Skip to main content

Tantangan 30 Hari Day 16 : Membacakan Buku Anak berjudul “Was die Sonne alles kann”



Hari ini sebenarnya hampir saja saya skip mengerjakan tantangan, karena tantangan belum juga saya kerjakan hingga dua jam menjelang batas waktu pengumpulan tantangan. Siang hari ini saya ada agenda ke luar rumah. Saya perlu mengantar sampel urine anak ke dokter anak dan menantikan hasilnya, berlanjut membeli obat di Apotek dan membeli kebutuhan pangan. Sesampainya di rumah, kami makan siang , sholat dan membuat kue bersama. Usai membuat kue, saya mimisan. Cukup banyak darah yang keluar. Kepala juga terasa pusing. Hingga kemudian suami memerintahkan untuk tidur siang. Saya pun menurut. Setelah tidur siang, alhamdulillah kondisi sudah membaik.
Keluar dari kamar, saya melihat si sulung sedang membaca buku-buku kecil. Saya menjadi termotivasi untuk mengerjakan tantangan 30 hari. Bukankah buku-buku kecil itu cukup sederhana dan realistis untuk dituntaskan dibaca bersama di waktu yang sempit ini? Bukankah indikator kesuksesan mendasar dari pengerjaan tantangan ini adalah terbentuknya kebiasaan baik baru, yang kuncinya adalah memegang komitmen dan konsistensi? Masih ada waktu, ayo kerjakan! Pertanyaan demi pertanyaan untuk diri sendiri bermunculan di pikiran saya. Hingga kemudian saya memutuskan untuk mengerjakan tantangan ini dengan berfokus pada „memanfaatkan kesempatan yang masih tersedia“ tanpa banyak berpikir „tapi-nya“.

Dan sesi membacakan buku ini berlangsung selama sepuluh menit. Membacakan buku berjudul „Was die Sonne alles kann“ yang menceritakan tentang pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber energi yang memenuhi kebutuhan listrik manusia. Penjelasan cara kerja panel surya diceritakan dengan jelas dan sederhana di buku ini. Tokoh di dalam cerita yang seumuran dengan si sulung, membantu memudahkan anak-anak memahami isi buku ini. Alhamdulillah, Allah mudahkan untuk mengerjakan tantangan hari ini.


Comments

Popular posts from this blog

Praktik Cooking Class : Bubur Sumsum Lembut

Apa yang pertama kali terbayang saat melihat bubur sumsum? Jika pertanyaan itu menghampiri saya, saya akan menjawab “kondisi sakit”. Saat sakit, biasanya nafsu makan kita berkurang, susah menelan dan lidah terasa pahit. Tak heran jika makanan ini seringkali menjadi asupan bagi orang sakit. Teksturnya yang lembut dan cita rasa optimal selagi hangat tentu memudahkan pemenuhan kebutuhan energi saat kondisi tubuh kurang prima. Saat sehatpun, mengonsumsi bubur ini terasa nikmat, apalagi jika di luar sedang diguyur hujan dan cuaca dingin menyelimuti. Dikutip dari Wikipedia , bubur sumsum adalah sejenis makanan berupa bubur berwarna putih yang dilengkapi dengan kuah air gula merah. Mengapa dinamakan bubur sumsum? Katanya, dinamakan demikian karena penampakannya yang putih menyerupai warna bagian luar sumsum tulang. Bahan utama bubur ini adalah tepung beras.  Tentu tepung beras dengan kualitas baik. Bagaimana kriterianya? Tentu mengikuti SNI, berikut informasi detilnya : N

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m