Cerita kedua seputar seorang anak laki-laki bernama Niko yang kesal pada ibu dan kakak perempuannya. Sangking kesalnya, dia berencana untuk pergi ke Amerika, menyusul ayahnya di sana. Siapa yang di masa kecilnya juga pernah marah pada keluarga lalu berpikir untuk pergi dari rumah? Hahahaha, saya pernah bilang hal tersebut saat kecil dan saya masih mengingatnya. Mungkin orang tua saya kala itu menahan tawa ya. Uniknya, sang ibu membiarkan anaknya melakukan rencana tersebut. Setelah mengajukan banyak pertanyaan pada  Niko, sang ibu menyiapkan dua koper besar dan mengisinya dengan barang-barang perlengkapan yang dibutuhkan Niko. Niko sempat merasa sedih karena akan pergi dari rumah. Saat dilihatnya sang kakak justru tersenyum dan biasa saja, dia kesal. Ah, bukankah kita di masa kecil juga seperti itu? Merajuk untuk mendapat perhatian dan saat dicuekin, merasa kesal. Ini nyambung banget dengan konflik dalam keseharian. Setelah barang-barang siap, sang kakak berkata,”Silakan pergi ke Amerika.” Sembari memperlihatkan sesuatu. Ternyata sang kakak membuat tenda, lalu menuliskan „Amerika“ di atas pintu tenda. Setiap marah dan ingin menjauh dari kaka dan ibunya, Niko bisa masuk ke sana dan berdiam diri di sana. Mereka pun tertawa riang bersama.

Buku ini menyenangkan. Setelah dua cerita dibacakan, juga ada beberapa aktivitas yang bisa dikerjakan bersama, seperti membuat prakarya dan menggambar. Badge Excellent insyaAllah terpenuhi untuk didapatkan hari ini, karena buku ini terbaca tanpa distraksi, hingga tuntas dan cukup memfasilitasi rasa ingin tahu anak, terutama si sulung. Tantangan 30 hari ini banyak memberikan manfaat bagi saya secara pribadi. Karena selain menambah banyak kosakata baru dan lebih teliti lagi dalam memahami sebuah kalimat, saya juga menjadi terpapar oleh beragam jenis buku anak. Syukur alhamdulillah ada cukup banyak buku perpustakaan yang kami pinjam sebelum perpustakaan tutup sementara sehingga kami memiliki cukup amunisi untuk menjalankan tantangan ini. Semangat menjelang tiga hari terakhir! Semoga Allah tuntun senantiasa. 


Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di